Di sarankan membaca novel pertama nya dulu yang berjudul "Terpaksa Menikah dengan Pembantu" biar lebih nyambung dan tau jalan cerita nya 🥳
.
.
Sejak Dimas menolongnya waktu ia hampir dilecehkan oleh preman, Chaca langsung jatuh cinta pada pandangan pertama padanya.
Ditambah waktu ia tahu bahwa Dimas adalah kakak ipar dari sahabatnya dan ayah dari seorang pangeran kecil yang sangat menggemaskan bagi Chaca.
Chaca Aninditha yang memang sedari kecil tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu merasa iba dan sedih kala mengetahui Aiden anak dari Dimas juga memiliki nasib hampir sepertinya. Dan itu semakin menjadikan kan motivasi untuk terus membuat agar Dimas mencintainya.
Yuk ikuti kisah Chaca untuk mengejar cinta Om Duda...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy_Ar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menjenguk Jenar
Hari berganti hari dengan begitu cepat. Kini Chaca, Hanna dan Nayla tengah berjalan dengan tergesa gesa menyusuri koridor rumah sakit untuk melihat keadaan Jenar.
Sudah semingguan ini Jenar koma setelah melahirkan, dan setiap dua hari sekali ketiga sahabat itu selalu menjenguk Jenar disaat usai kelas mereka.
Ceklek!
Tanpa mengetuk pintu terlebih dulu, Chaca tiba tiba membuka pintu kamar rawat Jenar. Karena biasanya yang menunggu di jam seperti ini Tamara atau kadang Lira karena Arya akan istirahat untuk berganti berjaga nanti malam.
Namun dugaan Chaca salah, karena rupanya didalam ruangan itu tengah ramai orang termasuk Fahmi.
"Oops, maaf ganggu, kami akan pergi ..." ujar Chaca tidak enak.
"Oh, tidak nak. Kami akan segera pulang kok, kalian bisa gantian masuk kemari." Ucap Bagas tersenyum.
Chaca, Hanna dan Nayla pun segera memasuki ruangan Jenar, bergantian dengan Arya dan kedua mertuanya keluar untuk menemui baby twin J.
"Je, kapan kamu bangun ... kami kangen sama kamu Je." ucap Hanna yang sudah tidak dapat membendung air matanya.
"Iya Je. Kapan kamu bangun biar kita bisa berkumpul lagi kaya dulu." Sambung Nayla yang juga sudah terisak.
"Gue yakin lo cewek yang kuat Je, eh ralat bukan cewek tapi Mother yang sangat kuat dan tangguh. So gue yakin lo bakal cepet bangun. Semangat Je, ada twin J dan mas Arya lo yang selalu nungguin lo, begitupun kita semua yang disini selalu nungguin lo bangun." Kata Chaca mencoba kuat dan tegar, namun nyatanya air mata itu tak urung sanggup ia bendung.
Ceklek!
Pintu ruangan Jenar kembali terbuka, dan terlihat Arlan juga Dimas yang datang untuk memberikan beberapa berkas kepada Arya.
"Sayang, dimana bos Arya?" Tanya Arlan yang langsung menghampiri Hanna dan mencium keningnya dengan lembut.
"Astaga! kalian berdua bener bener gak ada akhlak yah!" Ucap Chaca dengan kesal dan cemberut. "Je, bangun dong, lo lihat itu temen lo sama asisten laki lo bener bener gak ada akhlak! Masak mereka ciuman bermesraan di depan jones kaya gue dan Nayla."
"Iri, bilang boss." Ucap Hanna terkekeh dan matanya melirik ke arah Dimas yang diam diam juga melirik kearah Chaca.
"Cihh, sorry ya ..." kata Chaca. "Eh gue nyusul kak Fahmi aja deh dari pada jadi obat nyamuk disini." Ucap Chaca sengaja menyebut nama Fahmi.
"Kalau kamu pergi, aku jadi obat nyamuk sendiri dong Cha." Kata Nayla cemberut.
"Gapapa. Lo temenin Jenar sebentar, lagian juga bentaran lagi bos Arya sama orang tua kak Fahmi bakalan dateng." Kata Chaca lalu meraih tas nya dan segera pergi meninggalkan ruangan Jenar.
"Lah, mau kemana bang?" Tanya Arlan yang melihat Dimas juga ikut beranjak dari duduknya.
"Toilet." Jawab Dimas dingin lalu segera keluar.
"Lah, perasaan di sini juga ada toilet deh. Kenapa pakai keluar segala yah?" Tanya Nayla bingung.
"A' sepertinya rencana kita sudah mulai terbuka sedikit deh." Kata Hanna menatap Arlan dengan senyum manisnya dan di sambut senyum manis Arlan pula.
"Mau kemana kamu!" Ucap Dimas yang sudah berhasil mencekal tangan Chaca.
"Dih apaan sih lepas ah." Kata Chaca kesal dan menghempaskan tangan Dimas.
"Mau kemana?" Tanya Dimas sekali lagi.
"Om kayaknya kuping nya mesti korek deh atau bawa dokter THT kalau perlu. Disini ada kan ya dokter THT biar kuping om berfungsi dengan baik." Ucap Chaca cemberut.
"Jangan menguji kesabaran ku Cha!" Seru Dimas mendorong tubuh Chaca hingga mepet ke tembok. Untung lantai kamar Jenar lantai khusus dan sangat jarang orang berlalu lalang disini.
"Om aja nguji kesabaran cinta Chaca. Chaca woles aja tuh." Kata Chaca berusaha sesantai mungkin.
"Aku sudah bilang jangan pernah dekat dengan laki laki lain apalagi itu Fahmi." Tekan Dimas dengan tajam.
"Lah urusan sama om apaan?" Tanya Chaca.
"Apa perlu aku mengulangi perkataan dan perlakuan ku waktu di toilet itu kembali untu mengingatkan mu hem." Ucap Dimas menyentuh dagu Chaca.
"Enggak!" Jawab Chaca dengan cepat.
"Maka dari itu berhenti menemui pria lain." Kata Dimas lalu hendak pergi meninggalkan Chaca.
"Kenapa om seenaknya aja sih perlakuin Chaca kaya gini hah!" Pekik Chaca sedih membuat Dimas memberhentikan langkah nya dan kembali menoleh ke belakang melihat Chaca yang sudah berjongkok di lantai dan menutup wajahnya dengan lutut.
.
.
Eh rupanya masih ada salinan deh hehehe tapi kayaknya ini yang terakhir deh 🙊