Aku Dan Teman Kamarku

'Swuuusshhh'

Suara shower yang ada di kamar mandinya dapat terdengar dengan samar-samar.

Secara perlahan Ana nampak membasuh sekujur tubuhnya. Mulai dari lehernya yang putih mulus itu, lalu melalui dada dan perutnya hingga sampai ujung kakinya.

Busa sabun kini terlihat menutupi hampir seluruh tubuhnya yang indah itu. Sebelum akhirnya seluruh busa itu terguyur dengan siraman air shower yang menyegarkan itu.

Setelah selesai membersihkan badannya, Ana langsung mengambil handuk yang ia letakkan di pojok kamar mandi itu. Mengikat rambut maroon gelapnya yang lurus itu dengan handuk kecil, lalu mengenakan handuk putih yang besar layaknya gaun. Sebelum akhirnya melemparkan badannya di atas ranjangnya.

'Ding..... Ding...... '

Rama : "Aku sudah menaiki tangga. Sayang sudah selesai mandi belum?"

Sambil tersenyum lebar di wajahnya Ana membaca pesan dari Rama di layar ponselnya. Ia berniat memberikan kejutan kepada Rama dengan penampilannya saat ini, yang hanya masih mengenakan handuk saja sebagai penutup tubuhnya yang indah itu.

"Rama pasti seneng kan, kalau nanti dia liat aku hanya mengenakan handuk saja. Hihi..... " gumamnya sambil tertawa kecil di bibirnya.

Sebelum akhirnya Ana membalas pesan dari Rama itu.

Ana : "Udah.Tapi nanti kamu jangan kaget ya liatnya?Pesan yang disertai dengan emoji lidah menjulur."

Tak lama kemudian.......

'Dok!! Dok!! Dok!!'

"Bentar." teriak Ana sambil berlari ke arah pintu. Dan masih mengenakan handuk saja sebagai penutup seluruh tubuhnya yang indah itu, karena ingin mengejutkan dan membahagiakan pacarnya.

'Ckleeeek.... Ckleeeee.... '

Setelah Ana membuka pintu, sosok Rama terlihat berada di depan pintu sambil memamerkan dua porsi nasi goreng cumi yang di bungkus dengan kertas minyak di dalam plastik kresek putih bening beserta dua cup es teh manis itu.

"Atas nama Kak Ana?" Rama berpura-pura layaknya kurir makanan yang sedang mengantarkan paketnya.

"Iya mas. Silahkan masuk dulu." balas Ana sambil memberikan pose yang sangat menantang yang membuat Adik Rama langsung terbangun dari tidur panjangnya setelah melihatnya.

Karena merasa sudah tak tahan ketika melihat Ana, Rama nampak langsung meraba pantat Ana dengan cukup keras. Dan secara perlahan jari jemari Rama langsung berdansa, mulai memasukkannya di bawah handuk Ana.

"Ah.. Aha.... Geli sayang! Makan dulu aja ya!!" ucap Ana setelah memberikan sedikit desahan saat tangan Rama berdansa di antara kedua pahanya.

"oke, sayang." balas Rama sambil mencium bibir Ana.

Keduanya kemudian menikmati makanan itu dengan lahap. Sebelum Akhirnya Rama meminjam kamar mandi Ana untuk membasuh badannya beserta mengirimkan pesan kepada teman-temannya itu.

"Gua udah di kamar kos Ana. Nanti kalau sudah agak malam kalian langsung ke sini aja, gua nggak kunci pintunya.Gua share lock." Rama nampak mengirimkan alamat lokasi kamar kos Ana kepada ketiga temannya.

Selesainya Rama membersihkan badannya....

'Sruuuuugghhh..... '

Rama langsung lompat ke atas ranjang Ana, menimpa tubuh Ana yang saat ini masih hanya mengenakan handuk itu.

Secara perlahan Rama mulai membuka ikatan handuk di tubuh Ana itu dengan tangan kirinya.

Dan setelah handuk itu terbuka... Nampak seluruh bagian tubuh Ana dapat terlihat jelas dengan indahnya. Mulai dari dadanya hingga pahanya yang putih mulus itu, tanpa ada satupun yang menghalangi keindahannya itu.

"Kamu memang beneran cantik banget, An."ucap Rama yang terlihat sambil memainkan dadanya.

" Kamu juga cakep kok sayang, berotot juga."balas Ana yang juga terlihat meraba sekujur tubuh Rama yang sedikit atletis itu.

"Pengamannya masih ada?" tanya Rama singkat.

Ana nampak mengulurkan tangannya me sebuah meja kecil di samping ranjangnya. Mengambil sebuah kotak kardus kecil yang berisi beberapa pengaman di dalamnya.

"Cuma sisa empat aja nih!! Cukup?" tanya Ana.

"Cukup kok." balas Rama, dengan segera langsung mengenakannya pada adiknya itu.

Keduanya kemudian sekali lagi langsung berhubungan, sama seperti hari-hari yang lalu. Dan entah kenapa Rama bersikap benar-benar ramah dan lembut hari ini. Berusaha sebaik mungkin untuk memuaskan Ana.

Tak seperti hari-hari sebelumnya dimana Rama biasanya hanya fokus untuk memuaskan dirinya sendiri.

"Aaaah.... Enak sayang!! Gitu terus, please...... aaaah.. "desah Ana yang sangat menikmati kenikmatan dunia ini.

"Gini ya?"balas Rama dengan sedikit mengangkat pinggang Ana.

Rama terus menggerakkan badannya maju mundur, berusaha keras untuk memuaskan Ana.

Akhirnya setelah keduanya melakukan hubungan yang intens selama 2 jam lebih dan telah menghabiskan 3 pengaman, Rama langsung berbaring di atas tubuh Ana karena merasa puas dan lelah.

Keduanya berbaring dengan nafas yang masih terengah-engah. Tentu saja keduanya sangat merasa lelah setelah berhubungan lebih dari dua jam itu dan segala gaya telah mereka coba dalam hubungan kali ini.

Namun setidaknya, untuk pertama kalinya Ana merasa benar-benar terpuaskan oleh permainan Rama sepenuhnya. Ana sangat merasakan kenikmatan yang berbeda kali ini.

"Makasih ya sayang. Enak banget tadi."ucap Ana yang nampak masih cukup kelelahan itu.

"Sama-sama sayang." balas Rama singkat.

"Tapi kok tumben kamu mainnya bagus dan enak banget gitu."Kenapa? Eh.....? Ucap Ana yang seakan tidak percaya dengan permainan Rama barusan.

"Memangnya, biasanya nggak enak kah?"balas Rama sambil tertawa ringan di wajahnya terlihat menyimpan sesuatu tanpa di sadari Ana.

" Ya enggak gitu..... Tapi ini kayaknya spesial banget."balas Ana yang merasa terpuaskan tak menyadari niat buruk Rama.

Meskipun Ana terlihat begitu bahagia dan senang dengan situasi ini dimana ia sangat terpuaskan atas permainan Rama itu, di sisi lain Rama nampak sedikit memasang wajah yang kaku.Dengan kedua matanya yang nampak terpaku pada ponselnya sedari tadi. Sesaat setelah mereka bermain, berhubungan selama dua jam lebih itu.

Rama nampak sudah memberikan isyarat kepada ketiga teman-temannya tadi untuk segera ke kamar kos Ana. Karena sekarang Rama sudah benar-benar puas memakai Ana untuk memuaskan dirinya. Bisa di bilang mungkin ini untuk yang terakhir kalinya Ana dan Rama berhubungan seperti ini.

Namun Ana mulai sedikit kebingungan dengan sikap dan permainan Rama kali ini. Sikap dan cara mainnya kali ini tidak seperti biasanya seperti hari-hari sebelumnya.

Bahkan setelah bermain Rama biasanya tetap bersikap manja terhadap Ana. Namun sikapnya hari ini benar-benar berbeda membuat Ana menyimpan seribu pertanyaan di dalam pikirannya.

"Sayang?" tanya Ana sekali lagi yang kebingungan, merasa sangat penasaran melihat Rama yang nampak jadi diam seribu bahasa sambil terus memainkan ponsel dan memastikan jam. Baik di ponselnya maupun di jam dinding kamar Ana yang saat ini menunjukkan jam tujuh malam.

Namun Rama terlihat masih tetap memainkan ponselnya ketika Ana bertanya kembali, seakan tak memperdulikannya setelah ia puas memakainya hari ini.

Bersambung.....