Julian adalah Seorang Pemuda tanggung yang hidup sebatang kara setelah kedua orang tuanya meninggal. suatu hari Julian tersesat masuk ke alam lain yang tidak dikenalnya,Julian diselamatkan oleh orang tua misterius yang tinggal di atas Pohon. Orang tua ini yang ahirnya menjadi Guru Julian, dia diajarkan Ilmu Olah Kanuragan untuk membangkitkan Potensi kekuatan dalam tubuhnya yang tersembunyi.Berbekal Ilmu itu Julian kembali ke alam nyata dengan sebuah misi utama untuk mencari dan melindungi Keturunan dari Gurunya sewaktu hidup di dunia nyata. dari sini Petualangan Julian dimulai. cerita ini hanyalah Fiksi murni dari khayalan penulis. awal awal memang agak lambat karna Julian akan menjadi kuat,miliarder,mempunyai banyak wanita dan juga kuasa seiring waktu berjalan. jadi tetap ikuti dijamin seru.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Doskible, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 22
Julian masih berada di Villa yang sudah jadi miliknya setelah beberapa saat keliling untuk melihat lihat sekitaran Villa dan ruangan. dia juga sudah memilih kamar pribadinya untuk ditempatinya nanti. Villa ini tidak terlalu besar tapi cukup mewah buat Julian. Bangunan terdiri dari dua lantai. Lantai bawah hanya ada satu kamar untuk tamu,ruang tamu,ruang Tv,dapur dan ada satu ruang kosong, mungkin bisa digunakan untuk Olah raga atau berlatih. Di lantai dua hanya ada empat ruang, tiga kamar tidur dan satu Ruang kerja. Sementara di halaman berlakang Villa cukup luas. Ada taman dan kolam renang dan satu Gazebo. Semua peralatan dan perabot sudah ada lengkap, Julian hanya tinggal menempatinya.
Setelah puas mengelilingi Villa, langit sudah gelap jam sudah menunjukan pukul 20:00 waktu setempat. Julian keluar dari Villa, setelah menyetop taksi kemudian dia ingin kembali ke Hotel.
Sebelum ke Hotel Julian berencana membeli beberapa Pakaian Untuk Anggun yang dia tau saat kabur Gadis itu tidak membawa apa apa selain pakaian yang dia pakai.
Julian tidak tahu model pakaian Perempuan, jadi cuma minta rekomendasi dari penjaga toko. setelah Julian menyebutkan ukuran badan Anggun yang dia ingat. Julian juga membelikan Anggun Hp ipong pengeluaran terbaru, pengeluaran uang bukan jadi masalah baginya sekarang.
***
Sementara di dalam kamar Hotel Anggun hanya berdiam diri sambil menonton Tv, tak tau apa yang mau dia lakukan. Mau mandi tapi tak ada Pakaian ganti, padahal badan sudah Gerah.
"Untung lah masih wangi jadi nggak perlu mandi dulu." Gumam Anggun.
Dia baru selesai memesan makanan 2 porsi untuk makan malam ke Restoran Hotel. Sejak makanan diantar, Anggun tak langsung makan, karna menunggu Julian Pulang. Dia ingin nanti makan sama sama dengan Julian. Perasaan ini seperti seorang Istri menunggu suaminya pulang..
"Huh.. Julian..sudahlah baik, tampan lagi." Gumam Anggun memikirkan pemuda yang baru ditemuinya. Saat ini tak sabar rasanya menunggu Julian pulang, baru bebera jam ditinggal tapi sudah pengen jumpa aja. Mungkin kah dia sudah mulai suka dengan Pria itu..? Tapi apa nggak terlalu cepat.? Apa kah ini yang disebut suka pada pandangan pertama.? "Ah.. sudah lah bentar lagi dia juga pulang"
Tok..tok..tok..
Tiba tiba ada ketukan pintu.
"Siapa...!" tanya Anggun untuk memastikan siapa yang datang.
"Saya Julian..!" Terdengar Suara dari luar kamar.
Anggun segera membukakan pintu. di sana Julian telah berdiri dengan menenteng beberapa barang belanjaan nya.
"Kamu udah kembali..? Gimana kabar Papa ku..?" Tanya Anggun tak sabar.
"Nanti aja kita cerita di dalam" Jawab julian kemudian masuk dan meletakkan barang bawaannya di atas meja.
"Kamu ngeborong..? Banyak banget belanjaannya.." Tanya Anggun pemasaran karna melihat tangan Julian penih dengan kantong belanjaan.
"Oh ini.. pakaian mu.. Buka lah. Semoga kamu suka. Maaf Aku nggak tau model pakaian wanita."
Anggun terharu, dia tak menyangka Julian seorang Pria kampung ini mengerti. kebutuhannya saat ini.
"Kamu beliin aku baju..? Wah terimakasih.." Dengan riang anggun menghampiri.
"Yah.. Ini ambil lah, cobain dan segera mandi. Aku nggak mau nanti ditur dengan Cewek bauk..! Cicit Julian sambil memegang hidungnya sambil mengendus endus."
"Huh.. Enak aja.. Aku gk bau tau..!! wangi ni.. wueeekk..!!" Sambar Anggun sambil menjulurkan lidahnya sebel.
Anggun membuka bungkusan dan melihat lihat.
"Wah.. Bagus.. Kamu pandai juga cari pakaian modelan sekarang," Cicit Anggun sambil memilah milah. Julian membeli itu semua atas rekomendasi dari penjaga toko. Ada dress panjang,ada kaos lengan panjang dan celana nya, semua lengkap. Sampai pakaian dalam pun ada. Anggun sangat terpesona dengan pemberian Julian. Semua barang yang dibelikan Julian dia suka. Aktivitas nya terhenti ketika dia menemukan sebuah kotak.
"Apa ini.." Tanya Anggun penasaran.
"Oh.. Itu Hp.. Kamu kan nggak punya sekarang. Biar kita mudah komunikasi. Juga jika kau ingin bicara dengan Papa atau cowok mu." Jawab Julian santai.
"Apaan.. Aku nggak punya cowok lo..!! Ih.. Makasih banget ya.. Kamu kok ngerti aku sih.! Ipong terbaru lagi. Aku suka aku suka.. Makasih.. Ujar Anggun tak hentinya berterimakasih,walaupun sedikit kesal dengan pernyataan julian tadi. Tapi sepenuhnya dia sangat senang. Bukannya dia tak sanggup beli ini semua.. Orang tuanya sangat kaya. Bahkan nomor 5 di ibukota. Tapi ini lain hal.. Yang membelikan adalah Cowok yang baru hari ini dia kenal. Dan perasaan suka mulai muncul, Anggun tak tau kenapa dia nyaman aja berada di dekat Julian.
"Ya sudah mandi sana" Usir Julian.
"Baik Tuan Muda..!" Anggun berlari menuju kamar mandi.
Tak lama terdengar suara desiran air. Mata Julian tertuju kearah pintu kamar mandi. Muncul pikiran kotor Nya. Iseng dia mengalirkan hawa sakti ke mata dan terlihatlah seorang Gadis sedang mengguyur tubuhnya tanpa sehelai benangpun. Air mengalir ke seluruh tubuhnya yang mulus seprti Giok. Onggokan Gunung kembar dengan titik coklat muda di ujungnya, Sungguh menggoda. Melihat kebawah tiba tiba aliran darah Julian memanas ke ubun ubun. Adik kecil dibawah pun terbangun seketika. Ingin rasanya Julian mendobrak pintu itu. Tapi kesadarannya muncul dan mengalahkan semua gejolak di dada dan kepala bawah dan atasnya.
"Ah... Apa yang ku pikirkan ini.." Gumam Julian
Sambil menggeleng Julian lalu mengeluarkan Rokoknya kemudian membakar dan mulai menghisapnya sangat dalam sampai dia terbatuk.. Setidaknya bisa sedikit menghilangkan pikiran kotornya..
Ya.. Siapa yang tidak tergoda melihat paras Anggun.cantik, ayu, body tinggi semampai. Mungkin ini yang sering orang bilang Skin Esmeralda.kecantikan Anggun sudah terkenal. Dia adalah salah satu barisan wanita tercantik di Ibukota.
***
Di tempat lain, Jauh di ujung pinggir Kota. Di area Sebuah bekas pabrik yang sudah tutup. Sebelas orang tengah berkumpul sedang merundingkan sesuatu.
Seorang Pria dengan postur tubuh tidak terlalu besar tapi berotot dan kekar, dia bertelanjang dada. Hampir seluruh badannya dipenuhi dengan tato. Dia adalah Pastor, ketua komplotan Serikat Bawah tanah yang terkenal dengan kebringasan dan sering disewa untuk menyelesaikan tugas pengawalan ataupun juga misi pembunuhan.
"Siapa pemuda itu..? Apa ada yang tau dari mana dia berasal..?" Tanya Pastor kepasa sepuluh bawahannya yang tersisa.
" Kami tidak mengenalnya Ketua, pertama kami bertemu saat Anak Tirta kabur dari Rumah Jhonson ketika misi penyekapan itu." Jawab Pria kekar yang sebelumnya bagian anggota tubuhnya dipatahkan oleh Julian.
Apakah dia dari komplotan Bulan Gelap..? Tapi setahu ku Bulan Gelap tidak mempunyai Anggota Pria. Di kota ini bahkan di negara ini tidak ada satupun Komplotan yang berani mengganggu misi kita. Adapun Bulan gelap, mereka sudah lama mengasingkan diri tak terima misi lagi. Mungkin kah ada komplotan baru lainya sampai mereka tidak tau kita..?"
Gumam Pastor penasaran dengan pemuda yang telah mencederai anggotanya dan menewaskan satu orang anggota terkuatnya.
"siapapun Anak muda itu, kita harua bereskan dia terlebih dahulu. Jhonson telah membayar kita sangat mahal dan salah satu orang terkuat dari kita tewas terbunuh." lanjut Pastor.
"tapi Dia sangat Kuat ketua. Bukannya kita takut, masalahnya ilmu silat dan tenaga dalam kita jauh dibawahnya" jawab salah seorang Pria kulit hitam diantara kerumunan.
" tenang saja. Aku telah memanggil Bonjes dan dia bersedia membantu kita.