Faiz cucu dari seorang pengusaha terkenal di kota tempat tinggalnya harus rela menikahi anak dari sahabat sang papa yang tak lain wanita satu-satunya yang sangat dia cintai namun Faiz harus rela memendam perasaan itu setelah sang gadis memutuskan untuk menyerah mendekatinya dan memilih kuliah di luar kota.
Namun takdir mempersatukan mereka dengan cara yang yang tak terduga yaitu Faiz harus menggantikan pria yang telah meninggalkan Naira di hari pernikahannya gara-gara di tangkap polisi.
Namun hati dan perasaan Naira pada Faiz sudah hilang karena Naira sudah mendapatkan pengganti Faiz. Namun takdir berkata lain Naira harus rela menjadi istri dari cinta pertamanya.
Apakah Naira masih ada perasaan untuk Faiz?.
Apakah Faiz bisa membuat Naira jatuh cinta lagi padanya?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Astri Reisya Utami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Naira sadar.
Maura keluar dan dia menghampiri Faiz yang sedang menatap Naira dari kaca.
"Mbak harap kamu setelah kejadian ini kamu bisa membahagiakan Naira. Entah apa yang dia lihat dari kamu karena dia sangat menyukai kamu sejak kecil" ucap Maura pada Faiz.
Faiz melirik Maura lalu membalas ucapan Maura.
"Mbak tenang saja karena sekarang Naira sudah mendapatkan balasan atas cintanya pada ku. Aku bahkan mencintai Naira melebihi aku mencintai diri ku sendiri".
" Mbak percaya sama kamu karena selama ini kamu tidak pernah dekat dengan wanita lain selain Naira yang menjadi istri mu"ujar Maura yang langsung mendapat tatapan sinis karena Maura ngatain dirinya.
"Bercanda kali ah" ucap Maura sambil menepuk pundak Faiz.
"Aku ingin tanya sesuatu sama mbak" ucap Faiz.
"Apa? ".
"Jika suami mbak sudah tidak jadi polisi apa mbak akan tetap bersamanya? " tanya Faiz.
"Justru mbak lebih senang dia gak jadi polisi dari pada jadi polisi karena mbak merasa dia terlalu sombong" jawab Maura membuat Faiz tersenyum.
"Memang kenapa? " tanya Maura.
"Aku ingin membalas kelakuan Gilang dengan cara ku tanpa melalui hukum" jawab Faiz.
"Lakukan apa yang ingin kamu lakukan karena mbak juga gak terima adik mbak terbaring lemah di dalam sana" balas Maura dan Faiz langsung melihat ke arah Sakti yang berdiri tak jauh dari dirinya dan Maura, Faiz tersenyum meledek membuat Sakti kesal dan pergi dari sana.
"Ya sudah mbak pamit pulang, tolong jaga Naira" ucap Maura lalu pergi dan Faiz dia kembali menatap Naira yang terbaring di dalam sana.
"Aku akan balas sakit kamu sayang" gumam Faiz.
Saat ini Faiz dalam perjalanan pulang karena sang menyuruh dirinya pulang untuk istirahat namun saat dirinya melewati kamar Maira anak dari sang abang alias keponakannya. Faiz tak sengaja mendengar percakapan Maira dengan seseorang di telon yang sedang membicarakan jika dirinya senang melihat keadaan Naira terbaring kaku di rumah sakit. Faiz yang marah dia langsung membuka pintu kamar membuat Maira kaget.
"Om Faiz" ucapnya dengan takut.
"Maksud lo apa bicara seperti itu? " bentak Faiz membuat Maira ketakutan.
"Cepat jawab" bentaknya lagi sambil memukul kaca di kamar Maira dan itu membuat semua orang bangun dan datang ke kamar Maira.
"Ada apa ini Faiz? " tanya Davin yang memang sedang ada di rumah ini.
"Abang tanya saja sama anak abang ini" jawab Faiz.
"Maira ada apa? " tanya Davin dan Maira dia hanya menunduk.
"Jawab Maira" bentak Faiz dan Maira langsung mengangkat kepalanya.
"Maira yang udah menyuruh Gilang untuk memberi pelajaran pada Naira dan memberitahu jika om Faiz sedang di luar negeri" jawab Maira dan langsung mendapat pukulan dari sang ayah Davin.
"Ayah gak pernah ngajarin kamu seperti ini" bentak Davin.
"Maira iri sama Naira kenapa dia bisa mendapatkan apa yang Maira suka dan mau" ucap Maira.
"Maksud kamu? " tanya Faiz.
"Maira suka sama Gilang tapi Gilang dia malah suka sama Naira dan bahkan Gilang rela lakuin apa saja hanya untuk mendapatkan Naira" ujar Maira.
"Apa bagusnya Gilang sayang? " tanya Alma dengan suara lembut.
"Aku gak tau karena yang jelas aku suka sama dia" jawab Maira.
"Naira sekarang sudah jadi istriku lalu kenapa kamu masih menggangunya? " tanya Faiz.
"Ya karena om juga lebih sayang sama dia di bandung aku keponakan om, aku iri sama Naira dia punya banyak teman sedangkan aku, gak ada yang mau jadi teman ku" jawab Maira.
Alam sang mama langsung memeluk Maira dan Maira menangis di pelukan sang mama.
"Gimana kamu bisa punya banyak teman jika kelakuan kamu saja sombong dan angkuh. Selalu ingin menjadi pusat perhatian semua orang bahkan kamu sering membuli orang" ucap Dira.
"Ya sudah mungkin memang mbak yang terlalu memanjakan Maira makanya Maira seperti ini. Tante minta maaf" ucap Alma yang sedih melihat sang anak di serang dari mana mana.
Faiz keluar dari kamar Maira dan di ikuti Dira.
"Bang" panggil Dira.
"Ada apa? " tanya Faiz.
"Ada yang mau beritahu sama kamu tentang Maira" jawab Dira.
"Apa? "
"Maira hamil" jawab Dira membuat Faiz kaget.
"Serius kamu? " tanya Faiz gak percaya.
"Berapa hari lalu aku gak sengaja menemukan surat tes dari rumah sakit jika Maira hamil dan aku gak tau siapa ayah bayi yang di kandung Maira" beritahu Dira.
"Ya sudah biar nanti kakek Ilham yang urus karena saat ini abang ingin fokus ke Naira dulu" ucap Faiz dan Dira pun mengangguk.
Besoknya setelah merasa baikan Faiz kembali ke rumah sakit untuk menemani Naira. Naira masih belum ada perubahan bahkan tanda-tanda untuk sadar pun tidak ada. Faiz masuk dan dia duduk di samping Naira.
"Aku disini temani kamu setiap hari, mau sampai kapan kamu tidur nyenyak seperti ini? " ucap Faiz.
"Aku janji gak akan tinggalin kamu lagi tapi aku ingin kamu bangun. Gak capek apa kamu marah terus? " tanya Faiz.
Naira menggerakkan tangannya membuat Faiz terkejut.
"Sayang kamu dengar abang? " tanya Faiz dengan senang.
Faiz pun terus mengajak Naira bicara hingga tiba-tiba Naira membuka matanya dan tersenyum pada Faiz.
"Kamu bangun sayang, abang panggil dokter dulu" ucapnya dan memijit tombol yang di samping tempat tidur.
"Sayang abang kangen" lirih Faiz dengan air mata sudah menetes.
Dokter datang dan langsung memeriksa Naira sedangkan Faiz dia keluar dengan tubuh ya g lemas karena dia gak percaya jika Naira sadar dan membuka matanya setelah hampir satu bulan tak sadarkan diri.
"Sayang mama bahagia karena akhirnya Naira bangun" ucap Erika sambil memeluk Faiz.
Tak lama dokter keluar dan memberitahu jika kondisi Naira sudah membaik dan dia akan segera di pindahkan ke ruangan perawatan. Kian dia langsung mengurus administrasi untuk menantunya itu dan memesan kamar bagus agar sang menantu nyaman.
Saat ini Naira sudah di pindahkan ke ruangan perawatan dan Faiz di diam di samping Naira sambil merangkul Naira walau di depan orang tua mereka. Naira senang dengan perlakuan Faiz yang bersikap perhatian di depan orang tua mereka.
"Mama senang karena akhirnya kamu bangun sayang. Kalau kamu gak bangun mama mau nikahkan Faiz sama janda depan rumah" ucap Erika bercanda.
"Yang gendut itu ya ma? " tanya Naira membuat Faiz langsung menggelengkan kepala.
Naira tertawa dengan puas melihat reaksi Faiz. Semua orang yang ada di sana tersenyum bahagia karena melihat Naira bisa bangun dan tertawa lagi setelah lama berbaring.
Kedua orang tau mereka pulang dan sekarang tinggal Faiz dan Naira.
"Bang, aku minta maaf karena gak bisa jaga anak kita" ucap Naira dengan sedih.
"Allah belum percaya sama kita untuk jadi orang tua, nanti setelah kamu sembuh kita bikin lagi" balas Faiz membuat Naira kesal dan mencubit tangannya Faiz.
siap² aja ya sakti di gulingkn sm faiz de..
lanjuut