Liu Bai, dianggap sebagai pemuda tak berguna oleh semua orang karena dia tidak memiliki kemampuan apapun dibandingkan dengan pemuda se generasi nya, tingkah lakunya yang terkadang konyol serta selalu membuat marah orang lain membuatnya semakin di kucilkan.
Suatu hari Liu Bai tidak sengaja bertemu dengan kultivator yang terluka parah, sebelum kultivator itu meninggal, dia sempat memberikan seluruh kekuatan dan keahliannya kepada Liu Bai, dengan mendapatkan warisan besar serta metode dan keahlian dari sosok tersebut, akhirnya Liu Bai memiliki kemampuan untuk bersaing dengan para pemuda se generasi nya, namun perjalanan Liu Bai terus berlanjut demi memberantas kekuatan jahat, apakah perjalanan Liu Bai akan berhasil, mari kita ikuti bersama petualangan Liu Bai yang berjudul, Penguasa Angin Benua Timur, selamat membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adicipto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menghabisi Ze Ling
***
Ledakan yang terjadi di bawah mengejutkan Liao Jie dan Raja Kelelawar Kematian, bahkan para Raja lainnya juga menghentikan pertarungan mereka dan melihat kebawah, ledakan tersebut terlalu besar sehingga terdengar ke tempat pertarungan mereka yang berada jauh di atas awan.
Masing-masing para Raja sudah mengalami luka di tubuh mereka, bahkan Qi mereka juga semakin berkurang karena pertarungan yang terlalu panjang, dengan ketajaman mata mereka, semuanya bisa terlihat jelas jika ledakan besar itu berhasil menghentikan pertempuran.
“Ternyata kamu masih memiliki Ahli lain, aku benar-benar meremehkan kekuatan Sekte mu,” kata Raja Kelelawar Kematian.
Liao Jie sama sekali tidak memperdulikan keterkejutan Raja Kelelawar Kematian, karena dia sendiri juga sama terkejutnya, sebab dia sangat mengetahui ada berapa banyak Ahli yang dia miliki serta jumlah Ahli yang dibawa oleh Bulan Emas.
Para Raja yang lain dapat merasakan pancaran kekuatan Ahli lainnya, namun mereka tidak bisa melihat sosok yang berkemampuan Ahli tersebut karena posisi mereka terlalu jauh, dan yang paling memasang wajah buruk adalah Hantu kelima belas, dia merasakan kekuatan Hantu ketujuh belas yang melemah.
“Apa yang terjadi padanya? Apakah Liu Cheng berhasil mengalahkannya dengan kemampuan Spiritual nya?” batin Hantu kelima belas, hanya saja dia tidak bisa pergi karena Yin Fei tidak akan membiarkan dirinya begitu saja.
“Sepertinya langit lebih berpihak kepada Pedang Langit ku, hahahaha!” kata Xu Xixi seraya tertawa keras sebelum akhirnya dia memuntahkan darah karena dia juga mengalami luka dalam, begitu juga dengan Ze Ling yang juga terluka lebih parah dari pada Xu Xixi.
Beberapa ahli kedua belah pihak yang masing-masing juga mengalami luka dari yang ringan hingga yang serius hanya bisa menggunakan waktu selagi lawan masing-masing masih memulihkan diri seraya memperhatikan seorang pemuda yang terbang dengan Pedangnya menuju ke salah satu tempat yang menjadi tempat Hantu ketujuh belas berada.
Situasi menjadi lebih tenang untuk sementara karena semua mata hanya tertuju kepada seorang pemuda berkemampuan Ahli yang terbang di atas mereka, namun ketenangan itu hanya berlangsung selama lima menit sebelum akhirnya pertempuran kembali dilanjutkan.
***
Sudah empat Mustika Siluman yang Liu Bai serap sembari melacak keberadaan Hantu ketujuh belas, tidak butuh waktu lama bagi Liu Bai untuk menemukan posisi Hantu ketujuh belas, dengan kemampuan Spiritualnya, Liu Bai menemukan keberadaan Hantu ketujuh belas yang sedang terluka.
Pedang yang Liu Bai kendarai semakin cepat terbang menuju ke tempat Hantu ketujuh belas, hanya dalam beberapa menit, Liu Bai akhirnya tiba di tempat tersebut.
“Kau! Bagaimana kamu bisa menemukan keberadaan ku?” tanya Hantu ketujuh belas yang terkejut melihat Liu Bai sudah berada di atasnya.
“Tidak sulit untuk menemukan bajingan seperti mu! Kali ini aku benar-benar ingin membuat perhitungan dengan mu,” kata Liu Bai seraya menarik Pedang Angin Hitam nya namun masih berada di atas Pedang Penjuru Angin nya yang masih melayang.
“Bukankah kamu terlalu percaya diri, walau aku akui kamu memiliki kemampuan yang luar biasa hanya dalam waktu singkat, namun jika ingin mengalahkan ku dengan kemampuan Ahli mu, itu masih belum cukup anak muda,” kata Hantu ketujuh belas.
Liu Bai sama sekali tidak memperdulikan ucapan Hantu ketujuh belas, dia sendiri juga tahu jika dirinya masih belum memiliki cukup kemampuan untuk berhadapan langsung dengannya, walau saat ini Hantu ketujuh belas mengalami luka serius, namun dia tetaplah seorang Raja, dan pastinya pengalaman bertarungnya lebih kaya dari pada Liu Bai yang baru memasuki dunia Kultivator.
Namun bukan berarti Liu Bai tidak memiliki persiapan, kemampuan Hantu ketujuh belas sekarang turun dari tingkat dua ke tingkat satu di tahap Raja, karena itu Liu Bai akan mempertaruhkan segalanya untuk bisa mengalahkannya.
Hantu ketujuh belas mengeluarkan keenam kaki energi hitamnya dan tubuhnya mulai melayang hingga sejajar dengan Liu Bai yang berada di atas pedang, pandangan Hantu ketujuh belas sangat tajam, kemarahan jelas terlihat di sorot matanya.
“Karena kamu ingin merasakan kekuatan ku, akan aku tunjukkan seberapa jauh jarak kita berdua,” kata Hantu ketujuh belas seraya melepaskan energi yang sangat besar.
Tubuh Liu Bai bergetar setelah merasakan tekanan kuat yang di lepaskan oleh Hantu ketujuh belas, hanya saja dia sama sekali tidak berniat mundur, karena dia tahu kondisi Hantu ketujuh belas yang sedang terluka.
“Apakah aura ini bisa di gunakan?”
Aura merah di dalam tubuh Liu Bai mulai merembes keluar, hal itu membuatnya berpikir, apakah aura Kematian itu bisa digunakan atau tidak, karena itulah Liu Bai ingin mencobanya.
Hantu ketujuh belas tidak lagi menunggu terlalu lama karena kondisinya yang terluka, oleh karena itu, dia yang lebih dulu menyerang Liu Bai dengan salah satu kaki energinya.
Liu Bai bergegas terbang menghindari serangan tersebut, sehingga serangan kaki energi mengenai udara kosong yang membuat retakan halus di udara, tentu saja ada efek dari semua itu. Setiap kali Hantu ketujuh belas melepaskan serangannya, luka dalamnya juga semakin memburuk, namun dia tetap berusaha untuk membunuh Liu Bai secepatnya sebelum dia benar-benar jatuh ke dalam kerugian.
Aura Kematian Liu Bai terlihat membungkus tubuh Liu Bai yang masih berusaha menghindari setiap serangan Hantu ketujuh belas, aura yang mulai menyelimuti tubuh serta pedangnya perlahan-lahan menunjukkan perubahan fisik Liu Bai yang terlihat seperti bukan manusia.
“Tebasan Angin Musim Gugur.”
Tebasan-tebasan angin tajam mulai dilancarkan oleh Liu Bai, kali ini energi Pedang yang dilemparkan memancarkan warna kemerahan serta memiliki daya untuk menciptakan retak di sepanjang jalur mereka masing-masing.
“Bam, bam, bam!”
Ledakan demi ledakan mulai tercipta ketika energi Pedang Liu Bai beberapa kali berbenturan dengan kaki energi milik Hantu ketujuh belas, hal itu membuat Hantu ketujuh belas sangat frustasi karena Liu Bai berhasil menghindari setiap serangannya.
Semakin lama, Aura Kematian di tubuh Liu Bai semakin terlihat, dia terlihat seperti mengenakan jubah darah dengan tekanan yang semakin kuat, perubahan tersebut juga terlihat dari mata Liu Bai yang juga ikut memerah.
“Cukup main-mainnya!”
Hantu ketujuh belas sudah tidak tahan lagi, dengan marah dia menatap Liu Bai yang mulai berubah, amarahnya membuat darah mengalir di tepi bibir Hantu ketujuh belas, dan setelah itu dia menciptakan segel tangan lalu dua lengan lainnya muncul di tubuhnya. Masing-masing tangan memegang pisau hitam yang mengeluarkan aura gelap yang sangat pekat, bahkan ada wajah-wajah manusia yang muncul dari aura hitam tersebut.
“Kamu yang memaksaku melakukan ini anak muda,” kata Hantu ketujuh belas lalu salah satu pisaunya dihujamkan ke tubuhnya sendiri sehingga darah mulai keluar seperti air mancur.
Liu Bai menyipitkan matanya melihat tindakan Hantu ketujuh belas yang terlihat seperti bunuh diri, namun anehnya, Hantu ketujuh belas hanya mengeluh kecil sebelum akhirnya tubuh Hantu ketujuh belas berubah menjadi besar.
“Transformasi Jiwa Kegelapan.”
Tubuh Hantu ketujuh belas terus bertambah besar, karena ukurannya yang begitu besar, semua orang di seluruh Kota Yan bisa melihat tubuh raksasa hitam yang memiliki empat tangan.
Di saat kaki Hantu ketujuh belas mencapai tanah, seluruh sekte Pedang Matahari berguncang, bahkan tanah-tanah sejauh dua puluh meter di sekitar Hantu ketujuh belas terangkat ke atas setinggi sepuluh meter, hal itu membuat Liu Bai menjaga jaraknya dengan ekspresi suram.
“Jdar, jdar!”
Masing-masing para Raja yang sama-sama mengalami luka menghentikan pertarungan mereka ketika melihat tubuh raksasa Hantu ketujuh belas, mereka semuanya terkejut termasuk Hantu kelima belas.
“Siapa sebenarnya yang dilawan olehnya? Mampu membuat Hantu ketujuh belas menggunakan Transformasi Jiwa Kegelapannya seperti ini, lawannya pasti berkemampuan Raja!” kata Hantu kelima belas.
Liao Jie dan Raja Kelelawar Kematian juga sedikit merinding ketika melihat tubuh Raksasa Hantu ketujuh belas, walau mereka sama-sama berada di Tahap Raja di Tingkat empat, namun untuk menghadapi Hantu ketujuh belas yang berubah menjadi raksasa itu adalah sesuatu yang mustahil, mereka tidak yakin bisa menang jika mereka yang harus berhadapan dengan Hantu ketujuh belas yang sudah berubah wujud.
“Aku benar-benar salah perhitungan, tidak ku sangka kamu menyembunyikan kekuatan lain di sekte mu Ketua Liao,” kata Raja Kelelawar Kematian yang akhirnya memiliki perasaan tidak enak karena merasa kemenangan di pihaknya sangatlah tipis.
“Grukkk!”
Ze Ling muntah darah setelah terkena serangan pedang Xu Xixi, terlihat sebuah garis luka lebar dan dalam menganga melintang di punggungnya, sedangkan Xu Xixi juga mengalami banyak luka tusukan kecil di beberapa bagian tubuhnya, keduanya benar-benar sudah mencapai batasnya, dan keenam kaki energi mereka mulai mengecil.
Keduanya sama-sama turun dan mendarat dengan tubuh masing-masing bersimbah darah, dari kondisi keduanya, kondisi Ze Ling yang paling memprihatinkan, dia sudah jelas tidak mampu bertahan lagi jika harus melanjutkan pertarungan, sedangkan Xu Xixi masih mampu mengangkat Pedangnya.
Ze Ling yang terluka parah melirik ke tubuh raksasa, pandangannya sedikit buram, namun dia masih mengenali tubuh berukuran ratusan meter itu.
“Ze Ling, Pergi dan mati.”
Xu Xixi yang tidak begitu peduli dengan situasi di sekitarnya melesat maju menggunakan Qi yang tersisa, hanya satu yang Xu Xixi inginkan, membunuh Ze Ling secepat mungkin agar kekuatan musuh melemah.
Ze Ling sendiri tidak menyangka jika Xu Xixi sama sekali tidak terpengaruh oleh kemunculan sosok raksasa, dia segera mengalirkan Qi yang tersisa ke sarung tangannya dan berniat menyambut serangan Xu Xixi, namun karena luka yang dialaminya, gerakan Ze Ling sangatlah lambat, dan Pedang Xu Xixi dengan mulus melewati tangan Ze Ling dan langsung melewati leher Ze Ling sehingga kepala nya terpisah dari tubuhnya.
Darah segar keluar bagai air mancur dari leher Ze Ling yang terputus, dan tubuh tanpa kepala itu ambruk di samping kepala Ze Ling yang tergeletak dengan mata masih terbuka, dan beberapa detik kemudian, sebuah cahaya aneh keluar dari tubuh Ze Ling, cahaya itu bergerak menjauh, namun Xu Xixi sudah lebih dulu melepaskan serangannya ke Cahaya yang berniat menjauh.
"Apakah kamu berpikir aku akan tetap membiarkan kekuatan jiwa mu tetap hidup?" kata Xu Xixi dengan mendengus kesal setelah menghancurkan kekuatan Jiwa Ze Ling.
Xu Xixi hampir tidak memiliki Qi, setelah berhasil menghabisi Ze Ling yang berkemampuan Raja Tingkat dua, kekuatan musuh pasti akan langsung melemah, karena itu dia segera mengeluarkan Pil pemulihan agar bisa kembali bertarung membantu yang lainnya, namun tatapannya tertuju kepada sosok berkemampuan Ahli yang berusaha menghindari serangan sosok raksasa.
"Bertahanlah, sebentar lagi aku akan membantumu menghadapi Iblis raksasa itu," gumam Xu Xixi dan saat akan memfokuskan diri untuk pemulihan, tiba-tiba saja dia melihat Li Hang dan Xiu Lei bersama Liu Cheng yang bergerak menuju ke tempat raksasa tersebut.
"Dia sudah bangun? Tapi kenapa mereka pergi kesana?" gumam Xu Xixi sebelum akhirnya dia mengurungkan niatnya untuk memulihkan diri dan bergegas pergi menyusul Li Hang dan dua lainnya yang menuju ke tempat raksasa itu berada.