Alden adalah seorang anak yang sering diintimidasi oleh teman-teman nakalnya di sekolah dan diabaikan oleh orang tua serta kedua kakaknya. Dia dibuang oleh keluarganya ke sebuah kota yang terkenal sebagai sarang kejahatan.
Kota tersebut sangat kacau dan di luar jangkauan hukum. Di sana, Alden berusaha mencari makna hidup, menemukan keluarga baru, dan menghadapi berbagai geng kriminal dengan bantuan sebuah sistem yang membuatnya semakin kuat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9 kemunculan monster
Kelompok kriminal Viper, yang selama ini dikenal tidak mengenal belas kasihan dalam menguasai kawasan mereka, sedang dilanda kekhawatiran yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya.
Dalam beberapa bulan terakhir, bisnis-bisnis kecil yang mereka gunakan sebagai jaringan pendukung dan pendapatan sekunder mendadak hancur.
Satu demi satu, usaha yang telah susah payah dibangun dengan cara yang tidak sah itu dirusak oleh sebuah kelompok misterius yang bergerak seperti monster di malam hari, meninggalkan kebingungan dan kehancuran di belakang mereka.
Para petinggi Viper mengadakan sebuah pertemuan darurat di markas tersembunyi mereka, sebuah ruang remang-remang yang biasanya dipenuhi tawa dan aroma asap, kini dipadati oleh wajah-wajah tegang dan tangan yang terkepal kuat di atas meja.
"Kita harus segera mencari tahu siapa yang berani melewati batas ini," seru Hugo, salah satu pemimpin Viper, dengan suara serak penuh kemarahan.
Suasana semakin tegang ketika rumor mengenai seorang pemburu misterius mulai terdengar.
Rumor mengatakan ada seorang pria yang memburu anggota Viper satu per satu, menyusuri malam seperti iblis yang benar-benar hidup dalam bayangan.
Beberapa menyebut gerakannya cepat dan tanpa suara, bagai hembusan angin dingin yang menghidupkan ketakutan terdalam. Tak ada yang benar-benar tahu siapa dia atau apa yang menjadi tujuannya, namun jejak yang ditinggalkannya adalah rasa takut yang menancap dalam-dalam.
Di bawah tekanan yang semakin meningkat, kelompok Viper mencoba melacak asal-usul kekacauan ini. Namun, setiap kali mereka mendapati titik terang, kelompok misterius itu seolah sudah beberapa langkah lebih maju.
"Tidak usah terlalu tegang."
Terdengar suara pria tua yang seketika membuat ruangan rapat yang tadinya riuh menjadi hening seketika.
Semua mata tertuju pada satu orang yang duduk dengan tenang, raut wajahnya memperlihatkan keramahan yang mendalam, seperti kakek kakek yang sayang cucu pada umumnya, namun mampu membuat pria besar sekalipun tunduk di hadapannya.
Semua orang meneguk salivanya sendiri sambil menunggu pria tua itu menyeruput secangkir kopi, mereka berfirasat akan mati jika berani bersuara mendahului bos besar mereka.
"Kelompok ini telah berdiri sejak lama, tidak terhitung berapa banyak masalah yang datang kepada kita, namun hanya ada satu akhir bagi mereka yaitu kehancuran."
Pria tua itu berkata dengan tenang dan santai, namun membuat semangat seluruh orang di ruangan itu membara.
"Sekarang sudah cukup kau bermain main dengan kami, domba yang tersesat." Batin si pria tua mengingat kembali pertemuannya dengan dalang yang membuat bisnisnya menghadapi kehancuran.
...
Di tengah kota Nirve, terletak sebuah klub malam yang menjadi magnet bagi mereka yang mencari hiburan. Setiap malam, klub ini ramai dipenuhi pengunjung yang menari mengikuti irama musik. Lampu-lampu berkelap-kelip, menciptakan suasana magis yang mendebarkan bagi siapa saja yang menginjakkan kaki di dalamnya.
Malam itu, suasana meriah seperti biasa, namun takdir membawa sebuah insiden yang mengubah malam tersebut menjadi bencana.
Di tengah hiruk pikuk keramaian, seorang gadis muda dengan langkah agak goyah karena mabuk tak sengaja menjatuhkan gelas dari tangannya. Gelas itu meluncur deras ke arah seorang pria yang kebetulan adalah pemilik klub tersebut.
Pria itu, yang dikenal dengan nama Drago, merupakan sosok yang disegani dan tidak asing bagi para pengunjung reguler. Raut wajahnya berubah tajam, dan suasana klub yang semula penuh tawa mendadak menjadi hening, terfokus pada drama yang baru saja terjadi.
Gadis itu terkejut dan gugup, berusaha meminta maaf dengan tulus, namun tampaknya kesalahan yang baru saja dibuatnya terlanjur menyulut kemarahan Drago.
Beberapa penjaga keamanan mulai mendekat, siap untuk campur tangan apabila situasi semakin memburuk.
Di tengah kekacauan yang mulai merasuki lantai dansa, seorang pemuda dengan penampilan karismatik tiba-tiba melangkah mendekat. Pemuda ini, dengan wajah sombong dan senyum menantang, berdiri di hadapan Drago. Penampilannya mencuri perhatian, menarik dan lumayan tampan, mencerminkan kepercayaan diri yang tinggi.
“Ah, Bos Drago, tampaknya malam ini menjadi lebih menghibur, ya?” kata pemuda itu sambil mempertahankan tatapan menantang.
Pak Arif memandang pemuda tersebut dengan tatapan setajam belati. “Dan siapa kau, yang berani campur dalam urusan ini?” balas Drago, berusaha menjaga wibawanya walaupun wajahnya basah karena wine.
Pemuda itu tertawa pelan, penuh percaya diri. “Aku? Tidak lebih dari seorang penonton yang senang melihat keadilan ditegakkan dengan cara yang tidak membosankan,” jawabnya, dengan nada sinis.
Di tengah drama itu, sebuah layar biru tiba-tiba muncul yang hanya bisa dilihat oleh si pemuda.
[Quest baru tersedia, kalahkan Drago dan hancurkan bisnis mereka! Hadiah: 1 kotak skill pasif dan 10.000 koin]
Benar pemuda yang muncul itu adalah Alden, dengan penampilan untuk memprovokasi musuhnya.
Klub malam itu adalah target yang akan mereka hancurkan hari ini juga.
Drago yang sudah terprovokasi tidak bisa menahan amarahnya, ia memanggil para bawahannya dan pertarunganpun tidak dapat dihindari.
Suasana di dalam klub malam yang semula meriah dan penuh energi kini berubah menjadi arena pertempuran yang tegang. Musik berhenti seketika, dan lampu-lampu mulai menyala-cahaya, menciptakan suasana yang dramatis.
Para pengunjung, yang semula datang untuk mencari hiburan, kini berdiri diam, terbelalak antara rasa takut dan penasaran.
Alden, dengan kepercayaan diri yang tak tergoyahkan, berdiri tegak menghadapi Drago dan anak buahnya. Dia tahu betul bahwa pertarungan ini bukan hanya soal membela seorang gadis yang tanpa sengaja menumpahkan minuman, tetapi juga untuk menjatuhkan salah satu pilar kelompok Viper yang selama ini membuat kota Nirve gelap dihantui kejahatan.
Sementara itu, Drago mengerahkan anak buahnya untuk menyerang. Mereka adalah orang-orang terlatih, siap menerjang apapun yang menghalangi jalan mereka. Namun, Alden tidak gentar. Dia sudah mempersiapkan semua taktik dan keterampilan bela diri dari sistem.
Dalam kerumunan, suara denting kaca dan benturan terdengar keras, diselingi jeritan panik dari beberapa pengunjung yang berusaha mencari jalan keluar. Namun, ada pula dari mereka yang memilih untuk bersorak dan menyemangati, melihat aksi berani Alden melawan penjaga keamanan klub.
Dengan setiap gerakan lincah, Alden berhasil menghindar dan menangkis serangan demi serangan. Ia memanfaatkan kecepatan dan ketepatannya, menumbangkan satu per satu musuh yang menghadangnya.
Pandangannya tak beralih dari Drago, yang kini tampak semakin gusar dan sedikit panik melihat anak buahnya berjatuhan.
Alden menyadari bahwa ini adalah momen yang tepat untuk memberi pukulan telak terakhir. Dengan satu lompatan cepat, dia mendekati Drago, menghindari pukulan terakhir dari pria kekar itu, dan mendaratkan Sharp Blow yang membuat Drago terhuyung ke belakang, menabrak meja dan jatuh dengan keras.
Ruangan kembali hening. Semua mata tertuju pada Drago yang sekarang berusaha bangkit, sementara Alden berdiri di depan dengan napas yang masih teratur, tak menunjukkan tanda-tanda kelelahan.
Kemenangan sudah jelas terlihat di pihak Alden, dan para pengunjung yang menonton mulai bersorak, memberikan dukungan yang menggema di seluruh klub.
[Quest selesai, kamu telah mengalahkan Drago! Hadiah: 10.000 koin, dan mendapatkan 1 kotak skill tingkat D!]