Fahira Salsabila, seorang wanita yang ditinggal mati suaminya dan mempunyai satu anak perempuan bernama Yumna Arsyila.
Dia yang berstatus janda dinikahi oleh seorang pria yang bekerja sebagai Manager perusahaan ternama yang bernama Arka Ardinatha karena dijodohkan oleh orangtua Arka.
Fahira dinikahi tapi tak pernah disentuh oleh suaminya sampai dua tahun lamanya hanya dengan alasan tidak mencintainya.
Lalu bagaimana dengan perasaan Fahira yang tulus padanya, Apakah Fahira akan tetap terus bertahan dengan siksa batinnya ?
Atau justru dia akan pergi meninggalkan Arka ?
Kita simak yuk ceritanya di karya Novel => Tak Tersentuh
By: Miss Ra
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rania Alifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 19
Siang harinya, sudah waktunya Fahira pulang. Dia kembali diantar oleh Wibowo sama seperti saat tadi pagi dijemput olehnya.
"Terimakasih Pak, mau mampir dulu ?" tanya Fahira sambil melepas sabuk pengaman dari tubuhnya.
"Nggak usah Bu, takut suami Ibu salah paham kalau saya mampir. Gampang kapan-kapan saja kalau saya ada waktu.." balas Wibowo masih sedikit sungkan.
"Baiklah kalau gitu.. Sekali lagi terimakasih Pak.."
"Iya Bu sama-sama, kalau butuh bantuan jangan sungkan telfon saya.."
Ucapan Wibowo hanya mendapat senyuman dari Fahira sebagai jawaban. Kini mobil Wibowo sudah melaju pergi meninggalkan Fahira di depan rumahnya bersama Yumna.
Fahira yang merasa lelah, dia lebih memilih memesan makanan online untuk makan siang dirumah. Dia tidak ingin memasak hari ini, karena badannya agak sedikit tidak enak.
"Yumna mandi dulu ya ? Bunda mau siapin makan dulu.."
"Iya Bunda.."
Mendapat perintah dari Bundanya untuk mandi, Yumna bergegas ke kamar nya lalu melepas pakaian nya dan mandi sendiri. Sedangkan Fahira memindahkan makanan yang ia pesan di atas piring. Jadi setelah mandi dia tinggal makan bersama sang Putri.
Selesai mandi, keduanya makan bersama di meja makan sambil bercanda dengan riangnya. Hanya Yumna tempat pelipur lara bagi Fahira saat ini. Dia berusaha untuk tetap baik-baik saja dihadapan sang Putri demi kewarasan mental sang anak.
*
Malam hari tepatnya jam tujuh malam, Fahira memilih untuk tidur lebih awal bersama Yumna. Fahira benar-benar lelah dan merasa tidak enak badan saat ini.
Fahira yang mendengar ada suara langkah sepatu dari luar kamarnya, memilih diam. Dia masih belum ingin melihat suaminya. Namun Arka yang melihat rumahnya sepi tapi kamar Fahira tertutup merasa heran.
"Kemana dia ? Apa dia tidur ? Atau belum pulang ?"
Arka bertanya-tanya sendiri, dia kemudian melepas jas dan menaruh tas kerja nya di sofa ruang tv. Arka melonggarkan dasinya dan melangkah mendekat menuju kamar Fahira.
Tok..Tok..
"Ra.. Kamu di dalam ?"
Tak ada jawaban, Arka akhirnya kembali mengetuk pintu kamar sang istri. Untuk memastikan bahwa istrinya itu sudah berada dirumah atau belum.
Tok..Tok..
"Fahiraa..."
Ceklek..
Fahira membuka pintu dengan wajah sedikit pucat, lemas dan terlihat sangat lelah. Arka yang melihat kondisi istrinya seperti itu menatapnya dari atas sampai bawah.
"Kamu kenapa Ra ? Kamu sakit ?" tanya Arka lalu menempelkan telapak tangannya di kening Fahira.
"Ya ampun, kamu demam ?"
Fahira hanya berkali-kali menganggukkan kepalanya karena sudah tak sanggup mengeluarkan suaranya. Arka memeluk bahu Fahira dan membawa nya ke ruang Tv karena akan ia obati.
"Duduklah sebentar.. Eemm apa yah ? Aku harus melakukan apa dulu sekarang ?"
Arka bingung, dia akan mandi dulu ? Atau mengobati Fahira dulu, dia tidak pernah mengurus orang sakit. Arka sedikit panik, namun tetap untuk terlihat biasa saja. Dia lalu mendapat ide, Arka meraih ponselnya dan menekan tombol panggil. Entah siapa yang ia telfon.
"Hallo Vi, kau bisa kerumahku sekarang tidak ?" ucap Arka setelah telfonnya tersambung.
"Memang nya ada apa Arka ?" balas Vivi teman Arka.
"Istriku sakit, aku nggak tahu harus melakukan apa. Tolong bantu aku ?" kata Arka lagi masih dengan wajah bingungnya.
"Ya sebentar, aku bersiap dulu.. Tunggu ya.."
"Yaa, jangan lama-lama ya Vi ? Istriku demam tinggi.."
"Iya Arka tenanglah, jangan panik, nggak lama aku sampai.."
"Oke.."
Arka mematikan ponselnya dan berjongkok menatap Fahira yang tiduran di sofa karena sedikit pusing. Arka mengusap rambutnya dan mengajak Fahira bicara.
"Kau aku tinggal dulu sebentar nggak pa pa kan ? Aku mau mandi dulu, sambil menunggu temanku datang.."
Fahira hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Arka kemudian memakaikan selimut ditubuh sang istri yang ia ambil dikamar Fahira. Arka lalu melangkah masuk ke kamarnya dan mandi sebentar.
*
Tak berselang lama, Arka sudah duduk sofa menemani Vivi yang sedang memeriksa Fahira karena dia seorang Dokter. Arka dengan wajah harap-harap cemas melihat keadaan Fahira yang pucat.
"Gimana Vi ? Istriku sakit apa ?" tanya Arka setelah melihat Vivi selesai memeriksanya.
"Dia punya asam lambung Ka, sebaiknya jangan sampai telat makan, jangan terlalu stres dan kelelahan. Hal itu dapat memicu asam lambungnya naik.."
Mendengar penjelasan Vivi, Arka merasa bingung. Dia mengusap wajahnya kasar sedikit frustasi mendengar Fahira mempunyai asam lambung.
"Ini aku sudah sedia obatnya, tolong nanti di minumkan obatnya jangan sampai tidak ya ? Ini untuk sebelum makan, dan ini setelah makan.."
Arka menganggukkan kepalanya menyahut penjelasan Vivi yang memberikan tiga lembar obat dengan merk yang berbeda-beda. Satu lembar untuk sebelum makan, dan dua lembar untuk setelah makan. Vivi membereskan semua alatnya ke dalam tas Dokter.
Setelah itu dia berdiri dan berpamitan pada Arka. Karena jam sudah menunjukkan jam sembilan malam, takut semakin malam jika sampai dirumahnya.
"Kalau gitu aku pulang dulu ya, jika sampai besok pagi tidak ada perubahan. Segera bawa dia kerumah sakit.."
"Oke baiklah, terimakasih banyak Vi, kau sudah mau membantu.." balas Arka yang sudah berdiri di ambang pintu mengantar Vivi yang akan pulang.
"Sama-sama, hubungi aku jika kau membutuhkan sesuatu. Aku pulang dulu, selamat malam.."
"Oke, hati-hati di jalan.."
Vivi melangkah pergi menuju mobilnya lalu menjalankan mobil miliknya pergi dari halaman rumah Arka. Setelah kepergian Vivi, Arka menutup pintu dan tak lupa menguncinya kemudian kembali melihat Fahira yang masih tidur disofa.
"Kau sudah makan ?" tanya Arka menyentuh lengan Fahira dengan lembut.
"Sudah tadi.." Fahira menyahut pertanyaan Arka dengan nada lemas tak berdaya.
Arka kemudian memilih untuk duduk sebentar mencari sesuatu di ponselnya. Setelah tahu apa yang harus dia lakukan, lalu bangkit menuju dapur untuk membuatkan bubur.
Arka mencari Bubur instan di dalam kulkas, dan akhirnya ketemu. Dia membuka bungkusnya dan menaruhnya di mangkuk lalu menyeduhnya dengan air panas yang sudah ia rebus lebih dulu.
Setelah bubur sudah siap, Arka menaruhnya di atas meja. Dia membangunkan Fahira dengan pelan untuk minum obatnya sebelum makan.
"Ra, makan dulu.. Aku sudah buatkan bubur. Di minum dulu obatnya.."
Arka membantu Fahira untuk bangkit agar lebih tegap sedikit. Dia memasukan obat dalam mulut Fahira dan memberikan satu gelas air putih. Setelah sudah dipastikan obatnya diminum, Arka lalu menyuapi Fahira dengan lembut.
"Makan yang banyak ya, kau itu jangan sampai telat makan. Kalau sakit begini, kasihan anakmu. Dia pasti sangat sedih melihat keadaanmu yang seperti ini.."
Panjang lebar Arka terus mengoceh sambil menyuapi Fahira. Fahira yang mendengar Arka terus mengoceh hanya terus meliriknya, ingin tertawa tapi rasanya tidak sanggup. Karena ocehan Arka sangat lucu ditelinga Fahira.
Baginya sudah seperti orangtua yang sedang menasehati anaknya yang sakit karena susah di nasehati. Melihat ekspresi Fahira membuat Arka terdiam.
"He..he..he.. Kau marah ya aku mengoceh ? Maaf, aku tidak tahu cara menasehati.."
Tingkah Arka yang seperti itu membuat Fahira terharu, dia merasa diperhatikan sebagai seorang istri. Fahira langsung berhambur memeluk suaminya itu tanpa persetujuannya.
Fahira menangis dipelukan Arka. Hal itu membuat Arka terkejut, dia menaruh mangkuknya di atas meja lalu membalas pelukan Fahira.
Setelah mendengar Fahira punya Asam Lambung, Arka sedikit merasa bersalah. Karena nya Fahira menjadi seperti ini.
"Maafkan Aku Fahira.. Maaf sudah membuatmu seperti ini.." ujar Arka dan keduanya tenggelam dalam eratnya pelukan.
...----------------...
Bersambung...