PERJALANAN CINTA KINANTI DAN CERMIN AJAIB

Kita akan selesaikan ini bersama," kata Zayn sambil menatap Kinanti. "Aku percaya padamu, dan tidak ada yang akan mengubah rencana kita."

Kinanti hanya mengangguk, merasa sedikit lega dengan dukungan Zayn. Namun, ia tahu bahwa masalah ini belum selesai, dan ia harus siap menghadapi konsekuensi dari gosip yang beredar.

"Apa kau percaya dengan kabar itu?"

"Tidak, aku lebih percaya padamu. "Meski dingin namun terasa menenangkan bagi Kinanti.

Visual para tokoh nya

...Zayn Wiratama...

...Kinanti...

Hingga saat ini Zayn belum bisa melupakan mantan kekasihnya. Dia belum selesai dengan masa lalunya. Akankah Kinanti mampu meluluhkan hati pria dingin ini?.

Waktu yang akan membuktikannya. Karena pertemuan mereka pun sebuah takdir yang tak pernah diduga oleh mereka berdua.

Berita tentang tuduhan Kinanti sebagai pengganggu rumah tangga Fabio dan Citra menyebar dengan cepat di kalangan karyawan. Hampir seluruh kantor bergosip tentang hal itu, dan banyak yang mulai mencibir Kinanti secara langsung maupun tidak langsung. Setiap langkah yang diambil Kinanti terasa berat karena tatapan penuh kebencian dari rekan-rekannya.

Saat Kinanti memasuki ruang kerja pagi itu, bisik-bisik langsung terdengar:

"Itu dia, perempuan perusak rumah tangga."

"Nggak nyangka, wajah polos tapi ternyata licik."

"Kasihan Zayn, tunangannya seperti itu."

Kinanti berusaha tetap tenang, meskipun di dalam hatinya ia sangat terluka. Bahkan, beberapa dokumen penting yang seharusnya ia terima tiba-tiba "hilang," dan beberapa rekan kerja sengaja menumpuk pekerjaannya lebih banyak dari biasanya.

Di ruang rapat

Zayn memanggil semua kepala departemen untuk rapat mendadak. Wajahnya serius, dan suasana ruangan terasa mencekam. Ia meletakkan sebuah artikel di meja, memperlihatkan berita gosip tentang Kinanti.

"Siapa di sini yang percaya omong kosong seperti ini?" tanyanya tegas, menatap setiap orang di ruangan itu.

Salah satu kepala departemen mencoba menjawab:

"Tuan Zayn, berita itu sudah tersebar luas. Banyak karyawan membicarakannya, dan... mungkin ini bisa memengaruhi reputasi perusahaan."

Zayn menatap tajam. "Reputasi perusahaan tidak akan jatuh hanya karena gosip. Tapi reputasi kalian sebagai tim akan jatuh jika membiarkan seseorang dirundung tanpa bukti jelas."

Ia melanjutkan, "Saya akan menyelidiki siapa yang memulai ini. Jika ada yang terlibat, saya tidak akan segan-segan memutuskan kontraknya."

Di meja kerja Kinanti

Citra yang senang melihat Kinanti terpuruk mendekatinya sambil berpura-pura prihatin.

"Kinanti, aku tahu ini berat. Tapi, mungkin kamu seharusnya jujur saja, apa benar kamu masih berhubungan dengan Fabio? Kasihan Zayn kalau sampai tahu semuanya."

Kinanti menatap Citra dengan tenang, meskipun matanya sedikit memerah karena menahan emosi.

"Aku tidak akan menjelaskan apa pun pada orang yang tidak peduli dengan kebenaran. Jika kamu punya waktu untuk gosip, lebih baik gunakan untuk hal yang berguna."

Citra hanya tersenyum sinis sebelum pergi, merasa puas telah memancing reaksi Kinanti.

Di ruang CEO

Asisten Zayn datang membawa bukti siapa yang pertama kali memposting foto-foto tersebut. Dengan wajah serius, ia menyerahkan laporan kepada Zayn.

"Tuan Zayn, ini berasal dari akun palsu yang terhubung dengan email pribadi milik... Citra."

Zayn mengangguk pelan. "Panggil Citra ke ruangan ini sekarang juga. Dan siapkan surat peringatan."

Asisten Zayn langsung melaksanakan perintah. Tak butuh waktu lama, Citra masuk ke ruangan dengan wajah gugup namun berusaha tetap tenang.

"Citra," kata Zayn dengan nada dingin. "Saya sudah tahu bahwa Anda yang memulai semua ini. Apa yang Anda lakukan adalah pelanggaran berat, tidak hanya terhadap rekan kerja, tapi juga terhadap integritas perusahaan."

Citra mencoba membela diri, "Tuan Zayn, saya hanya... maksud saya, saya tidak menyangka itu akan menjadi besar. Saya hanya membagikan sesuatu yang sudah ada di media."

Zayn menatapnya tajam. "Saya tidak butuh alasan Anda. Besok, Anda tidak perlu kembali ke sini. Surat pemberhentian Anda akan saya tandatangani hari ini juga."

Citra terkejut dan mencoba memohon, tapi Zayn tetap pada keputusannya.

"Pak Zayn tolong dengar saya, itu semua tidak benar, saya tidak menyebarkan berita bohong!"Citra dengan memelas.

"Ooohh, jadi saya harus percaya dengan semua kata-katamu?"Zayn mengeraskan rahangnya.

"Beri saya kesempatan pak, untuk membuktikan bahwa saya tidak terlibat, dan bapak harus ingat bagaimana saya bekerja dengan keras di perusahaan ini."Citra dengan suara menekan.

"Pergilah, sebelum kesabaran saya habis."Zayn dengan suara pelan namun menekan. Citra melangkah gontai. Karirnya kini hancur. Dia sangat menginginkan posisinya saat ini, bahkan ingin lebih baik lagi. Namun karena perbuatannya dia kini kehilangan karirnya.

Setelah Citra pergi. Berita tentang pemecatan Citra langsung menyebar. Banyak karyawan yang mulai mempertanyakan kebenaran gosip tentang Kinanti, dan beberapa merasa malu telah ikut mencibirnya.

Kinanti akhirnya dipanggil ke ruang Zayn, di mana Zayn menjelaskan semuanya.

"Aku sudah menyelesaikan masalah ini," katanya lembut. "Kamu tidak perlu khawatir lagi. saja pada pekerjaan dan persiapan pernikahan kita."

Kinanti tersenyum tipis dan mengangguk. Meskipun badai gosip itu mulai mereda, luka di hatinya tetap ada, tapi ia merasa lebih kuat dengan dukungan Zayn di sisinya.

"Kenapa Citra tega banget sama aku? padahal dia sudah mendapatkan apa yang tidak aku miliki,"kinanti dengan suara lirih.

"Mulai besok. kamu enggak usah ke kantor cabang lagi!!"

"Tapi pa.."

"ini perintah, saya bosnya. kamu harus fokus pada pernikahan kita."Zayn menatap nanar wajah Kinanti yang terlihat cantik meski habis menangis.

"Baik pak, tapi... jika memang hubungan kita ini pura-pura, kenapa bapak sangat peduli pada saya?kenapa bapak sangat perhatian, hingga menyelesaikan masalah ini, dan juga bersikap baik pada keluarga saya pak."Kinanti dengan gemetar, sambil meremas kemejanya, dan menunduk.

"Jadi kamu.. ingin mendengar jawaban dari saya?"Zayn mengernyitkan keningnya. "Saya... melakukan semuanya demi nenek, saya mohon kamu mengerti, dan mau bersabar , tolong Kinanti mengertilah."Zayn dengan suara pelan namun menekan Berusaha meyakinkan Kinanti dan memberi pemahaman.

"Ya, saya mengerti pak."Kinanti dengan suara pelan, dan bergetar, dia menahan sesak didadanya. Ternyata kini dia harus bertarung dengan hati dan perasaannya, yang mulai mencintai calon suaminya tersebut.

"Saya permisi pak."Kinanti menaiki mobil yang menjemputnya. Menuju kediaman Nenek Parwati. "Ternyata menahan rasa dan mencintai sendirian itu sangat menyedihkan, dan menyakitkan, aku tak tahu kenapa sesakit ini."Kinanti dalam batinnya.

"Non, sudah sampai."Setelah 1 jam lamanya perjalanan sudah sampai di mansion milik Nenek Parwati.

"Oh iya mang Asep, terimakasih ya."Kinanti turun dari mobil mewah tersebut.

"Assalamualaikum. "

"Waalaikumsalam, ehh anak ibu sudah pulang,"Sapa Wati ibu Kinan.

"Kakak, capek banget ya, Sampai-sampai wajahnya kusut begitu."

"Ahh, iya dek, kakak ke kamar dulu ya."Kinanti dengan langkah gontai menuju kamarnya. Dia menuju kamar mandi dan mengganti pakaian. Karena ingin segera merebahkan tubuhnya.

Dia duduk dan memegang cermin, "Kau bohong cermin, kau bilang aku cantik, kau bilang aku menarik, nyatanya... dia sama sekali tak menyukaiku, dia terpaksa menikahiku, bagaimana bisa, aku menjalani pernikahan, sementara suamiku tidak mencintaiku, hiks hiks hiks."Kinanti dengan terisak namun tanpa bersuara. Dia bergetar.

"Kinanti bersabarlah, Suamimu pasti akan mencintaimu, sekarang pun dia sudah mulai menyukaimu, namun dia masih ragu, karena memiliki perasaan dengan mantan kekasihnya, kau bersabarlah sebentar lagi Kinan."Suara cermin ajaib tersebut.

"Aku akan bersabar ,dan menunggu saat itu tiba cermin."Kinanti kini membaringkan tubuh lelahnya, hingga tak lama dengkuran halus terdengar dari Kinanti.

"Kenapa denganku, semakin lama aku semakin tidak tega melihatnya menangis."Zayn dalam batinnya.

bersambung...