"Setelah menghancurkan hidupku, kau malah melupakan ku dan memilih bersama wanita lain! aku hamil anakmu!"
Ucapan lantang Enza membuat suasana pertunangan Orlando semakin kacau. Bahkan keluarga besar Gultom dan Arnold terkejut mendengar perkataan lantang Enza.
Kemunculan ayah kandung Enza secara tiba-tiba mengungkapkan satu rahasia besar yang selama ini keluarga besar Arnold maupun Gultom tutup-tutupi.
Enza tiba-tiba meminta cerai kepada Orlando karena suatu hal dan setelah perceraian itu. Enza tiba-tiba menghilangkan bagaikan di telan bumi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Setelah mengucapkan keputusan sepihak tadi malam. Enza lebih banyak diam. Ia tidak mengucapkan sepatah kata setelah tadi malam.
Saat Orlando bangun dari tidurnya. Ia tidak melihat Enza tidur di sampingnya. Orlando memutuskan bangun dan melangkah menuju kamar mandi.
Setelah keluar dari kamar mandi, Orlando memutuskan melangkah ke arah balkon. Ia melihat Enza termenung disana sembari menatap langit di bagian timur yang mulai menunjukkan wujudnya.
"Mengapa kamu bangun sepagi ini?" tanya Orlando memeluk tubuh istrinya dari belakang.
"Tidak apa-apa. Aku hanya tidak bisa tidur dengan nyenyak tadi malam." sahut Enza mengelus punggung tangan suaminya dengan lembut.
Orlando terdengar menghela napas.
"Aku tahu kamu marah dan kesal dengan keputusan ku. Tapi, mengelola perusahaan di Milan bukanlah keputusan yang buruk, Enza. Kakak ipar belum bangun dari komanya. Sementara mereka masih memiliki 2 anak kembar yang masih harus diawasi. Aku tidak ingin kedua keponakan ku kembali haus kasih sayang kedua orang tua mereka."
"Kita masih bisa bertemu di hari weekend. Jika aku tidak bisa datang ke Roma, maka kamu yang akan datang ke Milan."
Enza membalikkan tubuhnya dan memeluk tubuh Orlando dengan hangat.
Sebelum berangkat ke Milan. Orlando mengajak istrinya pergi ke beberapa tempat untuk bersenang-senang. Mereka pergi ke taman bermain, kebun binatang, mall hingga berakhir di hotel. Ia ingin menghabiskan hari-hari terakhir mereka bersenang-senang berdua sebelum LDR.
"Aku pasti akan merindukan mu setiap detiknya." kata Enza dengan lirih memeluk tubuh polos suaminya.
"Kita masih bisa bertemu sekali Seminggu." sahut Orlando mengelus kepala istrinya dengan lembut.
"Ya. Kamu benar. Tapi aku bukan kamu."ujar Enza lagi dengan wajah sendu.
"Bukankah kita sudah sepakat akan bertemu sekali Seminggu. Lalu hal apa yang membuatmu sedih? Kita masih bisa video call atau berkirim pesan setiap harinya."
"Aku tahu. Tapi rasanya pasti berbeda!"
"Ya. Aku tahu rasanya akan berbeda. Namun, mau tidak mau aku harus pergi."
"Tidurlah. Besok kita harus pulang mengantar kepulangan kakak ipar ke Bandara."
Besok Nica, suaminya dan ketiga anaknya akan kembali ke Indonesia. Mereka sebenarnya lebih betah tinggal di Indonesia dari pada Roma. Alasannya mungkin karena sudah terlalu nyaman tinggal disana.
Keesokan harinya
Enza dan Orlando checkout dari hotel dan kembali ke mansion Gultom. Sepanjang perjalanan sekali-kali Orlando menggenggam punggung tangan istrinya.
Tak beberapa lama mobil yang mereka tumpangi tiba di halaman mansion Gultom. Enza langsung turun dari mobil mengikuti langkah suaminya.
Semua keluarga besar Gultom dan Arnold sudah berkumpul di ruangan tamu.
"Kalau kalian pulang kami pasti akan merasa kesepian."cicit Azzura mendekati kedua sepupunya.
"Bukankah kamu masih memiliki saudara kembar mu yang lain."
Azzura hanya menghela napas panjang mendengar ucapan sepupunya.
"Maaf membuat kalian menunggu lama."ujar Orlando dengan wajah menyesal.
"Tidak apa-apa. Lagian nanti malam juga kamu akan berangkat ke Milan. Kalian juga butuh me time sebelum LDR." kata Nica tersenyum tipis.
"Apa kalian langsung berangkat ke Bandara?" tanya Orlando mengelus kepala Christian.
"Aku baru saja merapikan rambutku Uncle! Tolong jangan dirusak lagi." Omel Christian dengan wajah cemberut
"Uncle pasti merindukanmu dan kedua adik kembarmu." ujar Orlando menatap wajah cemberut keponakannya.
"Benarkah? Bukankah Uncle masih memiliki delapan keponakan yang lucu-lucu disini. Ada Zayana, Xavi, Oliver, Osric, Owen, Ozora, Ozzura dan Osaze. Bahkan sebentar lagi Aunty Kim akan melahirkan satu keponakan mungil untuk Uncle." ujar Christian panjang lebar.
Orlando kembali mengacak-acak rambut keponakannya.
"Sejak tinggal di Indonesia sifat kamu berubah banyak. Apa kamu sangat senang tinggal disana?" tanya Orlando cukup penasaran dengan kehidupan keponakannya itu.
"Tentu saja. Chris memiliki beberapa teman blasteran dan lokal yang sangat ramah. Mereka sering mengajak Chris bermain ke sawah." kata Christian dengan wajah berbinar.
"Apa kamu menyukainya?" tanya Oscar ikut penasaran.
"Tentu saja, Uncle. Kami bisa memancing dan menangkap kodok sawah untuk dijadikan lauk." celetuk Christian membuat semuanya merinding.
Mereka baru tahu kodok sawah bisa dijadikan lauk. Perusahaan yang dikelola Luiz dan Nica merupakan perusahaan besar dan ternama. Lalu mengapa perkataan keponakannya terdengar sedikit aneh di telinga mereka.
"Apa di Jakarta ada sawah?" tanya Oscar lagi dengan wajah penasaran. Setahunya kota metropolitan itu dipenuhi dengan banyaknya gedung-gedung tinggi pencakar langit.
"Terkadang kami membawa mereka ke kampung salah satu karyawan di perusahaan yang terletak beberapa jam dari Jakarta. Mereka sering bermain dengan anak warga disana. Kebetulan disana juga banyak turis asing." Nica langsung angkat bicara mendengar pertanyaan saudara kembarnya.
"Pantesan. Terakhir kali kita ke Indonesian. Kita tidak pernah melihat sawah di pusat kotanya." terang Oscar.
"Sudah saatnya kita berangkat sayang. Jet pribadi Gultom group sudah menunggu kita di Bandara." kata Luiz tiba-tiba menyudahi obrolan keduanya.
"Aku harap kalian akan datang berkunjung di lain waktu. Kita bisa berlibur ke beberapa pulau indah yang ada di Indonesia." tukas Nica penuh harapan.
"Kami pasti akan berkunjung." kata Kimberly tersenyum lembut menatap wajah penuh harapan adik iparnya.
Nica kemudian cipika-cipiki dengan saudara-saudaranya dan juga Iparnya. Ia juga berpamitan dengan semua keponakannya.
Nica dan keluarganya masuk ke dalam mobil. Dua mobil pengawal mengawal mobil mereka menuju bandara.
"Pada akhirnya mansion ini akan kembali sepi." gumam Orlando menatap kepergian mobil Nica dan dua mobil anggota Black Mamba yang mengawal dari depan dan belakang.
"Ya. Rumah ini akan menjadi sunyi setelah ini. Nanti malam kamu akan berangkat ke Milan. Sementara kakak dan kakak ipar akan kembali ke mansion mereka."sahut Enza menghela napas berat.
"Masih ada beberapa pelayan dan pengawal yang akan menemani kamu disini." kata Orlando mengingatkan istrinya.
#
#
#
Tak terasa hari sudah mulai gelap. Enza juga sudah selesai menyiapkan beberapa pasang pakaian kantor untuk suaminya.
"Apa sepuluh pasang cukup? Aku yakin untuk pakaian sehari-hari kamu bisa menggantinya dengan membeli pakaian yang baru." kata Enza saat ingin menutup koper suaminya.
"Cukup. Sebenarnya aku tidak perlu membawa pakaian dari sini. Aku bisa meminta sekertaris di kantor yang menyiapkan semuanya."sahut Orlando duduk di atas ranjang.
"Ya. Kamu benar. Aku baru sadar kalau selama satu bulan ini aku telah menikah dengan pengusaha dan salah satu pewaris Gultom dan Arnold Group. Bahkan sebentar lagi suamiku akan menjabat sebagai CEO Triple_A company." celetuk Enza dengan wajah polosnya.
Orlando hanya tersenyum tipis mendengar ucapan istrinya.
Orlando tetap menarik koper berisi pakaian dan peralatan mandi yang disiapkan istrinya.
Mereka turun dari lantai dua dan berpapasan dengan Kimberly di ujung tangga.
"Apa kamu akan berangkat juga?" tanya Kimberly sedikit berbasa-basi.
"Iya kak. Nica akan mengantar ku ke bandara bersama supir." sahut Orlando mengangkat kopernya menuruni tangga.
"Biarkan Mike yang mengantarkan kalian ke Bandara. Kebetulan Mike sedang mengobrol dengan Oscar di ruangan tamu." tawar Kimberly.
Kimberly tidak bisa ikut mengantarkan Orlando ke bandara. Karena keenam anak kembarnya belum tidur.
Mereka kemudian melangkah menuju ruangan tamu. Benar saja disana terlihat Mike sedang mengobrol serius dengan Oscar.
"Apa kau sudah siap?" tanya Oscar saat melihat kedatangan Orlando, Enza dan istrinya.
Orlando mengangguk.
"Aku juga akan ikut mengantar mu. Karena ada satu hal penting yang harus aku katakan padamu."
"Hal penting apa?" tanya Orlando dengan penasaran.
"Nanti aku akan memberitahu mu." kata Oscar berpamitan dengan istrinya.
"Aku pergi dulu. Istirahatlah lebih awal. Aku tahu kamu kecapean merawat keenam anak kita." pesan Oscar sebelum keluar dari mansion.
"Kak ipar. Aku berangkat dulu. Sering-seringlah ajak Enza bermain ke mansion kalian saat aku tidak ada di Roma." kata Orlando berpamitan dengan Kimberly.
Kimberly tersenyum tipis dan mengangguk mendengar perkataan adik iparnya.
aku kalau suka sama ceritanya gak nanggung nanggung ngasih hadiah tapi author pilih kasih ngasih cetrita nya nanggung muluk😌😌
setelah dewasa bukannya Orlando menikahi lupa nama istrinya tp bkn Enza bahkan istri Orlando hamil kembar 5. Sean kembarannya tdk menikah n kembaran perempuan Orlando terjebak urusan dg mafia lain saat menjauh dari keluarganya.
jk bener maka kemana istri Orlando n anak-anaknya g salah Elle nama istri Orlando klo g salah y, dah lama sih bacanya