Dinda pus pita sari adalah seorang wanita kupu kupu malam, yang terkenal dikalangan pria hidung belang.
tarif yang diberikan sangat fantastis, sekali kencan bisa buat beli mobil Fortuner. tapi sesuai hukum alam semua orang pasti memiliki pasangan.
sama hal nya Dinda, yang terserang virus cinta, kepada pemuda yang bernama Azzam , dia hanya seorang SANTRI pengabdi dalem sang guru .
"aku hanya seorang santri biasa Din. tidak akan mampu membiayai kamu, apa yang kau sukai dari ku"
bagaimana kah kelanjutan kisah cinta dinda?
apa kah orang tua Azzam akan setuju?
ayo ikuti terus cerita nya...
jika anda suka dengan cerita nya jangan lupa succerep, like, share dan komentar nya
selamat membaca......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hima Al palembangi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 31
" iya mas siapa yang Sudi dan mau membimbing kami dengan tulus hati tambah Desi
"kira kira kalian mau nya siapa tanya balik Azzam
Lina dan Desi sejenak terdiam tertunduk kepala nya, merasa malu dengan Azzam
"Lo kok malah bengong dan menunduk ucap Azzam
"sebenar nya mas kami ingin mas Azzam yang mau membimbing ku, aku sudah capek mas begini ucap Lina dengan mata berkaca kaca
"apa kah kalian berucap seperti itu tulus dari hati kalian, atau kah ada rasa yang tersembunyi dari nafsu kalian, balik tanya Azzam mendalam
"Lina dan Desi saling tatap wajah, seolah olah mereka kaget dengan ucapan Azzam yang tahu isi hati Lina
"kenapa kalian diam jawab saja sejujur nya mbk aku tidak apa apa, ucap Azzam
"maaf mas Azzam jikaa aku lancang dan maaf kan perasaan ini jika terlalu mengagumi dirimu, dan terlalu menarok harapan besar pada mu ucap jujur Lina
"he he he mbk mbk, hanya tertawa geli Azzam mendengar kan nya
"apa kah ada yang salah dengan ucapan ku mas, ucap Lina bingung
"tidak ada mbk, justru aku Banga memiliki sahabat seperti kalian semua, tapi maaf mbk sebelum nya bukan aku tidak mau dengan mbk, tapi coba mbk renungkan kembali nanti nya ucap Azzam dengan santai
Azzam mencoba membuka mata hati Lina agar dia sadar sesadar nya, jika diri nya tidak pas dengan Azzam secara usia selisih lebih jauh .
Lebih tua an Lina, jika Azzam menjadi adik nya Lina pantas, dan Azzam juga sebenar nya menganggap Lina dan Desi seperti mbk nya saja tidak lebih
"terus bagaimana jawaban mas Azzam, mau kah membimbing ku atau tidak mau? Ucap Desi ingin the poin
"insya allah mbk saya pikir pikir dulu jawab Azzam
"jangan lama lama mas kalau mikir keburu kiamat ucap Desi tersenyum kecil .
"iya tidak mbk, nanti jawabannya saya chat mbk nya ucap Azzam
"ok saya tunggu, di perempatan malam koyok Desi ."mau gapain mbk, tanya Azzam tersenyum paham dengan kekonyolan Desi
"mau mandi kembang tuju rupa tertawa kecil Desi .
Lina hanya terdiam saja tanpa kata, mendengar kan kekonyolan Azzam dan Desi
" ada ada saja kamu mbk Desi ucap Azzam tersenyum
Desi melihat ada dua laki laki dari kejauhan berjalan menuju gubuk Azzam, seketika mereka berpamitan .
"udah dulu mas, kita mau pulang ucap Desi sambil menarik Lina berlari seolah olah bertemu dengan macan
Azzam hanya tersenyum melihat Lina dan Desi yang lari terbirit-birit, .
Dua lelaki itu melihat Lina dan Desi tapi tidak jelas karna jarak mereka yang jauh hanya samar samar saja
Setelah sampai di gubuk Azzam mereka menghampiri Azzam yang tetap duduk di depan pintu gubuk ." kayak ada wanita tadi disini ucap lelaki yang baju kuning batik sambil celinggu an
"iya bro kok hilang nya tambah teman nya lagi sambil menenteng rampatan
"ah halusinasi kalian saja mencoba membuyar kan pandangan mereka Azzam
"benar lo kang aku melihat nya tapi samar bantah lelaki baju kuning
"ah tidak ada gitu Lo, jika ada pasti dia masih disini iya kan ucap Azzam
"iya iya apa halusinasi ku saja ya ucap lelaki berbaju kuning sambil menggeleng kan kepala nya .
"jangan jangan kang Azzam.....
*alah apa lagi ini jangan apa hari ini potong Azzam
"ah bodo amat, amat aja tidak bodoh, ayo makan ucap lelaki yang baju kuning sambil mengambil rampatan ditangan teman nya
Mereka bertiga langsung menyantap makanan nya, tanpa bertanya lagi kepada Azzam,
Hati Azzam merasa tenang karna mereka tidak tahu siapa yang mereka maksud dan mereka lihat tadi,
Jika mereka tahu maka akan banyak pertanyaan kayak polisi yang sedang menginterogasi buruan nya
...****************...
Sedang Lina dan Desi berhenti dari lari nya ketika terlihat jauh dari gubuk Azzam
"ahh... Capek Des ucap Lina dengan nafas gos gos an sambil meruku kan badan nya
"iya mbk sama ucap Desi sambil memandang sekeliling nya dengan kedua tangan di pinggang nya
"untung kita tidak ketahuan Des, jika ketahuan mati kita ucap Lina sambil berdiri
"benar itu mbk ucap Desi
"ayo jalan lagi, Pumpung masih pagi ajak Desi
mereka melanjut kan berjalan nya dengan keringat dan nafas gos gos an, pasti nya dengan kerongkongan yang kering hanya bisa menelan liur nya saja .
sesampai di gerbang belakang mereka langsung meminum air yang langsung dari mata air nya, melalui keranjang yang terpasang
Tanpa memperdulikan sekitar nya, selesai minum air keran, mereka masuk dapur, terlihat rumah yang sepi dan cucian piring yang menumpuk. Seperti gunung Krakatau
Tanpa banyak bicara Desi dan Lina langsung mencuci piring piring kotor itu dengan hati hati, setelah selesai mencuci piring Lina dan Desi sarapan pagi