Menceritakan tentang Vela, gadis yang tiada karena di bunuh oleh orang yang telah membunuh kekasihnya. Ia terbangun di kehidupan sebelumnya, pada masa Dinasti Kerajaan. Ia seorang Putri Kerajaan bernama Tania, Putri lemah yang dibenci oleh ayahnya dan selalu disiksa oleh saudara dan ibu tirinya.
Putri Tania sangat membenci Raja Oberon, Laki-laki yang sudah lama akan dijodohkan dengannya, Tania dan keluarganya tidak bisa menolak perjodohan itu, karena Raja Oberon adalah Raja terkuat, terkejam, dan ialah Raja di atas para Raja. Namun, bagi Vela, Raja Oberon adalah orang yang sangat berarti dalam hidupnya.
Saat tiba-tiba Putri Tania (Vela) menerima Perjodohan nya dengan Raja Oberon, saat itulah semuanya berubah. Di mulai Tania yang membalas semua perlakuan ayah dan ibu tirinya, melalui kekuasaan yang diberikan Raja Oberon, dan munculnya orang-orang terdekat Vela.
#1 Fantasi series
#Kalau suka jangan lupa jejaknya❤
#*** Konten UwU tinggi ya
#1000% karya original
#Plagiat?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Salvador, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 8 : Kabar Mengejutkan
Raja Atlas, Ratu Miranda dan dua selir Raja, Selir Elara dan Selir Larissa sudah duduk di ruangan makan untuk makan malam keluarga kerajaan. Para pelayan dan dayang sudah menyajikan makanan. Kedua selir Raja Atlas bertugas menjadi bendaharawan kerajaan.
Tentang kedua Selir ini, mereka tidak mempunyai anak. Pernah beberapa kali Selir Elara dan Selir Larissa hamil, namun selalu keguguran. Penyebab mereka selalu keguguran adalah Ratu Miranda, ia terus membuat mereka keguguran dengan segala caranya. Baik dengan meracuni makanan mereka, membuat mereka terjatuh, ataupun memerintah paksa. Benar-benar keji, sebab ia tidak mau ada yang menyayingi Putri Bianca sebagai penerus kerajaan, apalagi sampai mereka hamil seorang Putra, posisi Putri Bianca untuk menjadi penerus kerajaan akan terancam.
“Dimana Raja Oberon, Bianca dan Tania?” Tanya Raja Atlas.
“Sepertinya mereka masih istirahat, aku akan memanggil Bianca.” Ucap Ratu Miranda, Raja Atlas mengangguk.
Ratu Miranda menunjuk Selir Larissa dan Selir Elara, “Kalian berdua, panggil Raja Oberon dan Tania.” Suruh nya. Kedua Selir mengangguk, mereka tidak berani melawan Ratu Miranda karena kekuasaannya.
Ratu Miranda menuju kamar Putrinya, Bianca. Sedangkan Selir Elara dan Selir Larissa mendatangi kamar Putri Tania terlebih dahulu.
“Ratu Miranda benar-benar suka mengatur kita.” Omel Selir Elara, ia adalah orang yang membenci Ratu Miranda apalagi sejak diangkat menjadi Ratu. Ia juga sering ikut memarahi Putri Tania, sekedar untuk melampiaskan kekesalannya.
“Ikuti saja.” Berbeda dengan Selir Elara, Selir Larissa sangat penurut, bahkan walaupun ‘jatahnya' dengan Raja Atlas diambil Selir Elara ataupun Ratu Miranda, ia pasrah saja. Ia menikah dengan Raja Atlas dulu karena dijodohkan ayahnya, seorang Raja Kerajaan tetangga. Ia juga menyayangi Putri Tania, walaupun tidak sering membelanya karena akan dimarahi Raja, Selir Larissa bahkan dulu pernah memberi makan Putri Tania diam-diam ketika Putri Tania dihukum tidak diberi makan seharian.
“Kau itu bodoh! Mau saja di suruh-suruh.” Maki Selir Elara. Selir Larissa menghiraukan nya.
Sampai di kamar Putri Tania, mereka membuka pintu yang tak dikunci itu dan langsung masuk. Mereka berdua di kejutkan dengan apa yang mereka lihat di depan mata sekarang.
Putri Tania tidur satu ranjang dengan Raja Oberon, dengan posisi yang sangat dekat. Raja Oberon memeluk tubuh ramping Putri Tania, mereka berdua tidur dengan saling berpelukan, bahkan hampir seluruh tubuh Putri Tania menempel pada Raja Oberon.
“Larissa, cepat katakan pada Raja!” Suruh Selir Elara, Selir Larissa mengangguk, ia bergegas kembali ke ruang makan menemui Raja Atlas.
“Raja..” Panggil Selir Larissa.
Raja Atlas yang menunggu kedatangan anak-anak dan istri-istrinya bingung mendapati Selir Larissa yang terlihat panik, “Ada apa?”
“Haish, Bianca tidak ada di kamarnya.” Suara Ratu Miranda yang baru datang mengalihkan pandangan mereka.
“Raja, Ratu Miranda. Raja Oberon dan Putri Tania tidur satu ranjang!” Ucapnya.
“Sontak mereka berdua terkejut, “APA?!”.
Mereka bertiga kembali menuju kamar Putri Tania, dan mendapati Selir Elara yang memandangi pemandangan di depannya.
Raja Atlas yang melihat Tania dan Raja Oberon naik pitam, ingin sekali memaki Raja Oberon namun itu tidak mungkin.
“TANIA!” Teriak Raja Atlas.
Teriakannya langsung membangunkan Raja Oberon dan Putri Tania. Setelah kesadaran keduanya terkumpul, mereka bangkit duduk.
Raja Oberon yang melihat semua orang berkumpul tidak kamar Tania membuka suara, “Apa yang kalian lakukan di sini?” Tanyanya dingin. Sedangkan Tania memikirkan Raja Oberon.
Ah, aku baru membuka mata sedang ada di pelukan Oberon. Pantas rasanya tidurku nyenyak sekali. Batinnya. Dulu sesekali ia memang pernah tidur dengan Orion, namun hanya sesekali karena mereka belum menikah.
“Raja Oberon, maaf sebelumnya. Namun Anda sebagai Raja dengan kekuasaan tertinggi, apakah Anda merasa pantas tidur dengan Putriku tanpa ikatan pernikahan?” Tanya Raja Atlas, ia beralih menatap Tania.
“Dan Kau, Tania. Jangan mudah menyerahkan dirimu begitu saja! Sikapmu sama saja seperti perempuan murahan!” Lanjutnya sarkas.
Perempuan murahan? Dasar Raja Peta! Berani sekali mengatakan ku perempuan murahan! Batin Tania marah, namun ia berusaha untuk meredam emosinya.
“Jaga bicaramu, Raja Atlas!” Ucap Oberon dingin, ia benar-benar marah mendengar ucapan Raja Atlas. Ia turun dari tempat tidur dan membenarkan sedikit pakaiannya.
“Sekali lagi aku dengar kau berkata seperti itu, aku tidak segan-segan mencabut nyawamu di sini!” Lanjut Oberon berhasil membuat Raja Atlas bungkam.
Tiba-tiba Tania merasakan hawa di sekitar kamarnya ini menjadi dingin dan mencekam.
Kenapa ini? Batinnya bertanya.
Sedangkan Raja Oberon, Ratu Miranda dan kedua Selir yang merasakan perubahan hawa sekitar menjadi waspada. Mereka tau betul, Raja Oberon yang saat ini tengah menatap tajam Raja Atlas pasti mengeluarkan sihirnya perlahan. Bahkan di sekitar tubuh Raja Atlas dikelilingi sedikit asap hitam.
Hei, apa yang terjadi sekarang? Batin Tania terus bertanya.
Raja Atlas mencoba meredam sihir Raja Oberon dengan sihirnya yang tidak apa-apa jika dibandingkan dengan kekuatan Raja Oberon.
“Baiklah, Raja Oberon. Aku minta maaf mengatakan Tania perem— aakh.” Ucapan Raja Atlas terpotong, tiba-tiba nafasnya terasa sesak. Jika begini nyawanya benar-benar terancam.
“Raja Oberon, tolong maafkan perkataan Raja Atlas yang menyinggung kau dan Tania.” Ucap Ratu Miranda, ia tidak tega melihat keadaan suaminya sekarang.
“Diam!” Ucap Oberon dingin, ia masih menatap tajam Raja Atlas, hanya lewat tatapan Oberon dapat menggunakan sihirnya.
Raja peta itu sepertinya tidak dapat bernafas, apa Oberon akan membunuhnya lewat tatapan itu? Heii! Aku belum balas dendam dia tidak boleh mati! Batin Tania.
Apa aku harus menghentikan Oberon?.
“Oberon.” Panggil Tania.
Oberon yang mendengar suara merdu Tania langsung menghentikan sihirnya, ia ingat satu hal bahwa Tania tidak menyukai sifatnya yang kejam dan semena-mena. Ia tidak boleh menunjukkan sikap sesungguhnya pada Tania sekarang. Oberon menghentikan sihirnya.
“Raja..” Ratu Miranda, Selir Elara dan Selir Larissa menghampiri Raja Atlas yang sudah hampir kehabisan nafas. Mereka bertiga membawa Raja Atlas keluar kamar Tania di bantu pengawal yang dipanggil Ratu Miranda.
Sedangkan Tania yang melihat kejadian di depannya terkagum,
Raja Peta itu benar-benar hampir mati, apa barusan itu sejenis sihir? Ck, ingatan Putri Tania belum benar-benar lengkap. Batin Tania.
Sedangkan Raja Oberon menghampiri Tania yang terlihat tengah melamun,
Apa dia takut melihatku tadi? Apa dia akan menjauhi dan membenciku lagi? Batin Oberon penuh ketakutan
***
Kenalan lagi guys:
1. Selir Elara, selir Raja Atlas. Suka melampiaskan emosinya pada Putri Tania
2. Selir Larissa, selir Raja Atlas. Menyayangi Putri Tania, kedua selir kerajaan Dalbert bertugas sebagai bendaharawan kerajaan.
(👆 Jangan kebalik ya)