Evelyn hanya seorang gadis desa yang pergi merantau ke kota untuk mencari pekerjaan. Beruntung sekali karena dia mendapat pekerjaan di Mansion Revelton, keluarga kaya nomor satu di Spanyol.
Namun siapa sangka ternyata kedatangannya malah membawa petaka untuk dirinya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MeNickname, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tiga Belas
Harum masakan menyeruak memasuki indra penciuman Keineer. Pria itu baru saja terbangun dari tidur lelapnya.
"Eve?" panggil Keineer dengan suara serak khas bangun tidur.
Tapi Keineer tidak mendapati keberadaan kekasihnya, tanpa berpikiran macam-macam Keineer langsung bangun dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Keineer keluar dari kamar dan turun ke dapur. Benar saja ternyata Eve sudah ada di sana lengkap dengan sebuah apron yang terpasang di tubuh langsingnya. Gadis itu sedang memasak.
Melihat itu Keineer merasa marah, Eve tidak pernah mendengarkan ucapannya. Padahal dia sudah bilang jika Eve tidak perlu melakukan hal itu, kalau begitu untuk apa dia menggaji Carol dengan mahal?
"Apa yang kau lakukan? suara bariton Keineer terdengar begitu menggema.Eve yang sedang asik memasak pun terkejut mendengarnya.
"Tu-tuan sudah bangun?" tanya Eve dengan kepala yang menunduk.
"Sudah kubilang kan kau tidak perlu melakukan semua pekerjaan ini, kemana Carol?"
Mendengar nama Carol disebut Eve sangat panik, dia tidak mau membuat Carol dalam masalah karena dirinya.
"Tidak Tuan, Carol tidak bersalah. Ini semua karena aku yang ingin membuatkan sarapan untuk Tuan. Sarapan ini ku buat spesial untuk Tuan." ucap Eve supaya Keineer tenang.
Mendengar itu membuat Keineer terdiam, dia merasa bersalah karena sudah marah-marah. Keineer mendekat dan memeluk Eve.
"Benarkah? Apa yang kau masak untukku?"
"Ha-hanya menu sederhana." jawab Eve yang sebenarnya merasa risih karena Keineer memeluknya dari belakang yang membuatnya kembali teringat pada kejadian semalam.
"Kalau begitu aku akan menunggumu di meja makan."
Eve menggangguk setuju akhirnya dia bisa bernafas dengan lega karena Keineer sudah tidak memeluknya lagi. Buru-buru Eve menyelesaikan masakannya tanpa menunggu Carol yang sedang pergi membeli beberapa bahan makanan yang belum tersedia, dia menyajikan sarapan seadanya.
"Aku harap Tuan suka." Keineer nampak terdiam saat melihat rupa masakan yang sudah Eve buatkan untuknya. Matanya menatap tajam makanan tersebut yang mana membuat Eve merasa ketakutan. Dia takut Keineer tidak menyukai makanannya.
"Kau akan tetap berdiri seperti itu?" tanya Keineer ketus.
Eve menelan ludahnya saat Keineer mulai menyuap makanan ke dalam mulutnya. Satu, dua, tiga detik Keineer masih belum menunjukkan ekspresi apapun. Wajahnya terlihat datar dan begitu menyeramkan. Rasanya keringat di kening Eve sudah bercucuran.
"Tuan suka?" cicit Eve pelan.
Keineer mengalihkan tatapannya, "Ini lezat, aku menyukainya."
Pagi itu Keineer menyantap sarapannya dengan begitu lahap, bahkan rasa masakan Clara kalah jauh dibanding dengan masakan Eve. Sementara Eve hanya duduk menemaninya dengan sesekali menyuap makanan yang ia buat untuknya sendiri.
"Sekarang aku harus pergi."
"Kau senang?" tanya Keineer saat melihat sebuah kelegaan di wajah Eve.
Eve hanya bisa menunduk tanpa berani menjawab.
"Jangan harap aku akan pergi selamanya karena aku akan kembali lain kali. Selama aku tidak datang kau bisa keluar dari apartemen jika aku mengijinkan, kau juga akan pergi di bawah pengawalan Carol. Kau mengerti, sayang?"
Dengan kepala yang masih menunduk Eve mengganggukan kepalanya.
"Angkat kepalamu san tatap aku! Apa wajahku terlihat seperti lantai?" ucapnya ketus.
Dengan berani Eve pun mengangkat kepalanya dan menatap kedua mata hitam Keineer.
"Saat aku datang nanti aku tidak ingin melihatmu ketakutan seperti ini dan aku tidak mau mendengar kau menyebutku dengan sebutan Tuan lagi. Kau mengerti?!" tanya Keineer lagi.
"Sa-saya mengerti Tuan." jawab Eve terbata.
"Good girl. Dan satu lagi, karena kau sudah membuatkan sarapan yang lezat untukku, aku akan memberimu sebuah hadiah." Keineer mengeluarkan dompetnya kemudian menyodorkan sebuah kartu berwarna hitam ke pada Eve.
"Gunakan itu jika kau ingin membeli sesuatu. Aku pergi dulu oke? Jaga dirimu baik-baik karena aku tidak suka melihat milikku rusak!" Keineer mendekat dan melabuhkan kecupan singkat di kening kekasihnya yang membuat Eve terkejut.
Dia tidak mengerti kenapa sikap Keineer selalu berubah-ubah kadang dia menyeramkan dan kadang begitu manis. Yang jelas Eve tidak boleh bermain perasaan disini karena dia hanya seorang selingkuhan.
kok tamat sihh ??
harap Carol membantu Eve mengumpul harta untuk masa depannya,jika Eve di buang, dia tidak terlunta lantung, kerana Kiener yang merusakkan masa depan Eve