"hey... kalo jalan itu matanya di pakai biar gak nabrak orang" triaknya si empu gadis
"eh sorry sorry gue gak sengaja, habis nya loe juga yang salah kenapa loe gak ngehindar sih ege" jawab si cowok
"sialan loe malah nyalahin gue, loe kenapa sih jalan gak hati-hati udah tau jalan bukan milik moyang loe malah sok sok an jalan tanpa lihat-lihat kan jadinya gue yang jadi korban" ujar gadis itu sewot
"iya iya gue minta maaf tadi itu gue buru-buru karna mau ke perpustakaan (tokoh buku) takutnya nanti gak keburu karna tutup"jawab si cowok
"la kenapa kita samaan ege, gue juga mau ke sana, yaudah yok kita barengan aja gimana kesana nya" tawar si gadis
"ya sudah ayok kita jalan".jawab si empu cowok
" Kenalin nama gue mayla Kayla, biasa di panggil kayla" ujar Kayla sambil mengulurkan tangan nya memperkenalkan diri
"o...nama gue Nadif Ali , panggil aja Nadif" jawab Nadif sambil menyambut tangan Kayla
"maaf ya yang tadi, karna buru-buru jadi nabrak loe" ujar nadif merasa bersalah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SIMA MERRYMAR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB2
Nadif mengajak Kayla keluar dari perpustakaan itu. Kemudian sambil beriringan dan mengobrol keduanya menuju warung Bu Ima yang terkenal akan bakso dan es teler nya. Bahkan semenjak nadif masih sekolah pun warung Bu Ima sudah terkenal. Di warung itu lah Nadif biasanya dengan teman-teman nya nongkrong sambil menikmati bakso dan es teler sepulang sekolah.
Kemunculan Nadif di warung Bu Ima langsung di sambut hangat oleh Bu Ima. Nadif merupakan langganan warung Bu Ima semasa masih sekolah dulu, jadi membuat Bu Ima ingat karna dia sangat dekat dengan Nadif.
Dan setelah 3 tahun lebih tidak bertemu , kini Nadif muncul di warung Bu Ima lagi. Itu sebab nya yang membuat Bu Ima merasa suka cita San senang bertemu kembali dengan pemuda itu.
ya walau pun dulu semasa sekolah dia Badung namun suka membela orang kecil.bahkan Nadif dulu suka di cari-cari polisi gara-gara membela seorang tukang becak yang sudah tua Yang berlawanan arah.
Bukan nya mengasih tau malah polisi tersebut marah-marah pada seorang tukang becak yang salah jalan itu. Bahkan bukan itu saja polisi itu semena-mena mencabut spentil ketiga roda itu. Lalu dengan enteng nya polisi yang berpangkat sersan 2 itu menyuruh seorang tukang becak itu untuk kembali mengayuh becak nya.
Melihat hal itu Nadif menjadi meradang terhadap polisi itu, seharusnya polisi itu mengayomi masyarakat dan melindungi bukan seperti ini yang semena-mena karna dia mempunyai kuasa.
kemudian hanif berlari menghampiri seorang tukang becak itu Dengan berani nya dia menentang polisi itu yang berbuat seenak nya terhadap seorang tukang becak.
Terjadilah perdebatan antara Nadif dan polisi yng berpangkat Serda itu yang tak berperikemanusiaan.
Karna polisi itu tak terima ada orang yang ikut campur urusan nya , polisi itu lalu dengan tiba langsung menghantam wajah Nadif. Sebelum tangannya sampai pada wajah Nadif tangan polisi itu langsung di tangkas oleh Nadif.
Nadif yang dulu pernah juara karate dengan mudah nya melumpuhkan polisi yang berpangkat Serda itu.sehingga Nadif membalas memukul polisi itu sampai dari hidung nya keluar cairan berwarna merah cukup banyak, yang membuat seketika itu sang empu mengerang kesakitan.
Bahkan ketika Nadif kembali memberikan satu pukulan lagi , oknum polisi itu seketika pingsan yang mana membuat teman sesama profesinya langsung datang ke arah teman nya itu , yang semula berada di pos penjagaan.
Namun sayang teman oknum polisi yang udah di buat babak belur oleh Nadif datang , Nadif kabur duluan karna dia merasakan gelagat tak baik dari beberapa oknum polisi itu.
Seminggu nadif di cari-cari namun tak ketemu , Bahkan dirumah nya yang di datangi juga tak ketemu.
Karna Nadif memang tidak pulang melainkan menginap di rumah orang tua angkatnya yang ada di Probolinggo.
Setelah seminggu kemudian Nadif pulang kerumah orang tua angkatnya yang lain yaitu bapak Budi santoso yang menjabat sebagai komandan prolres Pasuruan.
Pada bapak nya dia menceritakan semua kebenaran tentang kejadian waktu dia menolong seorang tukang becak, yang mana setelah mendengar cerita dari anak nya membuat pak Budi meradang terhadap anak buahnya itu.
Setelah itu Nadif di pertemukan dengan Serda polisi yang terlibat waktu itu , Bawahan nya itu pun di berikan peringatan agar jangan lagi bertindak semena-mena terhadap rakyat.
"Polisi pelindung dan pengayom masyarakat. Jika tindak an mu seperti ini bagaimana bisa masyarakat menilai kita baik?". Tutur pak budi
"Citra kepolisian kita sudah buruk itu di sebab kan oknum-oknum polisi seperti dirimu ini, yang bertindak melampaui batas. Menjadikan jabatan dan pangkat sebagai alat gagah-gagahan, yang membuat masyarakat bertambah antisipasi terhadap polisi." ujar pak Budi kembali
Oknum polisi tersebut akhirnya menyadari kesalahannya, Lalu meminta maaf kepada Nadif, Bahkan semenjak itu membuat mereka berdua dekat sampai akhirnya mereka menjalin persahabatan yang baik.
Begitulah Nadif demi membela kebeneran dan keadilan untuk rakyat kecil dia harus berurusan dan menjadi buronan polisi selama seminggu.
Begitulah cerita dari Bu Ima saat Nadif dan Kayla ada di warung nya saat bertemu kembali, dengan senang hati Bu Ima menceritakan tentang Nadif kepada Kayla.
Yang hanya di tanggapi dengan senyuman dan merasa tak percaya pada seorang pemuda yang ada di samping nya sampai dia rela menjadi buruan karna membela rakyat kecil. Kayla salut dan tambah terkagum-kagum terhadap pemuda di sebelah nya.
"bagaimana kabar Bu Ima ? Saya harap ibu sehat-sehat saja dan tak kurang satu apapun dan senantiasa dalam limpahan Rahmat Allah SWT." ujar nadif
"amiiin... Alhamdulillah berkat doa dari nak Nadif. Waaah,..ibu dengar sekarang nak Nadif sudah menjadi seorang penulis novel terkenal ya , sampai-sampai lupa pada ibu" ujar Bu Ima sambil manyun menggoda Nadif
"emang ibu dengar dari siapa kalo saya seorang penulis novel?".tanya Nadif
"waaah kalo itu sih ibu tahunya dari orang-orang yang sudah perna membaca karya kamu nak Nadif". Jawab Bu Ima jujur
Nadif hanya tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepala, sementara para pengunjung warung itu yang kebanyakan anak-anak sekolah Putri sekita mengarahkan pandangan nya ke nadif dan Kayla, lali mereka berbisik bisik.
"Hei anak-anak ini Lo yang namanya Nadif , yang sering ibu ceritakan pada kalian. Nak Nadif ini dulunya sekolah di SMA negeri 20 dn menjadi langganan setia di warung ibu ini. Dan sekarang nak nadif ini sudah menjadi seorang penulis novel.
Cewek-cewek berseragam sekolah itu manggut-manggut kemudian salah satu dari mereka memberanikan diri bertanya .
"Jadi kakak ini toh, berarti kakak juga dong yang selalu di cerita kan oleh guru-guru ke kita" ucap salah satu siswi itu
"memangnya kalian juga juga sekolah di SMA negeri 20? Kalo boleh tahu apa saja yang di ceritakan oleh guru kalian?" tanya Nadif
" ya mengenai kakak, Dulu kakak kan yang mengelola atau redaksi mading. Kakak juga dulu sering menulis cerpen dan mengirimkan nya ke majalah dan kakak juga jago karate dan pencak silat. Dan satu lagi kakak dulu juga begal ya suka urak-urakan, hobi berkelahi dan juga pembangkang" ujar siswi itu
"waaah kenapa semua kartu ku di buka semua nya ya..?" ujar nadif tertawa sambil memandang Kayla yang tersenyum.
"ET.. Tapi kalian jangan meniru saya ya karna itu tidak baik" ujar nya kembali
"Tapi meski nakal dan bandel Kakak juga merupakan kebanggaan di SMA negeri 20 " imbuh cewek lain
"oh ya. Bukan Nadif yang menyahut melainkan Kayla.
Sambil memandang Nadif seraya memastikan apa bener yang di bilang siswi di hadapan nya ini.
"kenapa memangnya" tanya Nadif
"kak nadif itu juara karate antar pelajar se-Jawa timur. Dan kak Nadif juga juara mengarang dan membaca puisi antar sekolah sekabupaten Pasuruan. Dan setiap kali pentas seni maka kak Nadif yang senantiasa menjadi sutradara nya. Iya kan kak" ujar siswi lain nya
"wah apa yang guru kalian ceritakan itu terlalu berlebihan"jawab Nadif
"Ah enggak juga, bapak dan ibu guru bisa membuktikan kebenaran cerita mereka kok. Di ruang guru banyak piala dan piagam penghargaan atas nama kakak" ujar siswi itu lagi
"eh kak ngomong-ngomong sesekali ke sekolah dong"pinta siswi itu
"Nanti kalo sudah terkenal " jawab Nadif
"sekarang kakak juga sudah terkenal" ucap siswi itu
"apa nya yang terkenal, orang saya masih biasa-biasa saja belum bisa apa-apa " ujar nadif
" tapi Kakak iu menjadi kebanggaan tersendiri lho kak" ujar siswi itu
"Alhamdulillah jadi bisa mengurangi dosa ku di masa lalu". Ujar nadif seraya tersenyum
"Dosa apa..?" tanya Kayla
"Ya itu dulukan saat sekolah aku Badung suka berkelAhi dan melawan guru. Padahal itu kan tidak baik dan dosa.
sebab guru adalah orang tua kita juga." kata Nadif
"insyaf ni ye ceritanya..?" Goda Kayla
Nadif pun hanya tersenyum
Suasana warung Bu Ima pun semakin ramai. Dengan banyak nya siswi sekolah dari SMA negeri 20 yang berada di warung nya. Semua siswi itu meminta tanda tangan dari Nadif dan menuliskan puisi di buku mereka. Dan semua itu membuat Kayla semakin bertambah kagum juga senang pada Nadif.
"jangan lupa kesekolah kak" ujar siswi ketika mau pergi meninggal kan warung Bu ima
"Insyaallah " kata Nadif
"jangan insyaallah dong kak. Pokok ny harus oke...? Pinta siswi itu
"kalau Allah tak mengijinkan bagaimana, kalo besok atau nanti malam aku mati giman?" ujar nadif
"wuah . jangan mati dulu " seru Kayla menanggapi ucapan Nadif
"kenapa memangnya? Kita tak bisa menentang takdir tuhan" ujar nadif
"aku akan berdoa semoga loe bisa berumur panjang" kata Kayla
"Terimakasih, tapi kenapa kamu meminta gue berumur panjang..?" tanya Nadif
Kayla tak menyahut justru malah diam sambil menunduk kan kepalanya. Seakan berusaha menyembunyikan perasaan nya.
Justru Bu Ima yang menanggapi ucapan Nadif
" masa nak Nadif gak tau sih..?" kata Bu Ima
"tahu apa Bu..?" kata Nadif
"tahu perasaan dong nak Nadif" kata Bu Ima
"maksudnya..?" tanya Nadif
"ya perasaan nak Kayla"
"memangnya kenapa perasaan loe Kayla..?" tanya Nadif kepada Kayla
"enggak apa-apa " jawab Kayla
"Jangan memendam perasaan Lo nak Kayla nanti di ambil orang bahaya Lo" goda Bu Ima
"seharusnya orang bersangkutan tak perlu di beri penjelasan" ujar Kayla sambil melirik Nadif
"wuah... Ini ni kelamaan ku tidak bisa memahami seorang wanita" ujar nadif
"Ish" Kayla gemas. Sambil melotot kedua matanya yang bening, gadis cantik itu mencubit lengan Nadif tanpa perasaan hal itu membuat sang empu mengerang kesakitan sementara Bu Ima hanya tersenyum melihat tingka laku keduanya.