Ini novel asli yang diadaptasi menjadi webseries yang berjudul sama, dibintangi oleh Dinda Kirana dan Ryukenli yang tayang di Genflix.
Boy Arbeto putra dari keturunan Arbeto yang cukup terkenal, memiliki wajah tampan, dan kaya raya. Hidupnya sangat sempurna dengan banyaknya wanita yang dimilikinya, membuat pria itu dijuluki sebagai sang Casanova sejati.
Tapi apa jadinya jika sang Casanova di jodohkan dengan seorang gadis lugu, berusia tujuh belas tahun yang baru lulus sekolah bernama Tita Anggara? Akankah pernikahan yang dilandasi oleh perjodohan itu akan berjalan mulus, ataukah sebaliknya?
Yuk kita ikuti kisah cinta manis penuh gelak tawa Boy Arbeto dan Tita Anggara 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 13
"Dafa ...." Luna mencubit pinggang suaminya dengan gemas. "Lalu sekarang aku harus mencari kemana calon pengantin untuk B?" Luna mengerutkan keningnya.
"Sayang masa kau tidak punya kenalan satu orang pun yang mempunyai anak gadis?" tanya Dafa.
Luna terdiam sambil berusaha mengingat-ingat sesuatu. "Oh my God, kenapa aku sampai melupakannya." Luna menepuk jidatnya.
Dafa sendiri hanya diam melihat tingkah istrinya.
"Sayang kau harus menjalankan rencana ku, dan kali ini aku yakin tidak akan gagal lagi." Ucap Luna dengan seringai tipis dibibirnya.
...🍀🍀🍀...
Perusahaan Kenz.drc
"Apa maksudmu Lia?" Boy menatap tak percaya dengan kabar yang diberikan oleh asisten pribadinya.
"Maaf tuan, aku hanya menyampaikan pesan dari Nyonya besar." Ucap Liam.
"Sial! Apa lagi rencana Mom Luna?"
Boy mengepalkan kedua tangannya dengan erat, ia tidak menyangka jika Mom Luna akan melanjutkan rencana pernikahan dirinya. Tadinya Boy sempat mengira kalau Mom Luna pasti akan menyerah setelah dua kali gagal. Tapi nyatanya Mom Luna justru semakin menjadi dengan mengatakan kalau tanggal pernikahan akan di rahasiakan, begitu pun dengan calon mempelai wanita yang di sembunyikan. Mom Luna hanya memberitahu kalau acara pernikahan kurang lebih dua mingu lagi.
"Tuan B, Nyonya besar juga mengatakan Anda tidak bisa protes karena tidak melanggar dari kesepakatan." Tutur Liam dengan senyum di wajahnya, ia hampir saja tertawa saat melihat ekspresi tuan B yang sangat terkejut. "Panik enggak? Panik enggak? Ya panik lah masa enggak?" gumam Liam dalam hati
Brak.
Boy menggebrak meja dengan wajah yang kesal bercampur dengan amarah. "Lia cepat kau kontak Alex dan bilang padanya harus stand bye selama dua minggu ini! Dan ikuti Mom Luna kemana pun dia pergi!"perintah Boy.
"Baik tuan." Liam pun hendak keluar dari ruangan tuannya.
"Lia ...."
"Liam Tuan, namaku L-I-A-M." Liam benar-benar ingin menangis saat nama sekeren itu di panggil dengan nama panggilan seperti nama perempuan, sangat menjatuhkan harga dirinya karena banyak para reader mommy yang menyangka ia seorang wanita. Padahal Liam adalah pria tulen asli seratus persen.
"Aku tahu." Ucap Boy tak peduli. "Tolong kau kirim bunga mawar untuk Agnes, Sandra, Astrid, dan juga Monik."
"What? Sebanyak itu?" Liam sampai meng-gelengkan kepalanya.
"Ah itu belum semua, hanya saja aku lupa siapa lagi nama wanita yang selama satu minggu ini aku kencani." Seloroh Boy dengan senyum di wajahnya.
"Ya Tuhan, Nyonya besar salah ngidam apa? Sampai punya anak luknat seperti tuan Boy. Batin Liam benar-benar menangis betapa buruk nasib Nyonya Luna punya anak tak berahlak seperti Boy Arbeto.
"Hei .. aku dengar umpatan kasar mu itu!" Boy menatap tajam pada Liam.
"What?" lagi-lagi Liam terkejut. "Apa benar Anda mendengar umpatan ku?" tanya Liam dengan wajah yang ketakutan.
"Tentu saja aku tidak mendengarnya, tapi kau sendiri yang berkata apa aku mengedar umpatan mu, itu tandanya ....?" Boy tersenyum licik. "Ternyata kau berani juga mengumpat diriku." Skak mat Boy pada Liam.
"Mampus aku termakan jebakan Tuan luknat." Liam menelan salivanya dengan susah payah. "Tuan mana berani aku mengumpat Anda." Liam berjalan mundur kebelakang.
"Ah kau itu sudah ketahuan masih saja ngeles." Boy berdecak dengan kesal. "Dan sebagai hukumannya kau harus push up sebanyak lima puluh kali, sekarang!"
"Ta—tapi Tuan ...."
"Sekarang!"
Dan mau tidak mau Liam pun menjalani hukumannya dengan wajah yang terpaksa, ia ingin mengumpat kembali tuan Boy tapi takut tuannya itu akan menambah hukumnya menjadi seratus kali push up.