Ninja Rian: Sang Pengantar Paket Dari Surabaya

Setelah petualangannya di Hollywood bersama Shah Rukh Khan, Rian yang ninja sekaligus kurir ini mendapatkan kesempatan yang tak terduga: menjadi aktor di Bollywood! Namun, ada satu masalah besar: Rian belum terlalu lancar berbahasa India. Tapi tentu saja, ini tidak akan menghentikannya!

---

Rian tiba di Mumbai, India, siap untuk pengambilan gambar di film Bollywood berjudul "Ninja India." Dengan rasa percaya diri yang berlebihan, Rian mengenakan setelan ninja modern dan langsung menuju lokasi syuting, di mana ia akan beradu akting dengan aktor terkenal India.

---

Saat tiba di lokasi, sutradara film, seorang pria yang sangat serius bernama Raj, mendekatinya sambil tersenyum lebar.

Raj: "Ah, Ninja Rian! Kamu siap untuk menjadi bintang Bollywood hari ini?"

(Ah, Ninja Rian! Are you ready to be a Bollywood star today?)

Rian: "Tentu saja, Pak Raj! Saya sudah berlatih bahasa India saya. Namaste!"

(Of course, Mr. Raj! I’ve been practicing my Indian language. Namaste!)

---

Raj terlihat bingung, tapi dia tersenyum dan memutuskan untuk memberi Rian kesempatan. Mereka mulai latihan adegan di mana Rian harus bertarung dengan seorang penjahat sambil berkata dialog dramatis.

Raj: "Oke, Rian, di adegan ini kamu akan mengatakan dialog dramatis ini: ‘Tumhare paas jo power hai, woh mere liye nahi hai!’ Itu artinya, ‘Kekuatan yang kamu miliki bukan untukku!’ Lalu kamu harus melompat dengan gaya ninja."

(Okay, Rian, in this scene, you will say this dramatic line: 'The power you have is not for me!' Then you need to jump with ninja style.)

---

Rian berusaha menghafal dialog itu dengan serius.

Rian: "Tum… tumhara… power… mere pais lagi!"

(Tum... tumhara... power... mere pais lagi!)

(Raj langsung tertawa terbahak-bahak, begitu juga dengan semua kru film.)

Raj: "Bukan ‘pais lagi’! Kamu baru saja bilang ‘Kekuatannya mengenai dompetku’! Hahaha!"

(Not ‘pais lagi’! You just said ‘The power hit my wallet’! Hahaha!)

---

Rian: "Oh, maaf, maaf! Jadi, bagaimana lagi? Tumhara power mere… leher?"

(Oh, sorry, sorry! So, what was it again? Tumhara power mere... neck?)

(Semua orang tertawa lagi. Bahkan aktor lain yang memerankan penjahat tidak bisa menahan tawa.)

Raj: "Tidak! Bukan leher juga! Ini ‘nahi hai’, artinya bukan milikku!"

(No! Not neck either! It’s ‘nahi hai’, meaning ‘not mine’!)

---

Rian mencoba sekali lagi, kali ini dengan lebih percaya diri.

Rian: "Tumhare power mere liye nahi hai!"

(Your power is not for me!)

(Akhirnya, semua orang bertepuk tangan, dan Rian merasa bangga.)

Raj: "Bagus! Sekarang lompatan ninja!"

(Great! Now the ninja jump!)

---

Rian berlari untuk melakukan lompatan ninja, tapi karena terlalu semangat, dia tersandung kabel kamera dan terbang dengan cara yang sangat konyol, langsung jatuh ke keranjang bunga yang ada di dekatnya.

Rian: "Aduh! Ninja jatuh lagi!"

(Ouch! The ninja falls again!)

(Semua kru tertawa terbahak-bahak melihat Rian yang terjerat bunga-bunga itu.)

---

Setelah semua orang berhenti tertawa, Raj memberikan instruksi untuk adegan selanjutnya. Kali ini, Rian harus menyampaikan dialog romantis kepada lawan mainnya, seorang aktris cantik bernama Priya.

Raj: "Rian, di adegan ini, kamu harus mengatakan ‘Meri jaan, tum mere dil ke rani ho’ yang artinya ‘Sayangku, kamu adalah ratu hatiku’. Ingat, ini harus romantis!"

(Rian, in this scene, you have to say ‘My love, you are the queen of my heart.’ Remember, it has to be romantic!)

---

Rian mengangguk, berusaha tampak serius. Ketika dia berdiri di depan Priya, dia mencoba menyusun kata-kata yang diajarkan kepadanya.

Rian: "Meri… jaan… tum mere… rani... ke nasi goreng ho!"

(My love, you are the... queen... of fried rice!)

(Priya menahan tawa, sementara Raj menepuk dahinya.)

Priya: "Nasi goreng? Rian, kamu sedang syuting film atau pesan makanan di restoran?"

(Fried rice? Rian, are you filming or ordering food at a restaurant?)

---

Rian: (bingung) "Apa? Bukan nasi goreng? Oh, jadi… apa yang harus saya katakan?"

(What? Not fried rice? Oh, so... what should I say?)

(Priya tersenyum dan mencoba membantu Rian.)

Priya: "Meri jaan, tum mere dil ke rani ho."

(My love, you are the queen of my heart.)

Rian: "Oh iya! Meri jaan, tum mere dahi ke rani ho!"

(My love, you are the queen of my forehead!)

(Kali ini semua orang tertawa lebih keras, bahkan Raj tidak bisa menahan diri lagi.)

---

Raj: "Rian! Bukan dahi! Kamu baru saja bilang bahwa dia adalah ratu dahimu!"

(Rian! Not forehead! You just said she is the queen of your forehead!)

---

Rian: "Oh, iya-iya. Maaf! Bahasa ini sulit!"

(Oh, right, right. Sorry! This language is hard!)

(Priya akhirnya memeluk Rian dengan lembut sambil tertawa.)

Priya: "Tidak apa-apa, Rian. Kamu ninja yang sangat lucu."

(It’s okay, Rian. You’re a very funny ninja.)

---

Setelah beberapa kali mencoba, akhirnya Rian berhasil mengucapkan dialognya dengan benar. Namun, setiap adegan yang dia lakukan selalu diselingi dengan aksi konyol dan kesalahan bahasa yang lucu. Meski begitu, semua orang di set syuting sangat terhibur oleh usaha kerasnya.

Rian: "Wah, ini lebih sulit dari pengiriman paket! Tapi setidaknya saya ninja yang bisa membuat orang tertawa, ya?"

(Wow, this is harder than delivering packages! But at least I’m a ninja who can make people laugh, right?)

(Semua orang setuju, dan Raj, yang awalnya serius, sekarang benar-benar kagum dengan kepribadian Rian yang ceria.)

---

Pada akhir hari syuting, Raj menghampiri Rian dan memberikan pelukan hangat.

Raj: "Rian, kamu mungkin bukan aktor terbaik, tapi kamu pasti bintang komedi Bollywood yang kami butuhkan!"

(Rian, you may not be the best actor, but you are definitely the comedy star Bollywood needs!)

---

Rian: (tertawa) "Terima kasih, Pak Raj! Tapi saya pikir, saya tetap akan fokus mengantar paket. Kurang ribet!"

(Thank you, Mr. Raj! But I think I’ll stick to delivering packages. Less complicated!)

---

Semua kru tertawa lagi, dan Rian meninggalkan lokasi syuting dengan hati gembira, penuh dengan pengalaman baru dan cerita lucu yang tak terlupakan dari Bollywood.

Tamat

Ninja Rian belajar bahwa, meskipun kesulitan berbahasa, keceriaan dan tawa adalah bahasa universal yang bisa membuat orang di mana saja merasa dekat dan terhibur!