Niat hati memberikan kejutan kepada sang kembaran atas kepulangannya ke Jakarta, Aqilla justru dibuat sangat terkejut dengan fakta menghilangnya sang kembaran.
“Jalang kecentilan ini masih hidup? Memangnya kamu punya berapa nyawa?” ucap seorang perempuan muda yang dipanggil Liara, dan tak segan meludahi wajah cantik Aqilla yang ia cengkeram rahangnya. Ucapan yang sukses membuat perempuan sebaya bersamanya, tertawa.
Selanjutnya, yang terjadi ialah perudungan. Aqilla yang dikira sebagai Asyilla kembarannya, diperlakukan layaknya binatang oleh mereka. Namun karena fakta tersebut pula, Aqilla akan membalaskan dendam kembarannya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bukan Emak-Emak Biasa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12. Rencana Serangan Balik Rumi
“Biarkan papa mamamu mengetahui ini. Mental Chilla tidak baik-baik saja. Satu-satunya yang Chilla butuhkan hanyalah dukungan orang-orang yang dia sayangi.”
“Bukan hanya fisiknya yang terluka, Qilla. Karena mental Chilla juga sangat mengkhawatirkan. Keadaan Chilla menjadi makin buruk karena luka mentalnya.”
“Chilla tak hentinya menangis. Bahkan mungkin dia tidak bisa membedakan mana yang nyata, atau sekadar halusinasi.”
“Selain itu, kami juga tidak akan pernah menghalang-halangi kamu dalam membalaskan dendam Chilla. Kamu berhak membalaskan dendam Chila. Karena dalam waktu dekat, kami juga akan melakukannya untuk Chilla.”
Suara tenang, lirih, tertata, tapi juga terdengar misterius milik uncle Syukur di sambungan telepon, membuat dada Aqilla bergemuruh. Jauh di dalam dada Aqilla seolah akan ada yang meledak. Bersamaan dengan itu, darah dalam tubuhnya juga seolah didihkan. Kenyataan yang juga membuat tubuh semampai milik Aqilla jadi gemetaran.
Tak lama kemudian, butiran bening berjatuhan membasahi pipi Aqilla. Kabar dari uncle Syukur, sungguh membuat hati Aqilla hancur. Langit kehidupan Aqilla seolah runtuh. Apalagi ketika di depan sana, kedua orang tuanya berbondong-bondong keluar dari rumah sambil membawa koper. Keduanya seolah akan pergi jauh dalam waktu lama. Aqilla yakin, uncle Syukur telah mengabarkan keadaan Asyilla kepada orang tuanya.
Pak Zeedev yang menarik dua koper sekaligus, terus mengingatkan ibu Akina agar lebih berhati-hati. Sebab sesekali, ibu Akina yang sempoyongan, berakhir nyaris terjatuh andai tangan pal Zeedev tak menahannya.
“Sayang!” Tangis ibu Akina pecah ketika mendapati Aqilla.
Aqilla berangsur menurunkan ponselnya dari telinga kanan. Namun sebelum ia melakukannya, ia sengaja mengucapkan terima kasih kepada uncle Syukur yang telah memberinya kabar terbaru perkembangan sang kembaran.
Selanjutnya, Aqilla membiarkan tubuhnya didekap kedua orang tuanya, secara bersamaan. Keduanya apalagi ibu Akina terus menangisinya. Tampaknya, apa yang Aqilla yakini memang telah terjadi. Bahwa kedua orang tuanya sudah mengetahui kabar sekaligus keadaan Chilla. Aqilla juga berakhir dititipkan ke rumah sang tante. Aqilla tidak diizinkan tinggal di rumah sendiri. Bersama adik-adiknya, Aqilla diboyong ke rumah sang tante yang tidak begitu jauh dari rumah orang tuanya.
“Perang, sudah pasti itu yang akan terjadi. Keluarga besar kami tidak akan tinggal diam dan akan menghukum siapa pun yang berani melukai kami, terlebih yang sudah terencana!” batin Aqilla.
Ketiga adik Aqilla tak hentinya menangis karena tak mau ditinggal papa mama mereka. Sebenarnya, Aqilla dan Asyilla bukan anak kandung pak Zeedev. Keduanya hanya anak sambung. Namun hubungan mereka mengalahkan keeratan hubungan papa dengan para anak kandung. Jadi, Aqilla memiliki tiga adik dan dua di antaranya merupakan kembar laki-laki.
Tak beda dengan hubungannya dan sang papa sambung, hubungan Aqilla dengan ketiga adik sambungnya juga sangat baik. Kini, selain harus menjadi Chilla dalam membalaskan dendam, Aqilla juga menjelma menjadi orang tua bagi adik-adiknya. Usia mereka agak berjarak jauh. Adik pertama berjarak hampir lima tahun dengan Aqilla dan Asyilla. Sementara adik yang kembar, baru berusia enam tahun dan sedang aktif-aktifnya.
Di lain sisi, dipindahnya ke rumah sang nenek membuat Rumi merasa jauh lebih baik. Rumi jadi bisa berpikir lebih tenang. Kemudian, ia berniat menyelidiki siapa Chilla dan keluarganya lebih teliti. Karena setengah tahun mengenal, Rumi tak begitu tahu tentang Asyilla.
Selama mengenal Asyilla dan selalu dibanding-bandingkan dengannya, yang tertanam dalam diri Rumi hanyalah benci. Rumi benci Asyilla yang baginya hanya sok cantik, meski pada kenyataannya, Asyilla memang sangat cantik. Tidak ada yang tidak menyukai Chilla, kecuali mereka yang iri termasuk Rumi. Terbukti, Stevan si cowok paling populer yang terkenal sangat dingin saja, langsung jatuh cinta kepada Asyilla. Hubungan Syilla dan Stevan pula yang membuat Asyilla memiliki banyak musuh dari pihak para siswi dan semuanya merupakan fans garis keras Stevan. Termasuk Liara, dia juga fans garis keras Stevan dan selama ini sibuk menyebarkan rumor, bahwa dirinya merupakan mantan terindah Stevan.
Di lain sisi, selain alasan-alasan tadi, kemunculan Asyilla yang jauh lebih pintar dari Rumi juga telah sepenuhnya menggeser Rumi dari kehidupan ini.
“Kamu tahu, aku hanya punya prestasi akademi karena aku bukan kamu yang bisa berteman dengan siapa pun. Namun kamu justru tetap lebih pintar dariku! Dasar tak punya perasaan! Semua orang bilang kamu istimewa, tapi bagiku, kamu monster!”
“Aku bahkan tidak punya teman karena walau kamu menganggap aku sebagai sahabat, aku tak lebih dari badut yang akan mereka tertawakan. Mereka akan terus membandingkan kita. Mereka bahkan papaku akan terus mengatakan bahwa kamu terlalu cantik!”
Dalam hatinya, Rumi tak hentinya meledak-ledak. Ia menggunakan ponsel sang mama untuk meneliti IG milik Chilla. Karena di sana hanya ada foto dan semua tentang Chilla, Rumi yang memang cerdas meski bisa dikalahkan oleh Chilla, sengaja mengeklik kontak ig milik ibu Akina yang juga saling follow dengan Chilla.
“Harusnya jika memang Chilla tidak mati, dia tak mungkin bisa sembuh dengan waktu singkat. Sementara andai yang datang kepadaku kemarin itu hantu, harusnya dia tidak bisa melukaiku, memecahkan kaca jendela kamarku, bahkan ... sepertinya dia juga sudah mencuri hapeku!”
Sambil terus meringkuk membelakangi sang mama yang sudah lelap, hati Rumi benar-benar berisik. Akan tetapi pada akhirnya kecurigaan Rumi terbukti. Bahwa di dunia ini memang ada dua gadis cantik yang sangat mirip dengan Chilla.
“Persis seperti dugaanku. Ada dua Chilla di dunia ini karena mereka kembar. Lihat foto-foto ini. Dari kecil, mereka sangat mirip. Bedanya, satu gendut, satu langsing sejak kecil!” senyum di wajah Rumi dan hanya menarik ujung bibirnya, dikuasai sebuah obsesi sekaligus kemenangan.
“Harusnya jika dia bukan Chilla sementara Chilla sudah mati, harusnya dia tidak punya bukti. Bisa apa dia jika Chilla saja sudah mati. Yakin masih sok berani dan menjadi penyusup seolah dia mafia? Bagaimana jika aku menyewa pembunuh bayaran untuk menghabisinya? Hanya aku saja yang tahu ini. Aku bisa mengambil uang papa secara diam-diam. Asal aku dekat papa saja, aku bisa hack m-banking papa! Ah iya ... mulai detik ini aku harus main cantik. Tenang karena tak mungkin kembaran Chilla juga secerdas Chilla. Sedangkan untuk urusan cantik, aku tidak peduli lagi. Yang penting sekarang dengan tidak adanya Chilla, aku akan menjadi murid paling cerdas lagi. Ditambah, papa akan menjadi gubernur dan otomatis, semua mata juga akan tertuju kepadaku. Mereka pasti akan mengusut kecerdasanku dan menyebutku sebagai anak cerdas!”
Berbekal rencananya, Rumi membangunkan sang mama. Rumi meyakinkan sang mama dan dengan refleks membuat sang mama berpikir posesif kepada papanya.
“Aku sudah baik-baik saja, Ma. Kemarin aku hanya terlalu lelah setiap saat dimarahi papa hanya karena aku hanya peringkat dua.”
“Sayang, ingat ... papa minta kita di sini dulu sampai papa diangkat jadi gubernur!”
“Mama yakin?”
“Mama yakin, papa enggak digoda wanita lain? Papa punya semuanya, Ma. Apalagi, papa juga masih muda ganteng banget! Di luar sana pasti banyak yang ingin menjadi pasangan, bahkan ... bahkan sekadar simpanan papa ....”
Apa yang sang putri katakan langsung membuat mama Rumi ketakutan. Takut sekali padahal baru membayangkan dan ...
“Begini saja, Ma. Malam ini juga kita pulang ke rumah. Enggak usah kabarin papa lah, biar papa bisa fokus dengan sederet jadwalnya!” Rumi juga terus meyakinkan, bahwa dirinya sudah sangat sehat.
“Mama tidak kehilangan papa karena bisa terus jagain papa dari wanita kegatelan. Sementara aku akan kembali sekolah dan menjadi juara sekolah seperti keinginan kalian!”
Melihat semangat sang putri yang sempat berdiri mondar mandir, membuat mama Rumi setuju. Iya, malam ini juga mereka akan pulang tanpa terlebih dulu mengabarkan kepada pak Pendi.
(Yuk ramaikan ❤️❤️❤️❤️)
😏😏😏
iya juga yaa,, kalo sdh singgung k Mbah Kakung,, memoriq tiba2 jadi blank🤭😅
ini angkatan siapa ya... 🤣🤣🤣
kayaknya aq harus bikin silsilah keluarga mereka deh... 🤣🤣🤣
beri saja Liara hukuman yg lebih kejam Mb...
Angkasa ....,, tunggu tanggal mainnya khusus utkmu dari Aqilla
Jangan smpe orang tua nya liara berkelit lagi ...