Velicia dianggap berselingkuh dari Jericho setelah seseorang memfitnahnya. Jericho yang sangat membenci Andrew—pria yang diyakini berselingkuh dengan istrinya, memutuskan untuk menceraikan Velicia—di mana perempuan itu tengah mengandung bayi yang telah mereka nanti-nati selama tiga tahun pernikahan mereka, tanpa Jericho ketahui. Lantas, bagaimanakah hubungan mereka selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lilylovesss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pengganggu Seina
****
Di tengah-tengah kesibukannya membersihkan ruangan kerja Jericho, tatapan Seina beberapa kali mengarah pada Jericho saat pria itu sibuk menatap layar monitor. Sebab itu lah, Seina berencana untuk memperlambat kerjanya agar ia bisa berlama-lama di sana.
"Seina, apakah tanganmu sudah membaik? Tanganmu sepertinya masih memakai perban, tapi kau terlihat memaksakan diri untuk bekerja," ujar Jericho dengan kedua mata yang masih fokus menatap monitor.
Sementara itu, Seina menarik diri dari lemari yang sedang ia bersihkan. Seina memutar balik tubuhnya, kemudian menoleh ke arah Jericho dengan senyuman penuh rayuan yang ia tampakkan pada pria itu.
"Sudah jauh lebih baik, Tuan. Saya tidak ingin terlalu lama mengambil cuti di saat saya masih baru bekerja di sini. Meskipun hidup saya miskin, saya tidak ingin jika sampai saya memakan gaji buta."
Untuk kali pertamanya dalam hidup Seina, perempuan itu melihat bagaimana Jericho tertawa kecil ketika mendengar perkataannya. Sejujurnya, Seina sama sekali tidak berniat membuat lelucon. Itu hanya alasan yang ia buat-buat agar Jericho tidak mempermasalahkannya karena sudah kembali bekerja.
"Kau ini. Kenapa harus takut memakan gaji buta? Bukankah lebih menakutkan jika aku malah membiarkan dan memaksamu untuk bekerja? Lagi pula, aku yang menyuruhmu beristirahat. Apa yang kau khawatirkan?"
Seina menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Kepalanya mulai tidak bisa diam untuk mencari ide agar obrolan dia dengan Jericho tidak berakhir begitu saja. Akan tetapi, Seina merasa kebingungan harus membawa topik pembicaraan tentang apa, sebab ia memang belum begitu dekat dengan Jericho.
"Tuan, apakah saya boleh menanyakan sesuatu pada Tuan?" tanya Seina tiba-tiba.
Tawa Jericho terhenti seketika. "Apa yang ingin kau tanyakan padaku, Seina?"
"Aku belum pernah melihat nona muda di sini. Apakah nona muda sedang berada di luar?"
Pertanyaan Seina tentu berhasil membuat raut wajah Jericho berubah seketika. Perempuan itu juga menyadarinya, tetapi dia justru merasa sangat senang sebab apa yang sedang ia tanyakan pasti akan berujung dengan membuka aib Velicia.
"Anggap saja begitu, Seina. Untuk beberapa bulan ke depan, kau tidak akan menemukan siapa pun di sini selain hanya saya."
"Tuan ... a-apakah Tuan sedang dalam masalah dengan nona muda?" tanya Seina lagi, tanpa tahu malu.
Melihat Jericho yang kesulitan untuk menjawab pertanyaannya, Seina berdeham kecil kemudian memajukan langkahnya beberapa langkah sehingga jarak mereka hanya sekitar satu meter saja.
"Maaf, Tuan Jericho. Sepertinya saya sudah keluar batas. Saya minta maaf. Sekali lagi, saya minta maaf," ujar Seina sembari membungkukkan tubuhnya sekilas.
"Tidak apa-apa. Kau tidak keluar batas. Apa yang kau tanyakan padaku masih di batas wajar," ujar Jericho.
Seina hendak mengajukan pertanyaan lagi, tetapi batal karena pintu ruangan kerja Jericho terdengar diketuk oleh seseorang di luar sana. Jericho dengan segera beranjak dari meja kerjanya dan mendekat pada pintu keluar.
Saat seorang pria muncul di balik pintu, tatapan Seina terkunci. Pria itu sekilas menoleh pada Seina, tetapi kemudian kembali mengalihkan pandangannya pada Jericho seakan kecantikan yang Seina miliki tidak menarik perhatian pria tersebut.
"Aku ingin membahas beberapa pekerjaan denganmu. Aku tidak bisa datang ke sini besok karena aku akan pergi menemui ibuku keluar."
Jericho mengangguk ketika Jeremy mengatakan apa tujuannya menemui dirinya. Merasa jika pembahasan tentang pekerjaannya sangat privasi, Jericho dengan segera mengalihkan tatapannya pada Seina yang masih mematung di dalam ruang kerjanya dengan lap dan sapu yang perempuan itu genggam sejak tadi.
"Seina, sepertinya kau tidak perlu lagi membersihkan ruanganku sampai selesai. Saya akan membicarakan soal pekerjaan dengan asisten saya. Kau bisa pergi sekarang juga."
Meskipun merasa sedang terusir secara halus, Seina tetap memaksakan dirinya untuk tersenyum terlebih dulu sebelum meninggalkan ruangan itu. Bahkan Seina sempat menyempatkan diri untuk membungkukkan tubuhnya sekilas pada Jericho, juga Jeremy.
"Saya akan keluar sekarang, Tuan," ujarnya kemudian bergegas pergi meninggalkan Jericho dan juga Jeremy di sana.
Setelah Seina pergi meninggalkan mereka, baru lah Jericho mengajak Jeremy masuk kemudian menutup pintu ruangan kerjanya dengan rapat. Jika saat Jericho sedang sibuk dengan pekerjaannya, pria itu tidak perlu repot turun ke lantai dasar ketika ingin minum-minuman dingin karena di dalam ruangan itu, ia memili sebuah kulkas berukuran sedang yang bisa membantunya.
"Kau memperkerjakan orang lagi? Bukankah bibi Anne sudah sangat cukup untuk membantumu?" tanya Jeremy. Pria itu mulai bawel dengan pertanyaan yang dipenuhi rada penasarannya.
"Bagaimana, ya. Mungkin anggap saja begitu, meskipun aku memang tidak berniat menambah asisten rumah tangga lagi di rumah ini. Aku hanya ingin membantu bibi Anne agar putrinya tidak menganggur untuk sementara waktu."
"Putri? Jadi, perempuan tadi itu putri dari bibi Anne? Aku baru tahu jika dia memiliki seorang putri. Aku kira, selama ini dia hanya hidup seorang diri."
"Itu putrinya. Aku mengenalnya sejak lama, tetapi kami tidak begitu sering bertemu karena kata bibi Anne, ia takut jika terlalu sering membawa putrinya justru akan menghambat pekerjaannya."
Pembahasan tentang Seina berakhir di sana. Rasa penasaran Jeremy hanya cukup di sana saja. Di menit berikutnya, Jeremy berhenti bertanya. Pria itu justru yang pertama kali mengalihkan topik pembicaraan di antara mereka.
"Kau akan segera kembali ke kantor, kan?" tanya Jeremy.
"Tentu. Aku akan segera kembali karena ibuku juga sudah kembali ke rumah. Jangan khawatir, setelah aku kembali, kau akan aman dari pekerjaanku yang menumpuk," ujar Jericho sembari menepuk bahu Jeremy.
****
Velicia tidak pernah mengira jika apa yang ia lihat sekarang benar-benar di luar pikirannya. Saat perempuan itu sedang sibuk memasak, ia harus segera menghampiri pintu utama karena seseorang mengetuknya berulang kali sehingga membuat Velicia sedikit merasa terganggu.
Saat perempuan itu berhasil membukanya, ia sedikit terkejut dengan apa yang ia lihat di hadapannya saat itu. Ya, tidak bukan dan tidak lain. Sharine rupanya datang menemui Velicia. Tersenyum hangat, kemudian memeluk Velicia dengan erat sembari mengucap permintaan maaf berulang kali.
"Aku sangat merindukanmu, kau tahu? Aku minta maaf atas seluruh prilakuku selama kau pindah, Velicia. Aku minta maaf," katanya sembari mengeratkan pelukannya di saat Velicia akan menarik diri dari tubuhnya.
"Aku akan memaafkanmu, tapi kau harus melepaskan pelukan ini terlebih dahulu. Dadaku rasanya engap, Sharine."
"Oh, Tuhan ... aku sampai lupa jika kau sedang membawa seorang bayi di dalam kandunganmu sekarang," ujar Sharine sembari melepaskan pelukannya.
Kedua mata perempuan itu memerah. Saat Velicia menatapnya semakin lekat, Sharine tertawa dengan salah satu tangan yang berhasil mengusap air matanya yang turun begitu saja.
"Kau sudah besar. Kenapa kau harus menangis di hadapanku?"
"Itu karena aku terlalu merindukanmu selama beberapa hari ini, Velicia sialan!"
****
*mereka selalu merasa benar, paling tersakiti, dan tidak pernah melihat kesalahannya
*mereka kebaperan dan memuja kebaikan pria lain
dalam novel ini jelas2 biang masalahnya adalah velicia dan andrew
*velicia seorang istri tapi masih berhubungan dengan pria lain bahkan lelaki yang tidak disukai suaminya, velicia tidak pernah menjaga perasaan suami dan menjaga dirinya dari fitnah, velicia berbuat semaunya, dekat dengan prian bahkan pergi ke hotel dengan pria lain yang jelas2 bisa menimbulkan fitnah yang bisa melukai perasaan dan harga diri suaminya
*andrew lelaki licik yang selalu licik mendekati dan memberi bantuan pada istri orang yang jelas2 bisa membuat fitnah dan menghancurkan rumah tangga orang, tapi dia tidak peduli karena terlihat jelas andrew menyukai velicia jadi kehancuran rumah tangga velicia itu yang dia harapkan
ini lah masalah kalian wanita dalam membuat novel, kalian selalu membenarkan kelakuan pemeran utama wanita dan selalu membela pebinor
jelas2 novel kalian biang masalahnya adalah velicia dan andrew
tapi..mesti hati2 pada 2 manusia jahat macam mereka 👍😡