Emily, 25 tahun. Dia harus terjebak diantara permintaan bos nya untuk bisa diterima menjadi sekretaris di PT Dinar Sastra.
Satria,35 tahun . Pimpinan yg dikenal dingin dan jutek itu memiliki kepribadian unik. Tempramental dan manja seperti layaknya bayi .
Namun, siapa sangka seiring berjalannya waktu bersama mereka berdua menumbuh kan rasa cinta tetapi bagaimana status Satria yg masih memiliki istri ?,Bisakah mereka bersatu diantara kecaman keluarga mereka..?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lulu Berlian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Satria menunggu di ruang tamu sembari menyalakan televisi mencari channel yg dapat ia tonton , tetapi rata rata semua isinya tentang bola. Sedangkan Emily sibuk di dapur membuat mie instan untuk mereka berdua.
"Duduk di atas jangan di bawah "
Perintah Satria setelah Emily membawa dua mangkuk mie instan untuk mereka.
"Lebih nyaman di bawah Mas...Coba deh.."!
Satria berdehem singkat ,pelan pelan dirinya ikut duduk di atas karpet seperti Emily. Memang rasanya tidak nyaman karena semasa hidupnya belum pernah duduk seperti ini dan anehnya ia malah ikutan.
"Punya Mas yg enggak pedes ,punya aku yg pedes"
"Kenapa seperti itu..?"
Emily menoleh..
"Karena Mas gak suka pedes, bener gak..?"
Satria tidak menjawab , melihat lawannya hanya diam. Sudah di pastikan jawabannya benar.
"Tidak juga..!"
Emily cemberut..
"Kenapa coba gak bilang dari tadi malah diem mulu"
"Saya suka apapun masakan rumahan"
"Memang mie instan masakan rumahan..?"
Satria mengedipkan bahunya.
"Karena di buat oleh kamu..!"
Emily tersenyum,ada rasa hangat yg menjalar , akhirnya ada yg menghargai masakannya.
"Terima kasih .."
Satria berhenti mengayunkan sumpit nya.
"Untuk..?"
Emily menggeleng ..
"Tidak apa apa ,aku hanya ingin bilang terima kasih aja "
"Jangan terlalu banyak bilang terima kasih untuk hal-hal kecil ,kamu akan kehilangan jati diri mu."
"Justru itu yg membuat ku senang ,karena selama ini jarang sekali ada yg bilang terima kasih atas kehadiran ku."
Satria tidak menjawab ia hanya diam beberapa saat lalu melanjutkan kembali menyantap mie instan yg mulai berubah menjadi dingin.
"Mas ... Besok aku ijin pulang sebentar,boleh..?"
Satria kembali menoleh melihat ada pengharapan dari sorot mata Emily.
"Saya akan siapkan mobil ".
"Tidak... Aku pakai ojek online saja Mas.".
Satria ingin kembali menyangkal tetapi melihat tatapan Emily yg memohon membuat nya menghentikan keinginan nya .
"Baik.."
Emily tersenyum lebar.
"Terima kasih Mas..Aku janji cuma sebentar saja , karena ada hal yg perlu di bereskan."
Satria hanya berdehem padahal baru saja di kata jangan terlalu banyak mengucapkan terima kasih untuk hal-hal sepele. Ia beranjak sembari membawa mangkuk kosong ke sink lalu mencucinya seperti kebiasaan nya selama ini.
Walaupun memiliki istri tetapi tetap untuk peralatan makan ia mencucinya sendiri setelah di pakai ,ada rasa risih jika melihat cucian kotor menumpuk.
Emily melihat Satria memasuki kamar mereka , mungkin pria itu ingin tidur meninggalkan Emily sendirian.
Emily meraih remote televisi mengganti channel kesukaan nya kala sendirian di rumahnya . Emily menertawakan sang tokoh yg terjatuh berkali kali , karena terpeleset kulit pisang .
"Harusnya di buang dulu kek ,ya ampun...haaaaa...!"
Cek lek ..
Suara pintu terbuka , Emily menoleh ternyata Satria kembali ke ruang tamu dengan segera mengecilkan volume televisi.
"Maaf... Aku kira Mas udah tidur..!"
Satria kembali duduk di tempat yang sama .
"Ini pakai ,jika kamu membutuhkan..!"
Emily melihat kartu hitam di atas meja , dirinya tidak bodoh apa kartu itu . Sedikit tidak percaya bahwasannya bisa melihat langsung sedekat mata seperti ini.
"Ini maksudnya gimana Mas..?"
"Jika kamu butuh membeli apapun,,pakai ini ..!"
"Mata Emily melotot sempurna ,yg berada di depannya saat ini adalah kartu kredit tanpa limit . Apapun bisa ia beli pakai ini bahkan barang barang branded yg hanya ia bisa liat di majalah .
"Tapi Mas.... Kenapa..?'
Satria berdehem..
"Karena kamu sudah menjadi tanggung jawab ku saat ini."
"Tanggung jawab.."
Cicit Emily..
Yang ia tau dirinya hanya menjadi sekretaris spesial untuk nya ,itu juga ia di bayar dengan harga fantastis.
"Pakai saja ,saya tidak akan melarang kamu untuk beli apa pun ."
Setelah berkata demikian Satria berlalu memasuki kamar mereka .
Emily menatap tidak yakin ,di umur nya saat ini memegang kartu unlimited seperti mimpi.
****
Seperti rencananya semalam ,kini Emily mengunjungi rumah nya setelah tiga hari tidak pulang dan tidak mengabari .Sengaja nomor ibu dan adiknya itu ia blokir.
"Bagus ... Kemana saja kamu baru pulang ? Masih inget pulang juga rupanya kamu hah..?"
Emily tidak ingin berdebat apalagi pagi hari seperti ini ,ia meletakkan barang belanjaan di atas meja. Benar saja ibu nya langsung menyerbu bibir nya hanya mencebik kala melihat ada donat dan martabak.
"Tiga hari gak pulang bawa duit bukan makanan murahan kaya gini .."
"Kalo gak suka ya udah gak usah di makan , Emily mau sarapan dulu."
Langkah kakinya langsung di hentikan sang ibu .
"Kamu kemana aja tiga hari ini hah..?" Sengaja yah kamu blokir nomor Ibu .? Gak usah pulang sekalian.."
Emily mengedipkan bahunya acuh , perkataan seperti ini sering kali ia dengar .
"Baguslah gue juga mau keluar dari sini "!
Brakk...
Pintu di tutup rapat rapat tak menginginkan ketenangan nya kali ini di ganggu lagi oleh sang Ibu . Walaupun teriak teriak memanggil namanya ,ia tidak perduli lebih memilih asyik menyantap martabak dan donat ternama yg hanya bisa ia makan setahun sekali.
"Emang bener tidak semua nya bisa di beli dengan uang tapi uang bisa membeli semuanya."
Ia tidak perlu berlama lama di rumah ini , rumah penuh kenangan bagaimana ibu nya itu mencaci bahkan tak segan bermain tangan kepada nya. Rumah di mana sepuluh tahun sudah dirinya menjadi sapi perah untuk mereka.
Setelah selesai menyantap makanannya , Emily segera mengumpulkan barang barang nya yang sekiranya akan ia bawa ke apartment termasuk surat surat penting.
"Emily...Mau kemana kau hah..?"
"Jangan halangi Emily Bu ..Memang ini kan yg di mau Ibu .?"
"Heh anak Dajjal ... Seenggaknya kasih uang terima kasih selama ini kamu saya besarkan.."
Langkah kaki Emily terhenti ,ia tidak menyangka Ibunya bisa berkata sampai ke sana .
"Bukan kah selama ini gue jadi sapi perah kalian? Yang kalian mau cuma uang uang dan uang ..?" Gue capek lunasin utang yg gak ada habisnya.."
"Ya ,, Karena kamu kerjanya males kurang giat makanya hidup kita gini gini aja "
Emily tersenyum sinis .
"Kurang giat ..?
Tidak habis pikir bahkan sambil kuliah ia mati matian kerja freelance ke sana kemari hanya untuk menutupi utang utang ibunya itu.
Setiap penagih pasti yg di cari adalah dirinya. Sang ibu sudah benar benar angkat tangan , setiap minggunya ada saja yg menagih padanya.
"Jangan ganggu hidup gue lagi mulai saat ini ,silahkan suruh anak anda itu untuk bekerja bukan hanya main game saja yg ada."
Emily melirik sinis pada Dimas ,mereka masih memiliki urusan yg belum terselesaikan .Pria itu tidak mengucap kata maaf setelah mendorongnya.
"Emily..Dasar anak setan .! Awas aja lo kembali lagi "
Emily tidak memperdulikan ,ia segera menaiki taksi yg sudah di pesan meninggalkan rumah penuh kenangan itu. Kenangan manis hanya sampai ketika ayahnya masih hidup setelah itu keseharian nya seperti..,..
alasan cerita ini juga terlalu dibesar"kan. pertama, satria dilarang bercerai dengan alasan keluarganya malu. ..yg bakal malukan catrine, dia yg selingkuh duluan. ke dua, membuat karakter keluarga terhormat dan disegani tapinmelihat catrine yg gak ada apa"nya malah sangat disayangkan keluarga seperti itu tdk punya pendirian dan keberanian. gw yakin dengan melihat bagaiman catrine mengancam wiratam gw jadi filing yg selingkuh itu wiratama dengan catrine...makanya dia selalu ngelarang surya cerai dengan alasanencoreng nama keluarga. justru namanya yg akan tercoreng kalau ketahuan.
MERTUA DAN MENANTU MAIN API.
SKIP DAH GW😪
ya ampun si emeli kena getahnya smpe mau ditelanjangi 😩