Kematian kakak Debora, Riska, sungguh membuat semua keluarga sangat berduka.
Riska, meninggal saat melahirkan anak pertamanya. Tubuhnya yang lemah, membuat dia tidak bisa bertahan.
Karena keadaan, semua keluarga menginginkan Debora, menggantikan
posisi kakaknya yang sudah meninggal, menjadi istri kakak iparnya.
Debora terpaksa menerima pernikahan itu, karena keponakannya yang masih bayi, perlu seorang Ibu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14.
Debora di bantu oleh Bibi Koki membawa sarapannya, yang sudah selesai masak ke ruang makan.
Tanpa memperdulikan Victor yang tengah memandangnya, Debora menarik kursi di tempat biasa dia duduk.
"Terimakasih Bik!" sahut Debora kepada Bibi Koki yang meletakkan gelas jusnya.
"Sama-sama Nyonya!" jawab Bibi Koki, lalu kembali ke dapur.
Debora kemudian mulai menikmati sarapan paginya, tanpa menawarkan sedikitpun pada Victor.
"Untuk ku mana?" tanya Victor tiba-tiba memecahkan keheningan ruang makan.
Debora diam saja tidak menjawab, dia pikir pria itu sedang bicara dengan Pelayan kesayangannya Ira.
Debora dengan tenang, tetap saja memakan apa yang telah di masaknya itu.
"Debora!" panggil Victor dengan sedikit kencang.
Debora tentu saja kaget, dengan suara Victor yang memanggil namanya.
Gadis itu diam di tempatnya, memandang ke arah Victor dengan nanar.
Debora melihat piring sarapan Victor, sudah di singkirkan kakak iparnya itu menjauh darinya.
Debora kemudian memandang ke arah pelayan yang bernama Ira, berdiri tidak jauh dari Victor.
"Makanan apa yang kamu sajikan kepada Tuan mu, sehingga dia tidak menyentuh sedikitpun apa yang kamu buat!" sahut Debora tajam kepada Ira.
Pelayan yang bernama Ira itu, membeku di tempatnya, dia mengepalkan tangannya dengan erat.
Dia merasa Debora sungguh berani memarahinya, seakan mengatakan kalau pekerjaannya tidak memuaskan.
"I..itu!" Ira tidak bisa berkata-kata.
"Bukankah kamu begitu perhatian kepada Tuan mu, seharusnya kamu lebih extra hati-hati menyajikan makanannya, dan jangan sampai dia tidak menyukai masakan buatanmu!" sahut Debora dengan nada datar kepada Ira.
Wajah Victor memerah mendengar perkataan Debora tersebut, tangannya mengepal dengan erat.
Dengan geraham mengatup dengan eratnya, Victor mendorong kursinya ke belakang.
Srekk!
Victor meninggalkan ruang makan, tanpa sedikitpun menyentuh sarapannya.
Debora angkat bahu cuek, dia tidak perduli melihat Victor pergi dari ruang makan tersebut.
Dia kembali melanjutkan sarapannya, tanpa memperdulikan Ira yang diam di tempatnya.
Tapi, karena melihat Ira masih tetap berdiri di tempatnya, Debora jadi tidak tahan lagi.
"Apakah kamu masih tetap berdiri di situ? Tuan mu sudah pergi, bawa kembali sarapan itu ke dapur, jangan hanya mematung saja di sana, merusak pemandangan saja!" sahut Debora kesal.
Matanya tajam memandang Ira, dia harus tegas dengan pelayan yang satu itu.
Seorang pelayan yang diam-diam menyukai majikannya, sungguh merepotkan.
Ira dengan menahan rasa bencinya kepada Debora, dengan perasaan kesal pelayan itu membawa kembali sarapan Victor ke dapur Mansion.
Debora akhirnya menghela nafas dengan lega, dia pun melanjutkan sarapannya.
Sementara itu, di ruang kerja Victor, pria itu tampak menenangkan dirinya yang ingin meledak oleh amarah.
Dia tidak tahu pasti, amarahnya itu ditujukannya untuk siapa, yang jelas dia benar-benar kesal sekali.
Beberapa menit Victor berdiam diri di ruang kerjanya, dan setelah merasa tenang, dia pun keluar dari sana.
Mobilnya sudah standby di halaman depan pintu Mansion sedari tadi, dan Asisten Victor sudah berdiri di samping mobil, menunggu Tuannya keluar dari dalam Mansion.
Begitu melihat Victor keluar, Asisten Victor bergegas membukakan pintu mobil untuk Victor.
Setelah Victor masuk ke dalam mobil, pintu mobil di tutup kembali.
Mobil itupun perlahan meninggalkan pelataran halaman Mansion Victor.
Setelah Victor pergi ke kantor, Debora merasa bebas.
Gadis itu merasakan Mansion begitu damai, tanpa adanya sosok Victor terlihat di Mansion.
Debora mengajak Nita membawa Arthur, berjalan-jalan di taman Mansion.
Arthur di letakkan di kereta dorong, dan Debora pun mambawa Arthur jalan-jalan menikmati udara pagi.
Bersambung.....