Selama ini tidak pernah Julia mempunyai prasangka buruk pada keluarga Tantenya, walaupun selama ini Julia tidak pernah diperlakukan dengan baik oleh keluarga Tantenya itu.
Gadis berusia dua puluh dua tahun yang belum pernah sekalipun dekat dengan seorang pria itu, di jual oleh Tantenya untuk melunasi hutangnya pada rentenir.
Julia yang malang, hanya bisa pasrah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 24.
Lucas menghabiskan sarapannya dengan cepat, baru kali ini dia menikmati sarapan pagi yang begitu lezat.
Piringnya bersih mengkilat.
Julia dan Harry memandang Lucas yang telah selesai menghabiskan sarapannya.
"Papa sepertinya suka sekali masakan mu Ma!" sahut Harry melihat piring Lucas yang bersih.
"Iya, benar sekali nak, masakan Mama sangat lezat, Papa suka sekali!" ujar Lucas menjawab perkataan Harry.
"Kalau kamu suka, nanti siang aku akan antar makan siang untukmu ke kantor!" sahut Julia seraya berdiri, lalu mengambil piring kosong Lucas dan gelasnya yang sudah kosong juga.
Julia membawa piring kotor tersebut ke wastafel pencuci piring.
"Bolehkah?" tanya Lucas dengan wajah berbinar, dia tidak percaya dengan apa yang dikatakan Julia.
"Iya, aku akan masak untuk makan siang kamu nanti siang, kalau kamu memang mau di bawakan makan siang!" ujar Julia mengambil piring Harry yang sudah selesai juga.
Harry perlahan meminum jusnya sampai habis, dan setelah gelasnya kosong, putra Julia tersebut memberikan gelas kosongnya pada Julia.
Julia mengecup puncak kepala Harry dengan lembut, karena telah menghabiskan sarapannya tanpa bersisa.
Lucas memperhatikan apa yang di lakukan Julia pada putranya tersebut.
Dia melihat kalau Julia selama ini telah merawat putra mereka dengan kasih sayang yang berlimpah.
Lucas menelan ludahnya tanpa sadar, dia ingin juga di perlakukan Julia seperti Harry putra mereka.
Mendapatkan kecupan dari Julia.
"Ehem!" Lucas berdehem untuk memberi isyarat pada Julia, kalau dia ingin di kecup juga, karena sudah menghabiskan sarapannya dengan bersih.
Julia menoleh memandang Lucas, dia merasa Lucas sepertinya butuh air minum.
Bergegas Julia mengambil gelas bersih dan menuang air minum ke dalam gelas, lalu memberikannya pada Lucas.
Lucas termangu melihat gelas yang di sodorkan Julia ke depannya, memandang Julia dengan bingung.
"Bukankah kamu batuk? minumlah agar tenggorokan mu tidak terasa kering!" ujar Julia meletakkan gelas tersebut ke atas meja di depan Lucas.
Harry memandang Ayahnya yang terlihat tidak berniat untuk minum.
Dia tadi mendengar Ayahnya itu berdehem, bukan batuk, tiba-tiba Harry seperti tahu apa yang di inginkan Ayahnya itu.
Anak kecil itu menatap Ayahnya dengan lekat, melihat gerakan tangan Ayahnya yang tampak enggan meraih gelas air minum yang di letakkan Julia di atas meja.
"Mama, Papa bukan batuk, tapi berdehem, Papa tidak ingin minum!" sahut Harry dengan lancar, sembari memperhatikan gestur tubuh Ayahnya yang sebenarnya tidak ingin minum.
Lucas sontak menoleh memandang putranya tersebut, dia terkejut menatap pandangan mata putranya itu menatapnya.
Sepertinya putranya yang tampan itu tahu apa yang diinginkan nya.
Harry tersenyum menatap Lucas, lalu menyipitkan matanya sampai keningnya berkerut menatap Ayahnya itu.
"Papa ingin kepala Papa di kecup juga kan?" tanya Harry pelan sembari memajukan tubuhnya yang masih duduk itu, agar suaranya tidak didengar Julia.
Mendengar apa yang di katakan Harry, sontak wajah Lucas langsung merona.
Dia tidak menyangka putranya itu benar-benar tahu apa yang diinginkan nya.
"Ehem!" Lucas berdehem lagi, dia jadi gugup, merasa malu.
Julia menghentikan tangannya mencuci piring, lalu menghampiri meja makan.
"Apa? tidak ingin minum? tapi aku dengar suara batuk!" ujar Julia menatap Lucas yang wajahnya terlihat bersemu merah.
Julia menatap Lucas lekat.
"A..aku ingin minum kok!" sahut Lucas malu.
"Tidak, Papa ingin kepalanya juga di kecup Mama, karena Papa juga sudah menghabiskan sarapannya dengan bersih, tidak ada sisa sedikitpun!" sahut Harry polos dengan suara lancar.
"A..pa?" Julia jadi ikut-ikutan merona mendengar apa yang dikatakan putranya itu.
"Iya, Mama harus adil, Papa juga ingin mendapatkan kecupan lembut!" sahut Harry memperjelas kan lagi apa yang diinginkan Lucas.
Astaga! bisik hati Julia tidak percaya, ternyata Lucas ingin juga di perlakukan sama seperti putra mereka.
Julia ingin tertawa, dia merasa lucu Lucas ingin mendapatkan kecupan juga.
Julia mendekati Lucas, lalu mendaratkan kecupannya di puncak kepala Lucas dengan lembut.
Rambut Lucas wangi shampoo, Julia menyukai aromanya, sangat enak di hirup.
"Sudah!" kata Julia, lalu dengan cepat mundur.
Wajah Lucas semakin merona, akhirnya mendapatkan kecupan dari Julia.
Dan dia pun ingin mengecup Julia juga.
Lucas menoleh memandang Julia, yang dengan cepat langsung mundur dua langkah setelah mengecup puncak kepalanya.
Lucas mendorong kursinya ke belakang, lalu perlahan bangkit dari duduknya.
Lucas mendekati Julia.
"Ma..mau apa kamu?" tanya Julia terkejut melihat Lucas mendekati nya.
"Ingin mengecup mu juga!"
"Ti..tidak usah!" ujar Julia tiba-tiba gugup.
"Tidak, kamu juga harus mendapatkannya, karena sudah menyiapkan sarapan yang sangat lezat!"
"Iya, Mama juga perlu mendapatkan kecupan terimakasih!" sahut Harry mendukung Ayahnya.
"Terimakasih nak!" sahut Lucas begitu senang, putranya itu memang yang terbaik, tahu saja apa yang ada di pikirannya.
"Eh, itu...tidak usah! aku tidak perlu mendapatkan kecupan!"
"Iya harus!" Lucas dan Harry tiba-tiba menjawab bersamaan.
"Eh!" Julia kaget mendengar Ayah dan putra itu bisa satu suara.
Bersambung.....
cerita ini bagus bangt...