NovelToon NovelToon
KAISAR ARAS

KAISAR ARAS

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Reinkarnasi / Perperangan / Harem / Fantasi Isekai
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ark Vest

Myro Veniar yang merupakan pangeran ke 3 dari Kerajaan Veniar, tanpa dukungan dan perhatian dari orang-orang, dikirim ke wilayah utara untuk melawan pemberontakan besar di utara hanya dengan ratusan pasukan.

Jika ia menolak perintah sang raja, Myro akan dianggap sebagai pemberontakan lalu diturunkan sebagai pangeran atau bahkan dieksekusi mati. Tapi, pergi ke utara untuk melawan pemberontakan besar tanpa dukungan sama seperti pergi menuju kematian juga.

Bagaimana cara Myro mengatasi pilihan di antara hidup dan mati ini? Apakah dia mampu bertahan di tengah sengitnya persaingan kekuasaan antara pangeran serta menjadi pangeran yang berhasil menjadi raja?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ark Vest, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 22 : APAKAH KAU MEREMEHKANKU?

Myro menemukan tangannya yang memegang perisai gemetar, padahal dia baru sekali menahan serangan Torpan yang menunjukkan seberapa kuat serangab tadi "Ares, mundur! Kamu yang kehilangan senjatamu bukan lawan orang ini, biarkan aku yang menahannya".

Ares menolak gagasan tersebut "Tuanku, punggawa bisa mati bagi tuannya, namun bagaimana mungkin seorang pungga meninggalkan tuannya karena takut mati--".

"Ares!", Myro yang biasanya lembut berteriak marah, ia terus menatap setiap gerakan Torpan penuh kehati-hatian sebab takut selama perhatiannya teralihkan, tombak Torpan akan menebas kepalanya "Apakah kau meragukan kemampuanku? Meskipun kekuatanku belum sekuat dirimu, tapi aku masih bisa mengulur waktu! Ambil senjatamu, melawan dia sendirian bukanlah pilihan yang bijak, dia musuh yang kuat! Jangan malu menang dari musuh memakai jumlah, lebih baik menang daripada kalah lalu mati!".

Ares sedikit kaget karema Myro selama ini selalu bersikap ramah, ini pertama kalianya dia melihat Myro marah sejak bertemu Myro pertama kali sewaktu dua tahun yang lalu. 

Meskipun begitu, melihat bagian belakang Myro yang melindungi dirinya sambil marah, Ares tiba-tiba mengingat sosok seorang pria yang paling dia percaya. 

Wajah Ares berubah menjadi tegas, ia bergegas menjauh dari medan pertempuran "Saya akan segera kembali membawa senjata!".

Myro merasa sedikir lega, sekarang dia dapat fokus sepenuhnya melawan Torpan yang berdiri di depannya. 

Tetapi Myro cukup bingung, kenapa Torpan dari tadi diam, tidak memanfaatkan kesempatan menyerang Myro selagi dia sedang berbicara bersama Ares. 

Saat Myro melirik ke arah wajah Torpan, dia bingung. Alasan kebingungan Myro yaitu Torpan bukannya menunjukkan ekspresi permusuhan melainkan wajah sedih dan bahagia yang bercampur. 

Walaupun belum mengerti aoa yang terjadi pada Torpan, Myro bergegas maju menebas pedangnya ke arah musuh. Bagaimanapun Torpan sedang tidak fokus yang berarti kesempatan Myro telah tiba. 

"Tang!".

Walaupun sedang kurang Fokus, Torpan menahan tebasan pedang Myro begitu mudah, bahkan dia mundur selangkah menjaga jarak dari Myro. 

Myro mencoba menyerang lagi, namun Torpan terus menepis pedangnya tanpa masalah. 

Setelah tebasan Myro yang kesepuluh, orang di sekitar kaget "Tunggu, yang benar saja? Pemimpin Torpan terus dipukul mundur anak tersebut?".

"Bohong! Pemimpin Torpan mampu mengalahkan sepuluh orang secara bersamaan, bagaimana mungkin anak yang belum dewasa seperti itu menjadi lawannya?".

"Apakah aku sedang bermimpi?".

Berbeda dari semua orang yang menonton di sekitar, Myro mengerutkan keningnya kesal sebab setiap kali Myro menyerang, Torpan cuma menahannya memakai tombak lalu mengambil satu langkah mundur. Karena alasan tersebut, orang-orang melihat seperti Myro yang terus memukul mundur Torpan. Padahal, Myro mengerti bahwa Torpan yang menahan diri. 

Di sisi lain, Ares sudah mengambil pedang baru dari bawahannya, bahkan kali ini dia menyiapkan satu pedang tambahan di pinggangnya jika pedangnya rusak lagi. 

Tetapi ketika Ares akan membantu, Lune menarik pundaknya yang menghentikan langkah Ares. 

"Apa yang kau lakukan?", teriak Ares kesal terhadap tindakan Lune. 

Lune berkata ringan "Cukup berdiri disini dan tonton! Walaupun kau bergabung bersana tuan, kalian tetap bukan lawan dari Jendral Torpan apabila dia serius menggunakan seluruh kekuatannya, julukan 3 jendral terkuat era lama bukan omong kosong, aku rasa kau sendiri mengerti kan, Jendral Ares? Selain itu, Jendral Torpan menahan dirinya karena melawan tuan, kesempatan yang bagus melatih kemampuan bertarung tuan menghadapi sosok yang sangat kuat seperti itu. Jangan khawatir, jika terjadi sesuatu yang berada diluar dugaan, sihirku siap menembak kapanpun. Dengan aku, kau, paman Tusen dan tuan, selama kita semua bergabung, bukan masalah untuk mengalahkan Torpan lagi".

Ares menjadi suram, dia melihat ke arah Tusen yang mengangguk kepada dirinya sebagai persetujuan. 

Melihat bahwa Tusen pun setuju, Ares berdiri diam sambil tetap memegang pedangnya "Aku setuju terhadap saranmu untuk saat ini, tapi aku pasti langsung bergerak saat situasi tuan memburuk".

Lune tetap memegang buku miliknya yang sudah terbuka, ada aura sihir yang berkumpul di seluruh buku "Aku tahu, biarkan tuan memanfaatkan kesempatan yang ada. Bagaimanapun, bakat yang belum pernah menghadapi bahaya atau krisis hidup dan mati tak bisa berkembang! Hanya berhadapan dengan krisis, bakat yang ada mampu berkembang ke posisi yang lebih tinggi! Biarkan tuan merasakan, bagaimana rasanya menghadapi tembok tinggi yang sulit dilewati".

Myro menjadi semakin kesal, ia berusaha sekuat tenaga, meskipun begitu Torpan menghentikan serangannya tanpa terlihat bermasalah sedikitpun. Bukan hanya itu, Myro merasa Torpan tidak serius melawan dirinya akibat meremehkan kekuatan Myro. 

Diliputi rasa kesal serta kebencian atas kelemahan dirinya sendiri, Myro memusatkan seluruh tenaganya dan menabrakkan perisai miliknya ke tombak Torpan. 

"Brak!".

Berbeda dari sebelumnya dimana Torpan dapat menahan serangan Myro dengan mudah, kali ini Myro meningkatkan kekuatan dorongan perisainya yang menyebabkan tangan Torpan yang memegang tombak sedikit terangkat ke atas. 

Meskipun hal tersebut seperti bukan hal yang besar, Myro melihat celah dari tangan Torpan yang sedikit terlempar. 

Dia memanfaatkan celah di dekat lengan Torpan, menusukkan pedangnya yang telah menunggu ke kepala musuh. 

"Slash!".

Pedang Myro nyaris menusuk kepala Torpan, untungnya Torpan sedikit menggeser kepalanya ke kiri sehingga dia hanya menerima luka gores kecil di pipinya. 

Setelah itu, Torpan melompat mundur cukup jauh, menjaga jarak dari Myro serta menstabilkan dirinya yang tadi masih sedikit kaget akibat krisis kematian yang dia rasakan dari pedang Myro. 

Sekalipun pedangnya cuma memberi luka kecil di pipi Torpan, Myro tertawa keras penuh rasa senang "Hahahaha, bagaimana, bandit? Apakah kau tetap meremehkanku? Kalau memang benar begitu, berhati-hatilah, pedangku berikutnya mungkin benar-benar mampu membunuhmu!".

Torpan yang selalu terlihat seperti orang kesurupan sejak bertemu Myro perlahan-lahan menjadi sadar akibat tawa keras Myro, dia membersihkan darah di pipinya menggunakan jari. 

Melihat darah yang ada di tangannya, sebuah senyuman muncul di wajah Torpan "Kau tak berubah sedikitpun, tuanku! Aku tadinya sedikit khawatir sebab kau telrihat seperti melupakanku, tapi aku terlalu banyak berpikir. Tak peduli apakah anda ingat atau tidak, anda tetaplah anda, pada akhirnya anda adalah Myro Aras yang aku kenal!".

"Apa yang kau gumamkan?", tanya Myro bingung karena suara Torpan terlalu kecil. 

"Bukan hal yang penting", kata Torpan memukul bagian tumpul dari tombaknya ke tanah. 

"Booooom!".

Pukulan Torpan sangat keras hingga membuat suara seperti ledakan, tanah yang dia pukul ikut mengalami retakan seperti jaring laba-laba. 

Torpan menatap ke arah Myro dengan mata tajam serta matanya bersinar dengan jejak berdarah, ada senyuman lebar yang menakutkan terpasang di wajahnya, jauh lebih menakutkan daripada senyum dia sewaktu melawan Ares "Maafkan tindakan aku tadi, aku sedikit ragu! Mulai serangan berikutnya, aku akan serius, lebih serius daripada saat aku melawan Ares, jadi aku harap anda berhati-hati".

Walaupun senyum dan tekanan Torpan memang menakutkan sehingga membuat hati Myro bergetar, Myro menarik nafasnya yang menimbulkan keberanian lagi di hatinya. 

Mengangkat perisai di depan tubuhnya agar menahan serangan Torpan berikutnya, Myro berkata sambil tetap menahan senyuman percaya dirinya meski terlihat cukup terpaksa "Majulah, aku akan melawanmu!".

Suasana di medan perang berubah sepenuhnya, banyak orang berkeringat gugup menunggu hasil pertarungan muncul. 

Lune, Ares, serta Tusen memegang senjata mereka masing-masing penuh rasa khawatir. Torpan memang tak menunjukkan niat membunuh apapun, namun mereka semua tahu saat bertarung, Torpan sering kali ceroboh dan tidak mampu menahan dirinya, apalagi setelah dia tersenyum seperti itu yang berarti satu hal yaitu dia akan serius.

1
Wahyu Okta Dani
berati ini kehidupan kedua myro ya
Ardianovich
Jangan khawatir, saya akan membaca setiap update datang.
REZI™~™
semangat torr
o
io
o
err
o
lanjut
o
y
Saiken
Rasanya seperti Ren. /Sweat/
o
siapa nih
o
ohhhhhhh
o
yohohohohohoho
o
whaatt???
o
lanjuuuuttt
o
hmm
o
hebatt
o
josss
o
siippp
o
mantap
Ardianovich
great!
o
oo
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!