WARNING BUKAN UNTUK BOCIL ❤️❤️
YANG DIBAWAH UMUR
MOHON UNTUK JANGAN BACA NOVEL INI!!
KARENA INI NOVEL KHUSUS UNTUK KAUM IYA-IYA 😝
TERIMA KASIH!! SELAMAT MEMBACA!!
ANNABELLA TASYA KUSUMA pegawai di salah satu perusahaan terbesar di Indonesia yang terletak di Jakarta ini sudah mengabdi di perusahaannya selama hampir 4 tahun.
Pekerjaannya lancar dan mengasyikan. Dia sangat mencintai pekerjaannya. Dia orang yang mudah bergaul, itu yang membuat dia sangat akrab dengan rekan-rekan di devisinya, yaitu devisi keuangan.
Tapi semua itu berubah, ketenangan di usik. Dia merasa diawasi, dikekang, dan diperlakukan tidak adil oleh CEO baru di perusahaannya.
Mampukah Tasya bertahan, atau Tasya memilih untuk keluar dari perusahaan nya itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ssyptr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 13 - TATAPAN
"Hai anakku sayang."
"Hmm.. ada apa mom menelfonku? Aku sedang sibuk. Aku tak ingin diganggu mom."
"Astaga, mommy merindukanmu apa ini balasannya. Aku tau aku hanya adik dari mama kandungmu. Apa kau tak menganggap ku ibumu juga?" tanyanya dengan suara lirih.
"Tentu aku menganggap mu ibuku, kau adalah orang yang merawat ku ketika orang tuaku telah meninggal. Aku menyayangimu mom."
"Jika kau menyayangi mommy mu ini datanglah kerumah nanti malam. Tak perlu alasan. Bye! mom menyayangimu."
Tut...
---------------------------------------------
Ponsel dimatikan sepihak. Lelaki itu hanya menghela napas lelah dengan kelakukan mommynya. Adik dari ibu kandungnya yang merawatnya dan memberikan kasih sayang pada dirinya.
Tok..tok..tok
"Masuk." ucapnya dingin.
Perempuan dengan blouse kuning cerah dipadukan rok span putih yang sangat minim, sehingga terlihat jelas kaki jenjang wanita itu. Ditambah dengan make-up super tebal yang ia gunakan tak lupa lipstick merah menyala dibibirnya.
"Permisi tuan Sean, ini dokumen mengenai kerjasama kita dengan Brahmana Group. Silahkan dilihat." kata sekretarisnya itu.
Sean mengambil dokumen ditangan Sasa, sekretarisnya dan membacanya dengan teliti. "Bacakan jadwalku hari ini Sa!"
"Pukul 10 siang rapat internal dengan devisi keuangan mengenai permasalahan laporannya selama 3 bulan terakhir. Pada jam makan siang kita akan membahas pembangunan cabang baru kita di Malang bersama para dewan direksi di Restoran O'Zeon, dan yang terakhir meeting pada pukul 4 sore mengenai pembahasan...." ucapan Sasa terpotong karena tangan Sean menggantung di udara mengibaratkan untuk berhenti.
"Batalkan meeting pada jam sore, ganti besok. Saya ada acara dan hari ini saya akan pulang cepat." kata Sean yang mengetikan sesuatu di layar laptopnya. "Dan satu lagi rapat pada devisi keuangan lakukan disini. Dan jangan sampai ada yang terlambat."
Sasa mengangguk mengerti dan pamit meninggalkan ruang Sean. Sementara Sean tersenyum licik dibalik layar laptopnya itu.
"Gadis kecil yang sangat manis." gumamnya mengingat Tasya.
---------------------------------------------
"Kapan sih gue dilirik Sean. Perasaan gue udah cantik gini, seksi lagi. Huft...." gumam Sasa pelan.
Lalu Sasa tersenyum licik. "Tapi tak apa, jika aku tak bisa mengambil hatinya, akan aku buat benih Sean tumbuh dalam rahimku."
Kring....Kring...
Telpon diatas meja Sasa berdering, dengan malas ia mengangkat panggilan itu. "Halo dengan Sasa, Ada yang bisa di bantu?"
"Liat sekarang jam berapa!! suruh staf keuangan masuk ruangan saya. S-E-G-E-R-A!"
Tut ...
Sean mematikan panggilannya, Sasa berdecak malas kemudian segera menelepon ruang devisi keuangan untuk segera berkumpul di ruangan boss-nya itu.
---------------------------------------------
"Halo, dengan Vino di devisi keuangan."
"Segera masuk ruangan tuan Sean."
"Baik terima kasih mbak Sasa , kita akan segera kesana." jawab Vino.
Setelah mematikan panggilannya Vino menoleh kearah teman-temannya. "Panggilan alam woy, buruan keruangan si Bapak. Cepetan."
Dengan malas semua yang ada di ruangan itu berdiri dan berjalan menuju lift. "Kok gue rada deg-degan gini ya?" tanya Dinda.
"Iya nih gue takut banget sama pak bos." jawab Bagas. Dinda menyeringit bingung ke arah Bagas. "Ish bukan itu maksud gue Bagas, gue deg-degan liat muka ganteng pak Sean." jawabnya.
Tasya, Bagas, dan Vino memandang horor kearah Dinda. "Udah gila kayaknya si Dinda." gumam mereka kompak.
"Iya Din, gue setuju banget!!!" ujar Mela riang.
"Nah kan, emang cum....."
Ting...
Ucapan Mela terpotong karena Lift yang mereka naiki terbuka. Mereka berjalan di koridor lantai paling atas perusahaannya itu, lalu terlihatlah pintu tinggi yang diatasnya bertuliskan. CEO's ROOM.
"Kalian staf keuangan?" tanya Sasa yang sedang menge-cat kuku tangannya.
"Iya mbak. Kita staf keuangan." ucap Vino.
"Jangan manggil gue mbak, gue bukan mbak Lo. Buruan masuk keruangan ketuk pintu dulu, gue sibuk." ucap Sasa dan setelah itu melanjutkan aktivitasnya, yaitu menge-cat kukunya.
Tasya, Mela dan Dinda menatap sengit sng sekretaris seksi bosnya itu. "Gila baru sekretaris aja udah belagu banget." bisik Mela, dan diangguki oleh Tasya dan Dinda.
Tok..tok..tok..
"Masuk!"
Suara dingin itu menyapa telinga mereka berlima, ada rasa deg-degan pada jantung Tasya yang kembali mendengar suara orang yang telah merenggut kesuciannya itu.
Mereka berlima berjalanan memasuki ruang ruang Sean. Sean menatap satu persatu stafnya itu.
Namun tatapan mata elang itu berhenti di mata hazel seorang wanita yang telah berhasil menjadi candunya. Entah mengapa perasaan hangat menyelimuti Hati Sean.
---------------------------------------------
BERSAMBUNG
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN ❤️
KALO SUKA BOLEH YA SEKALIAN DI VOTE
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA
sean benar2 kejam, kasian Tasya🥺