Chan Khotthot naa ... dilarang boom like.
Kenzie, seorang wanita berusia 27 tahun, sering mendapat olokan perawan tua. 'Jika aku tidak dapat menemukan lelaki kaya, maka aku akan menjadi jomblo hingga mendapatkan kriteriaku' Itulah yang dikatakannya. Namun, ibunya tidak tahan ketika para tetangga menghina anaknya yang tidak laku. Akhirnya memutuskan untuk membuat perjodohan dengan sahabat lamanya! Akankah Kenzie bersedia ataukah menolak perjodohan itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ShiZi_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gaji Ardi (7)
Semua keadaan sudah membaik begitu juga dengan Kenzie, setelah dilanda sakit kini bisa kembali beraktivitas seperti biasa.
Sesuai rencana dan Kenzie pun pergi tanpa meninggalkan apa pun pada Ardi. Menemui orang yang sempat mengirim pesan padanya.
Di Cafe.
"Tinggalkan anakku dan ini adalah Cek untukmu." Pria tua itu pun menyodorkan cek berisikan sejumlah uang dengan nominal fantastis. Namun, di sini Kenzie hanya tersenyum miris menatap sebuah lembaran itu.
"Apa ini lebih dari cukup?" Lagi, pria tersebut sempat bertanya jika kurang. Beliau masih bisa memberikannya lagi kepada Kenzie.
Kenzie tersenyum, lalu mengambil cek dan membolak-balikkannya. "Kenapa saya harus meninggalkannya, Tuan?"
Sebuah pertanyaan yang diajukan oleh Kenzie cukup membuat orang tersebut tergelitik. "Dengan memintamu meninggalkannya, bukankah aku sebagai orang tua cukup baik padamu? Jadi, apa yang ada di pikiranmu sekarang?"
Senyum lebar hingga menampilkan deretan gigi-gigi putihnya. Membuat Kenzie mengerti apa maksud dari ucapan pak tua itu.
Jika uang bisa membuat orang pergi dengan mudah, kenapa harus mencari kesulitan dalam menaklukkan satu orang.
Keduanya masih saling pandang, dalam hati jika orang tua seperti sosok di depannya pasti bisa menjatuhkan harga diri seorang Kenzie. "Sekaya apa sampai ingin membeli harga diriku?" batin Kenzie dengan sebuah cek masih di tangannya.
"Kenapa Tuan bisa yakin jika saya pasti akan melakukannya?" tanya Kenzie.
"Itu karena kamu memang pantas mendapat kebebasan yang tak bisa anakku berikan," ujar orang yang dipanggil 'tuan' oleh Kenzie.
"Tuan pandai sekali menebak skenario hidup saya." Jawab Kenzie dengan wajah tanpa ekspresi.
"Jadi, mari buat kesepakatan karena hal ini sama sekali tidak membuatmu rugi, terlebih orang tua ini mewakili seorang istri yang telah menjadikanmu kesulitan." Jawab orang itu lagi dengan senyum penuh keyakinan bahwa wanita tersebut mau meninggalkan anak lelakinya.
"Benar, jika saya memang dirugikan. Namun, atas dasar apa Anda ikut andil dalam kehidupan pribadi saya!" ucap Kenzie dengan tegas.
"Tidakkah kamu melihat kesungguhan dariku," balas orang tersebut dengan wajah setengah menahan amarah.
Kenzie bukanlah bocah SD yang bisa disogok oleh uang untuk menyelesaikan masalah, tadinya tidak peduli dan ingin meninggalkan suami tulinya itu, tetapi sekarang ... semua keadaan berbalik dan ingin memberi pelajaran untuk keluarga Surya, karena dianggapnya terlalu merendahkan harga dirinya. Terlebih jika Ardi sekalipun tak pernah dianggapnya anak
"Terima kasih karena Anda ingin melepaskan saya dari lelaki tuli itu, tapi ...."
Pak Surya menunggu jawaban dari Elena dengan menelan ludahnya secara kasar. Berharap wanita itu pergi dari kehidupan anaknya yang dianggapnya sebuah kutukan.
"Jadi, maaf untuk tawaran Anda!"
Senyum yang sempat merekah itu pun kini lenyap dalam hitungan detik. Ketika pak Surya melihat dengan dua bola matanya secara lebar. Jika Cek berisikan uang 500 juta menjadi sobekan kecil-kecil.
"Jangan melampaui batas kesabaran saya, Tuan yang terhormat." Potongan cek menjadi tak berarti dan Kenzie pun menaburkan kertas tersebut tepat di depan pak Surya.
Sedangkan pak Surya sendiri menatap kepergian Kenzie dengan hati yang dongkol. Mengira jika orang miskin mata duitan dan beliau sudah salah menafsirkan apa yang ada di pikirannya.
"Cuih ... aku kira dia hanya seorang wanita mata duitan dan bodoh, tapi siapa sangka jika mulutnya terlalu berani untuk melawanku." Seraya bergumam, pak Surya meremas kedua tangannya hingga membentuk sebuah kepalan, lalu memukul meja dengan keras.
Hari sudah sore dan Kenzie pun masih belum masuk kerja karena izin dua hari. Ketika melangkahkan kakinya, ternyata di dalam sudah ada Ardi. Bertepatan dirinya masuk, lelaki yang semula duduk kini berdiri.
"Tidak banyak, setidaknya aku tidak lupa untuk bertanggung jawab." Setelah memberikan amplop berwarna coklat, Ardi pun pergi dan langsung menyalakan motornya. Entah ke mana laki-laki itu pergi.
Menatap kepergian suami tulinya telah hilang dari pandangannya. Senyum mengejek terlihat jelas di bibir Kenzie seraya membolak-balikkan amplop tersebut.
"Dia hanya seorang mekanik? Tapi masih dengan sombongnya memberikan gajinya padaku," gumam Kenzie.
Ada rasa penasaran yang timbul begitu saja, membuat Kenzie membuka isi dari amplop tersebut. "Cih, paling juga isinya dua juta dengan pecahan lima ribuan." Lagi, Kenzie masih menganggap gaji Ardi begitu rendah dan diperkirakan senilai dua juta.
"Tidak, tidak mungkin. Gaji seorang mekanik tidak sebanyak ini, jika bukan hasil kerja di bengkel, lantas dari mana uang sebanyak ini?" Kenzie pun dibuat syok dan kedua matanya hampir ingin lepas ketika melihat uang di dalam amplop, di mana yang sempat diberikan oleh Ardi.
"Baiklah, mari kita bermain-main." Ide licik muncul di kepala Kenzie, karena semua orang pasti tidak akan percaya jika hanya seorang mekanik gajinya melebihi manajer tempatnya bekerja. Bahkan gajinya pun tak seberapa jika dibandingkan dengan isi amplop tersebut.
Yah, rasa penasarannya begitu besar. Sehingga membuatnya ingin tahu seberapa penting perannya yang mana hanya pemilik bengkel, karena Kenzie merasa ada satu pemikiran terganjal di hatinya. Hingga memutuskan untuk mencari tahu.
Sedangkan di bengkel sendiri.
"Ar, apa menurutmu istrimu itu tidak akan curiga dengan kamu memberikan gajimu sebanyak itu?"
Mendengar pertanyaan dari Deva, membuat Ardi termenung memikirkannya.
"Terkadang kamu juga bisa menjadi orang bodoh! Jangan mengira jika istriku tidak memiliki pikiran kolot dan menganggap kalau kamu hanya pegawai biasa," imbuh Deva lagi.
"Biarkan saja." Hanya itu yang dikatakan oleh Ardi, tidak ingin membahasnya terlalu jauh karena pikirannya sudah cukup lelah dengan pekerjaan.
Beberapa hari kemudian.
Kenzie yang hendak berangkat bekerja, tiba-tiba saja motor yang dikendarainya mati. Hingga membuat wanita itu terpaksa berhenti di teriknya mata hari.
"Argh ... sial! Kenapa harus sekarang si," gerutu Kenzie seraya menahan kesal karena motornya.
Di saat kekesalan melandanya, tanpa sengaja sebuah mobil berhenti tepat di depannya, sedikit tak acuh karena yang terpikirkan saat ini ia lah, segera berangkat kerja.
semangatt..
jgn lamalama Up nyaa...