Kiara Larasati terpaksa menikahi lelaki yang tak dikenal karena sebuah salah paham salah satu warga desa yang melihat Kiara d cium seorang lelaki bule dalam keadaan seluruh pakaiannya basah
Elvano yang berkunjung d vila keluargnya sedang menikmati pemandangan air terjun melihat seseorang tenggelam jiwa heroiknya memaksa dia untuk menolong dan berakhir menikahi gadis yang dia tolong
bagaimana kisah percintaan mereka, ikuti terus kisahnya ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon etha anggra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 15
"Kau serius" Kiara tidak percaya dengan apa yang di bacanya. dalam kontrak Elvano akan memberikan resort itu sepenuhnya pada Kiara setelah 5 tahun.
"Ya aku serius" ucap Elvano, mata Kiara berbinar, dia tersenyum bahagia, kontraknya hanya 5 tahun rasa tidak percaya. setelah 5 tahun resort itu akan menjadi miliknya.
"Tapi dengan satu syarat" Kiara merubah mimik wajahnya entah kenapa perasaannya berubah tidak enak. Elvano tersenyum smirk berjalan ke arah Kiara yang masih duduk di meja makan.
"Syaratnya kau harus mengandung anakku" bisik Elvano, Kiara membulatkan mata bibirnya terdiam tanpa kata. Elvano mendekatkan wajahnya dan mengecup sekilas bibir Kiara lalu pergi meninggalkan Kiara yang masih mode bengong.
...****************...
Waktu pun berlalu, pembangunan resort berjalan dengan lancar tanpa hambatan, tidak ada pula protes dari penduduk setempat.
Pagi ini sepasang suami istri yang sudah bangun tapi enggan untuk beranjak. Elvano masih setia memeluk Kiara erat memberi kecupan di bahunya.
"Sayang ayo bangun" ucap Elvano sambil menciumi rambut Kiara.
"Sebentar El aku ngantuk" Ucap Kiara dengan mata masih terpejam.
"Hari ini kita akan meninjau proyek dan aku ingin mengajakmu ke vila keluargaku" Kiara membuka mata, dia baru tahu kalau Elvano memiliki vila di desa ini.
"Vila?" tanya Kiara
"Ya,, saat insiden itu terjadi aku baru sampai di desa ini bahkan koperku masih belum aku masukkan" mendengar cerita Elvano membuat Kiara merasa bersalah, karena menolongnya Elvano jadi terjebak bersamanya.
"Maaf" ucap Kiara.
"Apa yang kau katakan, kalau bukan karena kejadian itu aku tidak akan bertemu bidadari sepertimu" Elvano kembali memeluk Kiara, Entah kenapa dia merasa nyaman saat bersama Kiara aroma tubuhnya menenangkannya.
"Kau tau sayang, aku pasti sangat merindukanmu" Kiara hanya tersenyum mendengar penuturan suaminya.
"Sudahlah ayo kita bersiap" Kiara beranjak dari ranjang berjalan masuk kamar mandi.
Elvano meminta ijin kakek mengajak Kiara ke tempat proyek dan pulang ke Vilanya. dia juga meminta ijin menginap di vila karena besok dia akan berangkat ke Jepang.
Kini Elvano dan Kiara sudah sampai di lokasi proyek dengan menggunakan motor Kiara.
"Wah sepertinya akan selesai lebih cepat" ucap Kiara melihat tangkas dan cekatannya para pekerja.
Seorang mandor mendekati Elvano dengan membawa 2 topi pekerja warna kuning dan memberikan pada Elvano.
"Pakai ini sayang, ini akan melindungimu saat kita berkeliling nanti" ucap Elvano sambil memasangkan topi di kepala Kiara. setelah memasang topi mereka pun berjalan mengikuti arahan mandor.
Suara alarm istirahat berbunyi para pekerja mengistirahatkan badannya sebentar untuk makan, sesuai arahan Kiara para pekerja mendapatkan jatah makan siang setiap hari.
Kiara dan Elvano berbaur dengan para pekerja menikmati makan siangnya.
satu jam pun berlalu para pekerja kembali dengan pekerjaannya.
"Sayang! Kita harus kembali" teriak Elvano, Kiara yang masih bercengkrama dengan petugas memasak menghentikan obrolannya dan berjalan menghampiri suaminya.
Elvano menjulurkan tangan menggandeng tangan Kiara. Elvano kembali melajukan motornya sampai di vila keluarga. Elvano berhenti di depan gerbang dan menghampiri penjaga.
Awalnya penjaga vila ragu untuk membukakan pintu gerbang, karena Elvano masih memakai safety helm. Elvano membuka helm dan menghampiri penjaga.
penjaga terkejut melihat penampilan tuan mudanya.
"Maaf tuan saya tidak mengenali anda" kata penjaga vila gugup dan membukakan gerbangnya.
"Tidak apa pak" Elvano menepuk pundak penjaga dan menggandeng Kiara masuk ke dalam.
"Oh iya pak, minta tolong bawakan motor saya" teriak Elvano. penjaga tercengang melihat motor yang di bawa tuan mudanya, dan membawa masuk motor matic milik Kiara.
Sedangkan Kiara jangan di tanya lagi, dia memandang takjub bangunan megah warna putih yang ada di depannya.
yah kurang lebih seperti ini modelnya.
"Sayang ayo" Elvano melihat Kiara belum juga bergeming akhirnya memutuskan untuk menggendongnya.
"E..eh.. El" Kiara terkejut tiba-tiba Elvano menggendongnya, karena takut jatuh Kiara pun mengalungkan tangannya di leher Elvano.
Elvano membawa Kiara ke dalam kamarnya di lantai dua.
"Sayang bantu aku membuka pintunya" pinta Elvano, masih dalam gendongan Elvano Kiara memutar knop dan terbukalah pintu kamar Elvano, lagi-lagi Kiara takjub melihat dekorasi kamar milik Elvano yang luasnya berkali-kali lipat dari luas kamarnya.
"El cepat turunkan aku" ucap Kiara, setelah turun dari gendongan Elvano Kiara berlari membuka pintu balkon, terlihat pemandangan hijau di depannya dan juga kolam renang di bawah.
Kiara merentangkan tangannya menghirup udara, walaupun siang hari udara disana terasa dingin dan sejuk.
Elvano melingkarkan tangannya di perut Kiara memeluknya dari belakang.
"Apa kau akan teriak lagi" tanya Elvano mengingatkan saat awal-awal bertemu.
udara dingin dan pelukan hangat Elvano membuat suasana romantis. Kiara menoleh ke arah Elvano perlahan tapi pasti kedua bibir pun saling memagut, bayangkan saja adegan Jack dan Rose di film Titanic.
Masih saling memagut Kiara membalikkan badan dan mengalungkan tangannya, ciumannya semakin memanas.
Tok.. tok.. tok..
"El ada yang mengetuk pintu" ucap Kiara menghentikan ciumannya.
"Biarkan saja" ucap Elvano melanjutkan aksinya.
"Mungkin ada sesuatu yang penting coba kau cek dulu" Elvano menghempaskan hapasnya berat.
"Tidak di rumah kakek tidak disini ada saja gangguan" Elvano berjalan sambil menggerutu. Kiara tersenyum mendengar omelan suaminya.
"Ada apa?" ucap Elvano ketus setelah membuka pintu.
"Ma-maaf tuan ada telepon dari tuan besar" ucap pelayan sambil memberikan pesawat teleponnya dan pergi meninggalkan tuannya.
"Halo dad" ucapnya mengawali obrolan.
"Apa ponselmu kau buang ke jurang, kenapa sulit sekali menghubungimu" ucap pria paruh baya dengan suara tegasnya.
"Maaf dad, aku baru sampai seharian aku di lokasi pembangunan resort" ucapnya sambil duduk di sofa dalam kamarnya, sedangkan Kiara karena merasa gerah setelah keliling diapun masuk kamar mandi dan membersihkan diri.
"Bagaimana kau melakukannya boy, yang aku tau pemiliknya tidak mudah untuk di jangkau, kau tidak melakukan sesuatu yang tidak-tidak kan" ucap dad George curiga.
Elvano menelan salivanya kasar, dia takut ayahnya menyelidiki gerak geriknya disini.
"Tentu saya tidak dad, beliau bahkan terpesona dengan usulanku, bukankah daddy tau sepak terjangku, kapan aku gagal dalam misiku" ucapnya pongah.
"Baiklah boy! aku hanya khawatir kau menukarnya dengan menikahi cucunya karena yang aku tau orang tua itu memiliki cucu perempuan" ac di kamar terasa dingin tapi Elvano malah berkeringat mendengar perkataan dad George, dadanya berdebar kencang.
"Tentu saja itu bukan gayaku dad" ucapnya tidak sepenuhnya bohong karena dia menikahi Kiara bukan karena menukar dengan lahan tpi karena di gerebek warga.
"Baiklah boy; jangan lupa besok kau harus berangkat ke Jepang"
"Baik dad" terdengar sambungan sudah di putuskan oleh dad George.
Ceklek
Belum selesai jantungnya berdebar di tambah lagi melihat Kiara hanya memakai bathrobe yang melilit tubuhnya memperlihatkan bahu dan kaki putih mulus.
"El aku tidak bawa baju ganti" ucapnya tanpa dosa.
"Tidak usah pakai baju" Elvano melempar pesawat telpon ke sofa berjalan ke arah Kiara, meraih tengkuknya dan melumat bibir Kiara.
Sungguh dia sudah tidak bisa menahannya.
Bersambung
sampai bab ini masih happy happy dulu ya,, sedih sedihnya masih otw.
Terimakasih sudah singgah, jangan lupa tinggalkan jejak ya, dukung terus karya aku 🙏🙏