Niatnya hanya ingin membantu menyelamatkan nyawa orang dari mautnya.tampa dia sadar apa yang di lakukannya,mempertemukan Devita permatasari,Dokter muda itu dengan Tuan muda dari keluarga ternama di kotanya itu yang trauma dengan sebuah hubungan dan menganggap wanita musuhnya,namun melihat Dokter Devita,hatinya dan pikirannya tidak bisa dia alihkan dari Devita.
Mampukah Tuan muda keluarga willen itu menaklukan Hati Devita yang sudah beku karena trauma dengan kisah hidup ibunya di hianati ayahnya dan kemudian dia melihat perselingkuhan kekasihnya.
yuk intif kisahnya,yang pastinya menarik ya..~~~~~~>>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mardalena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6
Hendra merasa hawa yang sangat menyeramkan di ruangannya sekarang karena tatapan Dafa seakan ingin memakannya hidup-hidup saat itu.
"Emm begitu..,kalau dia sudah balik kerumah sakit,katakan padanya suruh segera kemari ya Hend. Itu saja.." Ucap Mommy Sofia.
"Baik Nyonya,nanti saya sampaikan kepada Dokter Devita .." Jawab Hendra, yang kemudian mommy lansung mematikan sambungan teleponnya.
"Ke..kenapa kau menatapku begitu Daf?"Dafa terus memberikan tatapan tajamnya kearah Hendra.
"Kau banyak tau sekali mengenai wanita itu?" selidik Dafa membuat Hendra semakin gugup.
"Bukan begitu Daf.itu..dia pernah menemuiku secara pribadi,2 bulanan yang lalu,Dia meminta keringanan waktu di waktu siang yaitu meminta ijin balik kerumah mengurus adiknya.aku kasian mendengar ceritanya Daf,jadi aku memberi dia waktu satu jam setengah untuk pulang kerumah mengurusi adiknya.sungguh itu saja Dafa.." Ucap Hendra jujur memberitahu Dafa.
"Apa kau tau juga dimana rumahnya berada..?" Hendra lansung menggelengkan kepalanya.
"Aku tidak tau...,serius!!" Jawab Hendra.
Dafa bangun dari tempat duduknya ingin keluar dari ruangan Hendra.
"Urus kepulangan Oma,dan bawa dia bersamamu.." Dafa lansung pergi dari ruangan Hendra.
"Apa Dafa menyukai Devita ya?..." Hendra terdiam,benaknya mencoba mencari tau apakah Dafa menyukai Devita atau tidak.
"Jika ia,pupuslah harapanku ingin mendekati Devita.Dia wanita yang sangat manis dan cantik.Aku tidak mungkin bersaing dengan Dafa kalau begini.." Guman Hendra namun kemudian menyadarkan dirinya.
"Aku memang tidak bisa bersaing dengan Dafa,lebih dari apapun Dafa sangat membantuku selama ini dan kehidupan keluargaku.sebaiknya aku mulai menguburkan perasaanku yang sudah mulai tumbuh ini." Hendra menarik pelan napasnya lalu membuangnya,dia bangun dari tempat duduknya lalu menuju kamar mandi untuk mencuci wajahnya.setelah itu, Hendra keluar dari ruangannya untuk mengurus kepulangan Oma Rosita yang akan di rawat dirumah.
Di tempat lain,Devita baru saja sampai kesekolah adiknya.melihat mobil kakaknya datang,Dika memberitahu gurunya kalau dia mau pulang karena kakaknya sudah datang,Dika tidak lupa menyalimi tangan gurunya sesudah itu barulah dia berlari menghampiri kakaknya.
"Kakak..." Devita lansung membawa tubuh adiknya dalam pelukannya.
"Adik..kakak..." Devita mengusap belakang adiknya yang masih dalam pelukannya saat itu.
"Ayo kita pulang.." Devita lansung membawa adiknya masuk kedalam mobilnya.tidak lama Devita lansung melajukan mobilnya menuju rumah mereka.
"Kakak akan pulang malam lagikah nanti?" Tanya Dika.
"Belum tau,tapi kakak usahakan pulang....dan kamu seperti biasa di rumah jangan buka pintu untuk siapa pun kalau bukan kakak ya.." Ucap Devita mengingatkan adiknya mengenai pesannya.
"Ia kak...,Aku akan mengingatnya." Ucap Dika yang mendapatkan usapan lembut dari kakaknya kepalanya saat itu.
"Untuk acara besok kakak bisakan datang..?" Tanya Dika mengingatkan kakaknya mengenai acara disekolahnya besok.
"Datang dong...besok kita sama-sama ya.." Jawab Devita.
"Baik kak.." Wajah Dika lansung berubah setelah itu.Devita mengerti perubahan raut wajah adiknya.Dika pasti merindukan Bunda mereka.
"Pulang acara besok,kamu mau ikut kakak kerja..?" Dika mendongak kearah kakaknya.
"Memang boleh ikut kak..?" Tanyanya.
"Emm sebenar kakak ngak tau di bolehkan apa tidak,tapi kalau sekali-kali kamu ikut ngak apa-apalah,nanti kamu di ruangan kakak saja.Gimana..?" Ucap Kakaknya.
"Maulah kak,mau aku ikut.nanti Dika ngak akan nakal kok kak..." Ucapnya tersenyum membuat Devita juga tersenyum.
"Ia..." Dika lansung senang sekali kakaknya mau mengajaknya kerumah sakit besok bersamanya.Devita sengaja mengalihkan pembicaraan mereka berdua dengan mengajak adiknya kerja besok,agar adiknya tidak sedih terus.
Mereka berdua sampai dirumah,Devita membawa adiknya masuk kedalam rumah mereka.
"Kak itu apa dalam kantong..?"Tunjuk Dika melihat kakaknya menenteng kantor besar.
"Kita masuk dulu ya,nanti kakak kasi tau kamu." Dika menganggukan kepalanya menuruti ucapan kakaknya.
"Buka dulu bajunya dek,cuci tangan sama kakinya.udah itu kita makan ya.." Ucap kakaknya.
"Ia kak.." sahut Dika lansung masuk kedalam kamarnya.Dika anak yang sangat penurut sekali dengan kakaknya, dia pun menyimpan dulu tas sekolahnya.setelah itu membuka baju sekolahnya lalu dia gantung,kemudian berganti pakaian biasa dan barulah dia membersihkan tubuhnya.setelah selesai dia keluar menemui kakaknya yang saat itu tengah menghangatkan makanan untuk mereka berdua makan siang.
Devita menghidangkan makanan itu lalu mengambil nasi dan sayur untuk adiknya.
"Makan dek,jangan lupa berdoa dulu.." Dika pun melakukan apa yang kakaknya katakan.
"Kak pulang nanti belikan Dika humburger ya kak.." ucapnya sambil menguyah makanannya.
"Ia..nanti kakak belikan ya..,makannya pelan-pelan..." Ucap kakaknya.
Mereka berdua tengah makan siang berdua saat itu,sampai 10 menit kemudian barulah selesai.
Seperti biasanya Dika pasti akan duduk di ruang tamu sambil menonton. Devita menghampiri adiknya dengan membawa kantong yang berisikan main pemberian mommy Sofia tadi padanya.
"Dek..." Dika pun menoleh kearah kakaknya.
"Ini untuk kamu..."Devita meletakan kantong itu di depan adiknya.
"Apa ini kak..?" Tanya Dika melihat kantong yang tadi kakaknya bawa masuk kedalam.
"Bukalah.." mendengar itu Dika lansung membuka kantong itu dan lansung terkejut.
"Wow....Mainan robot kak,inikan sudah lama aku pengenin kak.." Triak Dika bahagia sambil mengambil salah satu mainan dalam kantong itu.
"Wow.. Ada mobil juga,Airon men juga.. Kakak belikan ini semua...ini kan mahal kak..." Ucap Dika menghentikan tangannya memegang mainan itu.
"Bukan kakak membelikannya dek,tapi ada orang baik memberikannya kepada kakak untuk kamu." Jawab Devita.
"Orang Baik..?" Dika mengeryitkan keningnya tidak mengerti maksud ucapan kakaknya.
"Kakak semalam telat pulang karena membantu orang yang sudah memberikan main ini.semua mainan ini sebagai ucapan terimakasihnya karena kakak sudah menolongnya.." ucap Devita memberitahu adiknya dengan bahasa yang bisa di pahami adiknya.
"Oh gitu..,baik sekali mereka kak,ini kan mainan mahal semua kak,yang pernah aku minta sama Ayah dulu tapi ayah ngak mau belikan untuk aku.." Devita tersenyum lalu mengangkat tubuh adiknya keatas pangkuannya.
"Sekarang adek sudah mendapatkannya kan..,jadi...adek harus jaga baik-baik ya mainannya.kalau kakak ada uang,nanti kakak akan belikan mainan lain untuk kamu juga.." Ucap Devita.
"Ini sudah banyak kak,Dika ngak mau beli mainan lagi,Uangnya di tabung aja kak untuk Dika bayar sekolah,kata Bunda uang itu nggak selalu akan ada. Dika tau kakak kerja untuk biayain sekolah Dika,jajan Dika dan kehidupan kita." tes..Air mata Devita lansung jatuh mendengar ucapan adiknya yang begitu memahami apa yang menjadi urusan orang dewasa.
"Jangan nangis..." Dika menghapus air mata kakaknya.Devita menganggukan kepalanya mengiyakan ucapan adiknya.
"kakak nggak nangis,kakak hanya kelilipan dek.." kilah Devita lalu kembali memeluk erat tubuh adiknya.
"Kakak menyanyangi kamu dek.." Ucap Devita.
"Aku juga menyanyangi kakak.." Devita tersenyum kearah adiknya lalu mencium kening adiknya.
"kakak tau.ya sudah kamu mainlah mainan ini,kalau sudah selesai jangan lupa di simpan ya..kakak mau balik kerumah sakit lagi." Ucap Devita.
"Baik kak,kakak hati-hati bawa mobilnya.." ucap Dika.
"Ia..ya sudah kakak mau berangkat lagi.. ,ingat pesan kakak ya dek." ucap Devita yang saat itu tangannya di salimi adiknya.
"Ia kak..." jawabnya.
Devita pun lansung keluar,yang di antar Dika kedepan pintu.
"Kunci pintunya..bye sayang.." Dika melambaikan tangannya kearah kakaknya setelah itu dia lansung mengunci pintu rumah mereka lagi.