10 tahun Anna dan Alam menikah dan mereka tidak pernah bertemu sekalipun, karena Anna harus melanjutkan pendidikan dan pengobatannya di Luar negeri.
Dan disaat Anna kembali, pernikahannya harus disembunyikan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DASW BAB 32 - Menjatuhkan Diri
"Ayo lanjutkan di rumah," ajak Alam, dia menarik diri dan kembali membenahi baju sang istri, memeluk Anna sejenak dan mengecup puncak kepalanya.
"Aku tunggu di parkiran, hanya 5 menit," ucap Alam lagi.
Sebuah kecupan singkat Alam berikan sebelum akhirnya dia benar-benar keluar lebih dulu dari ruangan itu. Meninggalkan Anna yang memegangi dadanya, merasakan jantung yang berdebar hebat.
Anna mengusap wajahnya kasar, begitu lemahnya dia pada sentuhan Alam.
"Sadar lah An, sadar!" ucap Anna, dia menggelengkan kepalanya kasar. Ingin fokus pada tujuan utamanya.
Dulu tujuannya hanya dua, mendapatkan kembali rumah sakit Medistra dan mengajukan perceraian dengan Alam. Namun kini tujuannya bertambah satu, memberikan cucu untuk Firman dan Rachel tanpa ada cinta diantara dia dan Alam. Jadi setelah anak mereka lahir, perceraian akan tetap terjadi.
"Jangan dibalik-balik, sebelum mendapatkan rumah sakit, jangan mau disentuh dulu," ucap Anna lagi, memperingati diri sendiri. Meski tubuhnya masih saja berdesir kala ingat Alam yang menyesap dadanya kuat.
Anna sampai merinding.
Sekitar 5 menit menunggu, Anna pun keluar dari dalam ruangannya. Alangkah terkejutnya Anna ketika dia melihat Anton berdiri tepat di depan pintu, membuatnya seperti melihat hantu.
"Astaga!" ucap Anna.
Dia ingin langsung pergi namun Anton menahan tangannya, dengan segera Anna menepis.
"Jaga sikapmu," ucap Anna dengan suaranya yang dingin dan penuh penekanan.
"Bukan aku yang melakukan itu An, semuanya Maura."
"Tapi kamu ada disana, melihatnya dan diam saja, itu sama saja!" kesal Anna.
"Maafkan aku."
"Omong kosong!"
Anna berlalu, bertemu Anton membuat amarahnya kembali muncul. Dengan langkah besar Anna menuju parkiran, melihat mobil Alam masih setia menunggu dia. Anna melaju lebih dulu dan Alam mengikuti.
Hingga akhirnya mereka berdua tiba di rumah. Sama-sama turun dan berjalan menuju rumah.
Sampai di teras Alam menagan tangan Anna, melihat wajah Anna yang nampak kesal.
"Lihat wajahmu, tanda-tanda ingin menolak memenuhi hak ku," ucap Alam.
Dan Anna membuang nafasnya pelan, kenapa didalam pikiran Alam hanya ada ituuu saja.
"Bisakah kita bicara di dalam?" tanya Anna, suaranya kembali dingin.
Alam tidak membantah, dia melepaskan tangan Anna dan membiarkan wanita cantik ini masuk lebih dulu.
Sampai di kamar Anna hanya diam, tidak seperti ucapannya tadi yang mengatakan untuk bicara di dalam.
Setelah membersihkan tubuh Anna bahkan langsung berbaring diatas ranjang dan tidur.
Tanpa memikirkan jika sikapnya itu menyakiti Alam.
Tidak ingin semakin mengganggu Anna, malam itu Alam memutuskan untuk tidur di kamar yang lain. Setelah mematikan lampu utama dan mengganti dengan lampu tidur, Alam keluar dari kamar utama mereka.
Dan kepergian Alam itu membuat Anna kembali membuka mata.
"Huh, hati, kenapa jadi begini?"
Anna mencoba memejamkan mata, namun usahanya sia-sia. Tidak ada Alam disini, membuatnya sulit untuk tidur
"Sial," ucap Anna sekali lagi.
Dia bangkit dan membanting bantal.
Otaknya tidak lagi waras, dia ingin Alam disini. Tapi kenapa Alam malah pergi?
kesal dengan keadaan yang terjadi, Anna pun turun dari atas ranjang dan membuka lemari. Melihat hadiah pemberian Luna kemarin.
Dengan ragu Anna mengambil itu, menanggalkan semua bajunya dan memakai kain tipis ini.
"Jadilah gila An, jangan tanggung-tanggung," ucap Anna sendiri.
Setelah berkutat dengan hati dan pikirannya, akhirnya Anna mengambil sebuah keputusan. Menjatuhkan diri ke pelukan Alam, Anna siap untuk kembali terluka.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...