Mencintai atau dicintai?
Tapi kenyataannya memang tidak seindah dalam khayalan.
Antara mementingkan perasaan atau ego yang didahulukan.
Tapi cinta memang tidak pernah salah. Karena cinta bisa hadir di hati siapapun , kapanpun , dan di manapun.
Entah itu di sengaja atau tidak disengaja , cinta akan bersemi walaupun terpaksa.
Tapi , bagaimana dengan cinta yang terpendam?
Ego yang tinggi itu apakah bisa terhempas oleh kekuatan cinta?
Let's go , follow my story...
Dan kamu akan tau , betapa rumitnya kisahku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ErvhySuci, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 022 Day - 1
Waktu berjalan begitu cepat , Derry menggenggam tangan gadis itu dengan erat. Rasanya ia tidak ingin melepaskannya diantara orang-orang yang berlalu-lalang di sekitarnya.
"Aku berangkat dulu ya." ucap Aera dengan tersenyum sebelum benar-benar melangkah masuk ke pintu keberangkatan pesawat.
"Kamu harus janji kamu bakal baik-baik aja. Kamu juga harus cepat kembali kesini." ucap Derry dengan tenang.
"Iya aku pasti akan kembali. Nggak mungkin kalau aku nggak kembali. Nanti kalau kamu di ambil orang lain , aku yang rugi dong hehehe..." ucap Aera dengan tertawa receh yang membuat Derry tersenyum.
"Aku nggak mungkin sama yang lain. Aku cuma mau kamu. Jadi jangan lama-lama ya." ucap Derry dengan tenang yang kemudian memeluk Aera sesaat.
"Eummm ya ya ya aku tau itu." ucap Aera dengan membalas pelukan hangat lelaki itu.
"Aku pasti bakal kangen banget sama kamu." ucap Derry yang kemudian melepaskan pelukannya.
"Kita bisa telpon atau video call kan , udah kamu tenang aja." ucap Aera dengan tenang.
"Oh iya , sebentar." ucap Derry yang kemudian mengambil dompet nya di saku celananya.
Derry mengambil sebuah kartu ATM berwarna hitam dari dalam dompet lalu memasukkan lagi dompetnya ke saku.
"Kamu bawa ini. Kamu boleh pakai untuk apa aja terserah kamu. PINnya udah aku ganti jadi tanggal lahir kamu." ucap Derry dengan tersenyum.
Aera tampak melongo menatap wajah lelaki itu. Ia masih mencerna kata demi kata yang ia dengar baru saja.
"Kamu jangan kayak gini. Aku belum bisa terima. Aku punya uang sendiri dan aku rasa cukup kok untuk kebutuhan aku selama dirumah." ucap Aera dengan tersenyum dan menolak pemberian lelaki itu.
"Enggak Aera , kamu harus terima. Kamu pakai aja ATM ini , uang kamu jangan di pakai. Mau habis berapapun tenang aja aku nggak akan marah. " ucap Derry dengan tersenyum.
"Iya aku pasti akan pakai ATM kamu , tapi nanti. Nggak sekarang. Nanti kalau udah waktunya." ucap Aera dengan tenang menolak pemberian lelaki itu.
"Ngapain harus nunggu nanti ? Sekarang pun kamu boleh pakai. Udah kamu bawa aja , nggak usah protes." ucap Derry yang kemudian membuka tas kecil Aera dan memasukkan blackcard itu kedalam.
"Jangan nyesel loh kalau aku habiskan." ucap Aera dengan santainya yang justru membuat Derry memandangnya dengan senyuman manisnya.
"Yakin mau habiskan? Emang bisa?" ucap Derry yang membuat Aera menatapnya dengan tatapan datarnya.
"Enggak mungkin juga kali. Walaupun kamu masukkan kedalam tasku , aku akan simpen aja. Aku nggak mau pakai dulu." ucap Aera dengan tenang.
"Terserah kamu mau pakai atau enggak. Tapi aku mau kamu pakai buat apapun entah itu jalan-jalan belanja makan atau yang lain mungkin. Aku nggak akan nyuruh kamu buat ganti." ucap Derry dengan santainya.
"Kamu emang manusia yang susah banget buat ditebak." ucap Aera dengan tenang.
"Akan aku lakukan apapun itu untuk kebahagiaan orang yang aku sayangi." ucap Derry dengan tersenyum.
"Kenapa aku jadi gak rela mau pergi ninggalin kamu ya?" ucap Aera dengan heran.
"Kenapa ? Baru sadar kalau kamu nggak bisa jauh dari aku ?" ucap Derry dengan tenang.
"Ya gimana lagi... Tapi ya udahlah kalau begitu aku pergi dulu ya. Nanti aku ketinggalan pesawat." ucap Aera yang kemudian memeluk tubuh lelaki itu sesaat.
"Iya , kamu hati-hati ya. Kabarin aku kalau kamu udah sampai di rumah." ucap Derry dengan tersenyum sembari membalas pelukan gadis itu lalu mengecup keningnya dengan lembut.
"Aku akan kasih kabar tanpa kamu minta. Aku nggak mau kamu khawatir mikirin aku. Aku juga akan baik-baik aja kok. Jadi kamu juga harus fokus sama pekerjaan di kantor." ucap Aera dengan tenang yang kemudian melepaskan pelukannya perlahan.
"Ya sudah iya aku paham kok." ucap Derry dengan tenang.
"Aku berangkat dulu ya." ucap Aera yang kemudian dengan cepat mengecup pipi lelaki itu.
Aera segera melangkah memasuki pintu keberangkatan pesawat bersama orang-orang yang juga akan berangkat.
Derry menatap kepergian Aera dengan tersenyum. Kecupan manis pada pipi nya sangat berarti sekali untuknya. Ya , sebagai tanda perpisahan walau hanya sesaat.
Aera berjalan memasuki pintu pesawat dan mencari kursinya. Ia duduk lalu memakai sabuk pengaman yang kemudian ia melihat keluar melalui jendela disampingnya. Terlihat bayangan lelaki yang sangat di cintainya itu dibalik dinding kaca.
Aera tersenyum dan menundukkan kepalanya. Entah kenapa rasanya seperti ada sesuatu yang tidak bisa ia tahan. Ia bahagia sekali rasanya. Diam-diam , ia terisak.
Air mata itu merembes begitu saja mengingat kini ia kisah hidupnya yang jauh lebih baik. Entah itu tentang karir ataupun kisah percintaannya. Semua seolah sedang berpihak kepadanya.
Mencintai lelaki yang selama ini diam-diam ia impikan. Dan kini lelaki itu justru lebih besar mencintainya. Mengharukan sekali rasanya.
Disisi lain , Derry menatap keluar dinding kaca. Ia melihat pesawat yang di tumpangi Aera sudah mulai lepas landas. Pesawat yang membawa kekasihnya itu sudah terbang mengudara dan semakin jauh semakin tak terlihat lagi.
Derry melangkah menjauh dari tempatnya berdiri dan berjalan keluar. Ia keluar dari bandara dan masuk ke dalam mobilnya.
Lelaki itu melajukan mobilnya ke apartemen. Ia tidak kembali ke kantor , ia ingin ke apartemennya saja untuk beristirahat sejenak dan menenangkan hatinya.
Tak membutuhkan waktu lama untuk kembali ke apartemennya , perjalanan hanya sekitar satu jam sudah sampai. Derry memarkirkan mobilnya , lalu ia keluar.
Derry menuju ke unit apartemen nya yang terletak di lantai lima . Ia pun memasuki lift dan menekan tombol lima.
Lelaki itu memasuki kamarnya dan melepaskan jasnya. Gerah sekali rasanya , ia pun memutuskan untuk mandi terlebih dahulu sebelum akhirnya merebahkan tubuhnya pada ranjang favoritnya.
-
-
-
Senja memang sangat cantik di ujung barat , namun senja kali ini rasanya jauh berbeda di bandingkan senja sebelumnya. Senja kali ini membawanya bernostalgia pada masa lalu yang cukup mengesankan.
Suasana Jogja yang selalu dirindukan kini sudah di depan matanya. Ia begitu menikmati setiap sudut kota yang terlewati.
Taksi berhenti tepat di depan sebuah rumah dua lantai yang kini tampak lebih megah dibandingkan dahulu saat ia masih kecil.
Aera turun dari mobil dan menunggu supir taksi itu mengeluarkan kopernya. Ia memberikan uang untuk membayar biaya perjalanan. Lalu taksi itu pergi berlalu.
Gadis itu berdiri didepan pagar besi yang tidak terlalu tinggi. Rumah itu tampak terbuka pintunya. Ada satu mobil dan motor yang terparkir di garasi dengan rapi.
Tanpa kata-kata , Aera mencoba membuka pintu pagar itu. Dan ternyata tidak terkunci. Ia masuk kedalam sembari menyeret kopernya yang terasa berat.
Aera berjalan memasuki teras dan mendekati pintu. Ia mengintip ke dalam , rupanya di ruang tamu itu tampak kosong.
Gadis itu tampak berfikir , bagaimana caranya agar keluarga kaget dengan kedatangan.
Aera meletakkan kopernya di teras , ia pun mengetuk pintu tiga kali yang kemudian langsung bersembunyi di balik tembok samping rumah.
Samar-samar terdengar suara langkah kaki dari dalam rumah.
"Siapa ya? Kok nggak ada orang ? Tadi ada yang ketuk pintu kan?" ucap seorang lelaki muda dengan celana pendek dan kaos oblong itu sembari melirik kanan kiri untuk memastikan siapa yang datang.
"Siapa nak?" ucap seorang ibu paruh baya yang baru muncul dari dalam rumah.
Aera menekan dadanya , ia tau itu adalah suara ibunya yang sangat ia rindukan.
"Tadi ada yang ketuk pintu kan bu? Ibu dengar juga kan? Tapi kok nggak ada siapapun ya Bu." ucap lelaki itu.
"Iya ibu juga dengar kok. Coba lihat ke garasi." ucap ibu.
"Sebentar ya Bu , ibu disini aja." ucap lelaki itu yang rupanya ia sedikit waspada.
Aera tersenyum di balik tembok , lucu sekali pasti ekspresi adik dan ibunya saat ini.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...Next......