Suatu hari seorang ksatria yang kehilangan ingatannya terbangun di dalam sebuah rumah dan ternyata itu adalah rumah seorang gadis cantik yang buta bernama Alaina alaisa dan seekor gagak yang bisa berbicara.
Setelah berbincang-bincang akhirnya sang Ksatria di beri nama oleh alaina yaitu ali, mereka pun akhirnya hidup bersama.
Namun tanpa di sadari, awal dari pertemuan itu adalah takdir dari tuhan. karena mereka adalah orang terpilih yang akan menyelamatkan bumi dari ancaman iblis szamu yang akan bangkit.
Inilah kisah ali dan alaina yang akan memimpin umat manusia memerangi kedzaliman iblis szamu dan pengikutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sukron bersyar'i, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Desa Mills bagian II
hari masih gelap, setelah aku menemukan tempat untuk membuang mayat-mayat bandit yang telah aku bunuh, aku pergi menemui Alaina yang sedang mengobrol dengan anak-anak di sebuah rumah. untuk memintanya membuat semacam lubang ditanah menggunakan sihirnya, menjadikan lubang itu tempat untuk mengubur mayat-mayat para bandit.
"alaina, boleh aku minta tolong" tanyaku kepada alaina yang sedang berbicara serius dengan reg dan lainnya, terlihat wajah murung dari reg dan lainnya, alaina pun menoleh padaku dan berkata.
"Ali sini dulu duduk, Reg dan yang lainnya ingin berbicara kepadamu" ucap alaina kepadaku, sambil mengelus kepala reg.
"oh, ada apa anak-anak nakal, apa kamu ingin mendapatkan satu sentilan dariku" celotehku pada reg dan teman-temannya.
"Ali gaboleh begitu! jangan menakuti anak-anak!" ucap alaina dengan nada sedikit marah.
"hehe maaf, aku cuman bercanda, ada apa anak-anak?" tanya ku dengan ramah.
"emmm, Sebelum aku berbicara aku ingin memperkenalkan diriku dan teman-teman ku dengan baik, Namaku reg, namaku zanu, aku valdir, aku Deyn, aku clark, aku Meggy, aku Kayle, aku Alice, aku lopy, aku manda, aku silva, aku Illya, aku drian, aku will, aku Roy, aku vallmir, aku Cloude, aku Clint, aku Melissa, aku hillour, " ucap reg dan di susul teman-temannya memperkenalkan dirinya dengan baik, mereka semua berjumlah dua puluh orang, diantara mereka yang memiliki pengaruh itu reg, Kayle, dan Melissa, karena hanya mereka bertiga yang memiliki umur yang berbeda di antara yang lainnya.
"aku reg mewakili teman-teman ku meminta maaf karena tidak memberitahu soal desa yang menjadi tempat tinggal para bandit, yang membuat kak Ali dan alaina hampir terbunuh oleh mereka, dan juga meminta maaf atas perlakuan kasar kami ke kak Ali, sekali lagi kami meminta maaf yang sebesar-besarnya!" ucap reg menjelaskan dan meminta maaf atas semua yang telah terjadi.
"ternyata bisa bicara dengan sopan juga si reg" gumam ku.
"iya tidak apa-apa, yang sudah berlalu biarkan berlalu, lagi pula tidak ada yang terjadi padaku dan juga Alaina" jawabku sambil mengelus kepala reg dan Melissa.
"reg jelaskan juga kepada Ali, tentang awal mula desa ini menjadi sarang para bandit, dan alasan mengapa kamu dan teman-temanmu bisa menjadi bagian dari mereka" ucap Alaina kepada reg, lalu reg pun menjelaskan tentang awal mula desa ini di jadikan markas para bandit.
reg berkata 'bahwa tiga tahun yang saat usia reg, kayle dan Melissa berumur tujuh tahun, desa ini yang bernama Mills di serang oleh pasukan bandit yang di pimpin oleh Boby dan pasukannya, semua warga di bunuh dan hartanya di jarah habis-habisan, sebenarnya saat setelah di jarah, masih banyak pemuda-pemuda seumuran aku dan Alaina yang masih dibiarkan hidup, sebagian untuk di jadikan pesuruh dan sebagian lagi di jual sebagai budak, hingga akhirnya para pemuda itu mencoba untuk memberontak akan tetapi mereka akhirnya dibunuh semua dan seperti sekarang hanya menyisakan reg dan yang lainnya.
bandit itu menjadikan reg dan yang lainnya sebagai penjaga desa dan barang-barang hasil jarahan yang telah mereka kumpulkan sebelumnya. desa mills berada di daerah terpencil, yaitu ujung dari kerajaan, sehingga desa-desa terpencil seperti mills jarang di perhatikan oleh kerajaan, apalagi setelah kerajaan di ambil alih oleh damrada, sehingga desa mills cocok di jadikan markas para bandit. reg juga menambahkan, bahwa para bandit yang berhasil aku habisi hanyalah sebagian dari jumlah keseluruhan bandit yang pernah singgah disini, namun dalam setahun terakhir hanya merekalah yang menempati desa ini'.
"oh jadi ternyata begitu, terimakasih atas informasinya, sekarang sebagai hukuman kalian harus menuruti perintahku!" ucapku dengan tegas, sontak wajah mereka kembali menjadi panik.
"Ali!" sentak Alaina.
"tenang-tenang, ini demi kebaikan kalian semua, aku kan sudah bilang Alaina aku meminta bantuan mu" ucapku pada Alaina.
"oh iya aku lupa, memangnya apa?" tanya alaina.
"bantu aku membuat lubang, untuk mengubur para mayat, sebelum baunya semakin membusuk, jika dibiarkan akan menyebabkan penyebaran penyakit atau virus" ujarku kepada Alaina.
"oh iya benar juga, yaudah ayo reg, kayle dan Melissa bantu kak Ali dan kak Alaina mengubur mayatnya, yang lain istirahat saja tidak apa-apa" ucap Alaina kepada anak-anak itu, lalu kami pun pergi ke lahan kosong yang ada di pinggir desa untuk melakukan penguburan mayat.
setelah tiba di lokasi, Alaina langsung membuat lubang besar dengan sihirnya "wahai bumi yang perkasa, tempat yang dipilih Tuhan untuk menaungi kami makhluk lemah seperti kami, dengarkanlah permintaanku aku, dengan izin tuhan berikanlah sedikit celah untukku, mengubur mayat-mayat ini" seketika tanah bergerak dan menimbulkan sebuah getaran, reg, kayle dan Melissa yang melihat itu, mereka sedikit ketakutan dan juga kagum di waktu yang bersamaan, lalu terciptalah sebuah lubang yang cukup besar.
sebenarnya aku juga sedikit heran melihat Alaina, ia membacakan mantra sihir seolah-olah sedang berinteraksi dengan objek sihirnya.
setelah lubang telah terbuat, aku dan yang lainnya menyeret mayat-mayat itu ke lubang itu untuk di kubur, waktu pun berlalu tak terasa matahari sudah terbit, kami pun kembali ke dalam desa untuk beristirahat.
siangnya saat aku terbangun aku mencium aroma sedap dari mangkuk yang berada di dekatku, aku pun langsung memakannya karena kebetulan aku merasa lapar. saat selesai makan aku mendengar suara riuh dari anak-anak, aku pun segera beranjak untuk mengecek mereka.
"oi, jangan sentuh aku!" celoteh reno, yang sedang di kelilingi oleh Alice, Meggy, lopy, dan anak-anak lainnya
"burungnya jutek banget, gabisa diajak main huft!" ucap alice dan diiringi celotehan oleh yang lainnya, aku yang melihat reno terganggu sedikit senang.
"bagus anak-anak, terus ganggu dia!" gumam ku dari kejauhan, reno menyadari diriku sedang memperhatikannya, lalu ia pun terbang ke arahku.
"hei, kak Ali sudah bangun!" ucap Alice yang melihatku, lali Alice dan yang lainnya menghampiriku.
"kak Ali, kak Ali, ajarin kami menggunakan pedang dong, aku ingin seperti kak Ali semalam, 'wushh wushh wushh' keren sekali" ucap lopy dengan riang.
"keren banget kan aku, oh ya kak Alaina dimana?" tanyaku.
"oh, kak Alaina sedang bersama reg memeriksa barang-barang para bandit yang tersimpan di gudang" ucap Alice.
"oh begitu, oke kalian lanjut bermain dulu dengan reno, nanti kakak ajarin cara main pedang yang hebat seperti kakak, Alice antarkan aku ke gudang" ucapku sambil menyerahkan reno ke tangan lopy dengan paksa, reno menatap sinis ke arahku, namun aku tak ku hiraukan, aku langsung segera pergi bersama Alice menuju gudang.
"Alaina ternyata kau disini" ucapku kepada Alaina yang sedang mengecek barang-barang di gudang.
"iya, aku sedang mengecek barang-barang yang bisa digunakan" ucap Alaina.
"wah banyak juga ya, wih bagus nih, aku ambil ya untuk mengganti pakaianku saat ini" ucapku sambil melihat satu set jubah yang tergantung di paku dinding.
"heh padahal kak Ali cocok memakai pakaian yang sekarang" celoteh Melissa.
"ahaha benar-benar" celetuk reg dan kayle, Alaina juga menyeringai saat mendengar celotehan mereka.
"hei kalian ini, mau aku beri sentilan maut?" celoteh ku, dengan lirikan tajam, sontak mereka pun mengalihkan pandangannya.
"dicuekin lagi, dasar anak-anak nakal" gumam ku, sambil mengambil satu set pakaian yang tergantung di paku dinding, lalu aku memasuki sebuah kamar yang ada di gudang untuk mengganti pakaianku.
"akhirnya, aku memakai pakaian yang benar, tidak lagi kurasakan rasa sesak di bokong ku" gumamku.
"hei, hei gimana keren gak?" celoteh ku saat menunjukan penampilan baru ku kepada mereka.
"waah keren, kau terlihat gagah Ali mengenakan jubah itu" ucap Alaina.
"benar-benar, terlihat seperti laki-laki normal" ucap Melissa.
"dari awal aku memang normal ya!" celoteh ku. lalu aku pun ikut memeriksa barang-barangnya, dan banyak aku temukan barang-barang berharga seperti perhiasan, senjata dan yang lainnya.
"apa ada barang yang kau inginkan Alaina?" tanyaku kepada Alaina.
"iya, aku sudah menemukan sebuah peta kerajaan dan mahkota yang cantik" ucap Alaina sambil mengatakan mahkotanya.
"wah benar, kau semakin cantik mengenakan itu" ucapku
"iya kak Alaina, kamu terlihat seperti putri kerajaan!" celetuk Melissa, di iringi mimik kagum di wajah reg dan kayle.
beberapa saat kemudian kami pun berhasil mengumpulkan barang-barang untuk di gunakan, seperti alat masak, peta, bahan makanan dan benih-benih tanaman sayuran, lalu kami pun berkumpul di taman untuk membicarakan hal yang harus di lakukan.
Alaina meminta beberapa anak-anak untuk membantu membersihkan area inti desa, dan meminta aku, reg dan kayle, memperbaiki keadaan beberapa rumah supaya menjadi lebih baik untuk di tempati, sedangkan Alaina, Melissa dan anak perempuan lainnya, membantu Alaina membuat olahan makanan dan sekalian mengajari mereka caranya memasak.
beberapa jam berlalu kami berhasil menyelesaikan masing-masing tugas, lalu kami pun berkumpul untuk makan bersama. terasa sangat hangat dan nyaman makan bersama dengan banyak orang dengan penuh kebahagiaan, ini adalah pengalaman pertama bagi aku maupun Alaina.
setelah itu, malamnya kami pun kembali ke tempat masing-masing, dengan para lelaki tinggal bersamaku, dan para perempuannya tinggal bersama Alaina. saat aku sedang duduk di dekat jendela kamarku, reg dan kayle menghampiriku
"kak Ali". ucap reg dan kayle.
"oh kalian belum tidur?" ucapku.
"iya belum" ucap reg dan kayle.
"hmm terus ada apa, memanggil kaka?" tanyaku.
"tolong latih kami, supaya menjadi lelaki kuat seperti kak ali!" ucap red dan kayle serentak, sambil menundukkan kepalanya.
"hoh begitu, mengapa kalian ingin menjadi lelaki kuat seperti ku?" tanyaku dengan serius.
"kami ingin menjadi kuat, agar bisa melindungi orang-orang di desa ini!" ucap reg dengan lantang.
"oh iya-ya, kalo tidak ada aku, merekalah yang akan menjaga desa ini" gumam ku.
"keinginan yang bagus, tapi kalian harus tahu, menjadi kuat itu tidaklah mudah! bahkan kakak saja hampir mati saat latihan!" ujarku dengan tegas kepada mereka, sontak wajah mereka sedikit berubah.
"tidak apa-apa! itu sudah menjadi resiko kami! kami akan mempertaruhkan nyawa kami demi orang-orang di desa ini, kami tidak ingin kejadian yang sama terulang lagi dimasa depan!" ucap reg dan kayle, ucapan dan keberanian yang patut di apresiasi untuk anak seumuran mereka, aku pun tergugah untuk memenuhi keinginan mereka.
"bagus-bagus! itu baru namanya lelaki! oke, aku akan melatih kalian mulai besok, sekarang tidurlah!" ucapku dengan tegas.
"benarkah?" tanya mereka dengan mata yang berbinar binar.
"iya-iya benar" ucapku.
"Terimakasih kak ali!" ucap reg dan kayle sambil memelukku, lalu mereka pun pergi untuk tidur.
memang tidak mudah menjalani hidup di zaman ini, peperangan dan penindasan selalu menghantui, bahkan untuk anak-anak yang seharusnya tidak memikirkan soal di serang ataupun menyerang.
"Ali apa kau masih bangun?" ucap alaina dari balik jendela.
"oh Alaina, ada apa?" tanyaku.
"bisa keluar sebentar? aku ingin berbicara berdua denganmu" ucap Alaina,
"bisa kok, tunggu aku segera kesana" ucapku kepada Alaina, aku pun bergegas menghampiri Alaina.
"wah sudah lama aku tidak berduaan dengan Alaina" gumam ku saat berjalan kearah alaina, lalu kami pun pergi ke taman dan duduk dibawah pohon.
"Ali bagaimana menurutmu tentang desa ini dan anak-anak?" tanya Alaina dengan nada lembut.
"emm, jika ditanya seperti itu aku bingung, intinya aku merasa kasihan kepada mereka telah mengalami kejadian yang buruk!" ujarku.
"iya aku juga merasa seperti itu, jadi aku ingin kita tinggal lebih lama disini, untuk mengajari mereka cara bertahan hidup" ujar Alaina.
"aku juga setuju soal itu, reg dan kayle juga telah memintaku untuk melatihnya, dia berkata ingin melindungi desa, sepertinya mereka menyadari bahwa kita tak mungkin tinggal selamanya disini" ujarku.
"wah, hebat juga mereka berdua, bisa memikirkan sejauh itu, bagus lah jika begitu, aku juga berniat untuk mengajari mereka cara bertani untuk memasok kebutuhan makan mereka, mengajari mereka cara bertahan hidup dengan baik, dan memberikan pelajaran-pelajaran penting soal hidup dan tentang berterimakasih kepada Tuhan" ujar Alaina, mendengar soal Tuhan aku juga penasaran, karena aku tidak tahu ajaran-ajaran seperti itu karena hilangnya ingatanku.
"yasudah kita mulai besok pagi, kita kumpulkan anak-anak disini, dan membuat jadwal kegiatan" ujarku.
"iya baiklah" ucap Alaina.
"hmm ngomong-ngomong, kamu kan tadi membicarakan soal Tuhan, aku sedikit tertarik, karena aku tidak tahu menahu soal itu, kau tahu sendiri kan aku kehilangan ingatanku, sebenarnya aku ingin meminta ini dari dulu, hanya saja aku baru berani menanyakannya sekarang" ujarku.
"jadi begini Ali, segala sesuatu yang ada di bumi ini, tidak timbul secara tiba-tiba, pohon, udara, manusia, hewan dan lainnya itu di ciptakan oleh Tuhan, dan kita manusia adalah makhluk yang paling sempurna dibandingkan yang lainnya yang ada di bumi ini, jadi selayaknya dan sebagai seseorang yang diciptakan, kita harus berterimakasih kepada Tuhan atas semua berkat dan rahmat yang diberikan kepada kita umat manusia, kita harus mengingat Tuhan setiap waktu, dimanapun dan kapanpun, agar kita selalu berada di dalam perlindungannya" ujar alaina, secara garis besar aku mengerti penjelasan tentang Tuhan yang di jelaskan oleh Alaina, namun ada beberapa hal yang tidak aku mengerti.
"bagaimana cara kita menyampaikan rasa terimakasih kepada tuhan?" tanyaku.
"dengan kita mensyukuri apa yang kita miliki, yang kita dapati, dan selalu menyebut namanya sebelum melakukan sesuatu, serta berdoa kepadanya" ujar alaina.
"oh seperti itu, baiklah aku akan melakukannya seperti apa yang kau katakan, tapi ada satu yang menggangguku, dimanakah Tuhan itu berada?" tanyaku.
"aku akan menjelaskan itu besok pagi, bersama dengan anak-anak lainnya, sekarang sudah terlalu larut, aku harus segera tidur" ucap Alaina,
"baiklah" ucapku, laku kami pun pergi ketempat masing-masing untuk kembali beristirahat.