Khairani anjani, seorang asisten perusahaan terkenal tak menyangka sahabatnya sejak SMA akan mengambil pacarnya Gavin wibowo.
Padahal viola saski susah menikah dengan ken arok seorang dokter bedah spesialis jantung, ken arok sendiri adalah dokter yang merawat bibi khairani.
bagaimana semuanya bermula, akankah gavin kembali pada khairani ? atau mereka akhirnya berpisah. lalu bagaimana rumah tangga ken arok dengan viola?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saidah_noor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
04. Ancaman.
Khai menatap wajahnya yang terpantul di cermin matanya sembab dan terlihat menyedihkan karena sudah lama ia menangis di dalam mobilnya, dalam hati yang kalut ia tak tahu apa yang harus ia lakukan.
Sakit tentu saja ia sakit hati bagaimana tidak bahkan bulan depan mereka sudah merencanakan pernikahan, lalu bagaimana ia akan bilang pada bibinya yang sudah sangat mengharapkannya untuk segera menikah.
Air matanya kembali menetes ia sangat kacau sekarang mengingat betapa kejamnya lelaki itu.
" tidak, aku tak boleh begini gavin miliku sejak awal aku harus merebutnya kembali... Viola beraninya kamu mengambil pacarku" ucapnya disela tangisnya.
Matanya penuh dengan kebencian yang mendalam kala wanita bernama viola dengan mudahnya mengambil pacarnya.
...****************...
Keesokan harinya....
Khai sengaja pulang lebih awal untuk menemui sang kekasih dikantornya, dia diberi ijin oleh bosnya karena khai pegawai yang jarang mengambil cuti baru sekarang saja ia diberikan waktu untuk bibinya yang baru dioperasi.
Khai menunggu dilobby kantor dimana gavin bekerja dan duduk dikursi yang tersedia disana, namun matanya tak sengaja menangkap wajah viola yang kebetulan lewat dan tak menyadari keberadaan khai disana.
Khai penasaran kenapa ada viola disini, untuk bisa mengetahuinya ia segera berjalan ke arah resepsionis.
" maaf mbak saya mau nanya wanita yang tadi lewat itu siapa ya ?" tanyak khai sambil menunjuk ke arah viola yang tengah berjalan keluar dari kantor.
" oh.. itu bu viola mbak putri dari pemilik perusahaaan ini mbak " jawab wanita yang bekerja melayani tamu itu dengan ramah.
" apa ! jadi gavin bekerja diperusahaan milik orang tua viola kok dia gak pernah cerita, berarti mereka sudah saling kenal sejak lama " gumam khai yang hanya bisa didengar olehnya saja sedangkan resepsionis itu sudah sibuk kembali dengan pekerjaanya.
Khai kembali duduk di tempat semula hingga akhirnya gavin muncul karena khai sudah minta tolong pada resepsionis tadi untuk memberitahu gavin bahwa ia tengah menunggunya di lobby kantor, sebelum akhirnya ia melihat teman SMA nya lewat.
" mas gavin !" panggil khai sambil bangkit dari duduknya dan mendekat ke arah gavin dengan tersenyum bahagia lebih tepatnya pura pura bahagia .
Namun bukanya gavin membalas ia justru mendapat penolakan, tangan khai yang hendak memelukanya justru di tepis oleh lelaki itu.
" kamu ngapain kesini sih aku lagi sibuk " ucap gavin dengan nada yang tak enak untuk didengar.
" aku kangen kamu mas kamu kemana aja ? aku telpon gak dijawab di chat juga gak dibalas" gerutu khai sambil memainkan jemarinya ada penyesalan dalam hatinya karena niat baiknya dibalas dengan kata yang menyakitinya.
" mending kamu pulang aja ya aku lagi sibuk gak bisa temenin kamu lagi " ucap gavin sambil meninggalkan khai sendirian disana bahkan lelaki yang dua tahun lebih tua dari khai itu tak menoleh lagi padanya.
Khai hanya menatap punggung kokoh gavin yang berlalu meninggalkanya tanpa sepatah kata sayang atau ucapan mesra layaknya pasangan kekasih.
" gavin sudah berubah ia pura pura sibuk untuk menghindariku" gumam khai dalam hati yang perih bahkan air matanya kembali menetes namun segera ia hapus.
" tidak , aku harus menemui viola aku belum terlambat untuk memperjuangkan gavin tetap disisiku aku harus merebutnya kembali" gumamnya lagi.
Diperjalanan ia menghubungi temannya yang memiliki no viola saski untuk minta bertemu denganya nanti.
Setelah mendapatkan no ponsel viola, khai tak ingin menunda lagi untuk bertemu dengan wanita yang menjadi selingkuhan pacarnya itu, setidaknya ia harus secepatnya membuat viola berhenti menemui gavin kekasihnya itu.
" hallo... " sapa khai mencoba menenangkan hatinya.
" ya siapa ini " tanya viola disebrang telepon.
" aku khairani , apa benar ini no nya viola saski? " tanya khai ia harus benar benar memastikan bahwa ia menghubungi no viola bukan asisten atau lainya.
" hai khai , benar ini no aku ada apa ya tumben kamu nelpon ?" tanya viola yang membuat hati khai geram namun ia tahan.
Bagaimana viola bisa sesantai itu padahal ia tahu sudah mengambil pacarnya khai benar benar play girl jago banget aktingnya.
" aku cuma ingin kita ketemu bisa " tanya khai menahan amarahnya.
" ok besok sore di cafetaria " ucap viola yang artinya ia setuju untuk bertemu khai.
" ok aku tunggu" ucap khai setelah itu ia pun memutuskan sambungan telponnya.
" dasar gila ! Bisa bisanya ia sesantai itu padahal udah mengambil gavin dari gue , dasar wanita jalang q" umpat khai menghempaskan segala amarahnya pada stir mobil padahal ia marah pada viola tapi stir mobil yang jadi korban kemarahannya.
Untung saat menghubungi viola ia memarkirkan mobilnya kalau tidak entah apa yang akan terjadi dan sekarang ia melanjutkan perjalanannya untuk pulang.
...****************...
Diwaktu yang sama ken arok tengah membereskan tasnya untuk segera pulang ke rumah karena tadi viola sudah menghubunginya kalau dia sudah pulang kerumah mereka.
Bibirnya terlukis senyum akhirnya malam ini ia bisa menghabiskan waktu bersama sang istri yang sudah lama tak ia sentuh karena pasien yang tiba tiba melonjak.
Bahkan hadiah kemarin belum sempat ia berikan padanya karena sang istri tak pulang dan paginya ia langsung ke kantor.
Saat tiba di rumah ia di sambut hangatnya pelukan wanita yang sudah 3 tahun bersamanya, ken menautkan bibirnya pada bibir vio dan membalas pelukanya dengan lebih erat.
" kita kekamar sayang" ajak ken sambil merangkul tubuh viola dengan mesra.
" iya mas" mereka pun berjalan meninggalkan ruang tamu nan luas itu menuju ruangan yang biasa mereka jadikan pelampiasan gairah mereka.
ken menghempaskan tubuh viola hingga memantul di atas ranjang yang empuk sambil terkekeh, setelahnya lelaki itu membuka satu persatu kancing bajunya sambil tersenyum menggoda.
" are you ready baby " tanya ken sambil melempar kemejanya ke sembarang arah dan viola paham apa maksud ken ia hanya menjawabnya dengan anggukan.
Ken merangkak dan mengungkung tubuh viola lalu melumat habis bibir ranum wanita itu, dengan liar lelaki itu menyentuh bagian bagian sensitif tubuh viola yang membuat wanita itu menggeliat seperti cacing kepanasan.
Menit demi menit semuanya begitu cepat kini hanya suara erangan dan hentakan yang menggema di ruangan itu menyatu dengan peluh yang membasahi tubuh mereka.
" ah mas ... Ken ah.. " jeritan viola kala ia merasakan sesuatu yang meledak dalam inti tubuhnya dan disusul dengan erangan ken yang akhirnya telah tuntas menyemburkan benihnya di rahim sang istri.
Ken menggulirkan tubuhnya dan tidur disamping viola dengan nafas yang masih ngos ngosan keduanya berpelukan, tak ingin saling melepaskan dan masih merindukan saat yang seperti ini.
...****************...
waktu yang ditunggu akhirnya tiba , khai menunggu viola ditempat yang sudah mereka janjikan kemarin sore.
Mereka kini saling berhadapan sambil menikmati kopi yang sudah khai pesan sebelumnya, tangan khai terasa berkeringat dingin ia harus tetap tenang walaupun amarah di dadanya sudah membuncah.
Berbeda dengan viola yang tampak begitu santai sambil menikmati secangkir kopi yang ia suka.
" ada urusan apa kamu memintaku bertemu " tanya viola dengan santainya.
" jauhi gavin " ucap khai tanpa basa basi setelah sekian detik ia diam.
viola melihat tangan khai yang begitu bergetar lalu ia tersenyum meledek.
" jadi kamu sudah tahu " tanya viola yang tak begitu peduli khai mengetahui perselingkuhannya dengan gavin.
" iya jadi jangan ambil pacarku bukankah kamu sudah menikah kamu fokus sama suamimu saja jangan pada lelaki lain" ucap khai mengingatkan viola tentang statusnya sebagai seorang istri.
" tapi aku tak mau bagaimana ? aku dan gavin bahkan sudah sangat jauh " viola mencondongkan tubuhnya dan berbisik tepat di depan wajah khai " kami sudah berbagi peluh khai dan kami sudah beberapa kali melakukanya " ungkap viola dengan tak tahu malunya membeberkan perbuatanya.
" kamu ... " khai sudah sangat geram melihat tingkah asli temannya sejak SMA itu.
" jika kau ambil pacarku akan ku rebut suamimu " ancam khai memberanikan diri melawan keserakahan viola.