Ryo seorang pengusaha yang sukses harus menelan musibah dari tragedi yang menimpanya. Sebuah kecelakaan telah membuatnya menjadi lumpuh sekaligus buta. Istrinya sudah tidak Sudi lagi untuk mengurusnya.
Aura, adik sang istri tak sengaja hadir ditengah mereka. Aura yang memerlukan uang untuk kebutuhan hidupnya kemudian ditawari sang kakak sebuah pekerjaan yang membuat semua kejadian cerita ini berawal.
Pekerjaan apakah yang ditawarkan pada Aura?
dan bagaimana nasib Ryo selanjutnya?
Biar tau kisah selengkapnya, yuk ... di intip kisahnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yurika23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 22 - Mata Panda
Malam kembali menyelimuti langit dengan gelapnya.
Aura yang seperti malam-malam sebelumnya, dilanda kecemasan dan khawatir yang menggeliat saat harus menghadapi waktu istirahat malam. Ia harus terus berpura-pura melakukan sesuatu agar terhindar dari hubungan terlarang diatas ranjang kakak iparnya.
Walaupun selama ini kenyataannya Ryo memang belum benar-benar pernah membuat Aura harus melakukannya, tapi Aura tetap cemas ketika waktu-waktu malam datang.
Kali ini Aura berpura-pura membaca sebuah novel yang entah sejak kapan novel tersebut ada di kamar Ryo, karena yang Ryo tahu selama ini Jesica istrinya sama sekali tidak pernah meletakan buku apapun di kamar tidurnya apalagi novel.
Aura yang duduk bersandar pada sandaran ranjang menoleh kearah Ryo yang memunggunginya.
'Fuih, akhirnya Mas Ryo tidur juga' gumam batin Aura agak tenang.
Dengan sangat perlahan dan hati-hati, Aura turun dari ranjang, kemudian ia melangkah perlahan sampai berada disamping nakas dekat Ryo dan memastikan pria itu sudah tertidur. Ia membetulkan selimut milik Ryo, menariknya kearah atas hampir sebatas leher agar lebih menghangatkan pria itu. Kemudian Aura memandang wajah Ryo sesaat.
Aura diam sejenak, entah perasaan apa yang melandanya saat itu, ia menggerakan jemarinya pelan, kemudian menyentuh pipi Ryo perlahan seolah ia ingin mengelus wajah tegas itu dengan lembut. Tetapi Aura buru-buru menarik tangannya kembali dari wajah Ryo seakan ia tidak pantas menyentuh pria yang masih suami kakaknya. Akhirnya wanita itu membisikan sesuatu dengan lembut.
'Selamat tidur Mas Ryo ...' bisiknya pelan.
Aura kemudian mematikan lampu tidur dan keluar kamar. Ketika pintu sudah ditutup dan hanya tersisa cahaya kecil dari celah jendela, Ryo membuka matanya perlahan sambil tersenyum dengan sudut bibirnya, kemudian ia kembali memejamkan matanya. Seolah ada perasaan yang menyebar mendalam masuk kedalam tubuhnya, yah ... jujur, pria itu bahagia dan sepertinya tengah jatuh cinta.
Pagi hari yang cerah.
Aura seperti hari-hari sebelumnya, ia sudah menyiapkan semua untuk Ryo. Kemudian ia ke kamar untuk membangunkan pria itu.
"Mas, ayo bangun. Jangan malas begitu ... sarapannya nanti keburu dingin" ujar Aura yang melihat Ryo yang sudah menggeliat bangun kemudian menutupi tubuhnya lagi dengan selimut.
"Iya, iya" jawab Ryo malas.
Tanpa basa basi, Aura menarik selimut yang menyelubungi tubuh Ryo, kemudian ia menggapai paksa lengan pria itu, memaksanya untuk bangun dan menaiki kursi rodanya.
"Ugh!, apa-apaan sih. Aku masih mengantuk" umpat Ryo.
"Sampai kapan Mas mau bermalas-malasan!" omel Aura seraya merapihkan kaki Ryo dan mulai mendorong kursi roda kearah luar kamar.
Ryo tak henti menatap dan memperhatikan gerak gerik Aura. Pria itu tersenyum kecil mengingat lembutnya jemari Aura menyentuh wajahnya semalam. Wanita itu tidak menyadari sama sekali jika Ryo tengah memperhatikannya.
Aura menyuapi Ryo sarapan, membuatkan minuman kesukaan Ryo, membantunya terapi berjalan, walaupun Ryo nyatanya sudah bisa berdiri tanpa bantuannya. Semua Aura lakukan tanpa istirahat.
Ketika Aura akan membantu Ryo untuk mengatur dan membacakan jadwal harian pekerjaan kantor dan jadwal kontrol ke dokter orthopedi hari itu, tiba-tiba Ryo pura-pura mencari kemudian menggenggam lengan Aura yang tengah memegang beberapa lembar kertas dan pulpen.
Retina Aura sontak membesar karena kaget, wajahnya agak tegang.
"A-ada apa Mas?" tanya Aura sedikit takut.
"Istirahatlah. Kau pasti lelah mengurusku terus" ucap Ryo.
"Haah, kiraku ada apa. Mas bikin aku tegang saja" Aura menurunkan bahunya tanda tenang.
"Tidak apa-apa Mas, aku-"
"Istirahatlah dulu" ulang Ryo memotong kalimat Aura.
"Tapi jadwal ini harus di-"
Tanpa bicara Ryo langsung meraba lengan Aura dengan cepat kemudian mengambil kertas serta pulpen yang berada di genggaman Aura, lalu pria itu melemparnya ke lantai.
"Kau mau membantahku?!" kali ini notasi Ryo agak mengancam.
Aura menatap Ryo, kemudian menghela nafas.
"Yah, baiklah" jawab Aura dengan nada terpaksa.
Ternyata Ryo menyadari ada samar-samar hitam dibawah kedua mata Aura. 'Dia pasti sangat lelah dan kurang tidur karena mengurusku' batin Ryo membayangkan betapa lelahnya Aura sampai-sampai ada tanda kehitaman disekitaran mata wanita itu, layaknya panda.