Prolog;
Agen rahasia dengan segudang bakat meninggal karena tertembak musuh. Tapi malah bangun di tubuh menantu bodoh dan menggemparkan semua orang dengan perubahannya.
Kok bisa bahasa inggris? Eh bisa juga bahasa Prancis?!
Bagaimana cara dia mengambil hati direktur eksekutif dari Prancis?
"Gawat, dia jadi lebih pintar, bagaimana kalau rahasia itu terbongkar?"
Beberapa orang merasa terancam!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17. Seseorang penuh kecemburuan
"Kalau begitu kenapa kau mau menikah denganku?!" Geram Christian
Kirana tersenyum konyol, 'kau belum tahu saja kalau aku ini bukan perempuan yang kemarin kau kenal itu! Seandainya aku datang ke tubuhnya sebelum menikah dengan mu, maka aku tidak akan pernah menerima pernikahan dengan mu!' gerutu Kirana dalam hati sambil membuang muka dari pria di hadapannya.
Percuma saja berbicara dengan pria itu, lagi pula dia tidak bisa mengatakan sesuatu yang tak mungkin masuk akal.
Melihat perempuan di atas ranjang telah diam, Christian akhirnya berdiri lalu pria itu dengan cepat mengulurkan tangan memegang kedua bahu Kirana hingga membuat Kirana kembali berbalik menatap pria di atasnya.
"Apalagi yang ingin kau lakukan?" Tanya Kirana dengan sorot mata masih mengandung kemarahan.
"Jadi selama ini kau berpura-pura jadi perempuan bodoh? Dan sekarang kau menyusun seluruh strategi untuk menghancurkanku? Bahkan kau mulai menjalankan rencanamu, termasuk saat mendorong Luna ke laut?! Kau merasa terancam olehnya?" Tanya Christian yang kini teringat akan ucapan kakeknya, jangan-jangan perempuan di hadapannya benar-benar ingin mengambil harta keluarganya sehingga berpura-pura menjadi perempuan yang mudah dianiaya.
"Itu terdengar bagus, mungkin bisa menjadi tujuanku ke depannya," ucap Kirana bersamaan dengan pintu ruangan yang terbuka memperlihatkan sebuah tongkat yang merupakan tongkat tuan besar.
Maka Christian dengan cepat menundukkan kepalanya mendaratkan sebuah ciuman di bibir Kirana.
Mata Kirana melotot sempurna, dan perempuan itu lebih terkejut lagi saat merasakan sebuah lidah menyusup melewati gigi-giginya.
Sementara Tuan besar yang membuka pintu telah melihat adegan itu, dia pun langsung menarik pintu menutupnya.
Hati pria tua itu bergetar tak karuan, dia sangat senang melihat adegan tersebut hingga dia tersenyum puas membuat semua orang yang mengikutinya merasa heran melihat tingkah Tuan Besar.
Sementara di dalam kamar, Christian yang menyadari pintu telah tertutup langsung menarik kembali ciuman tersebut Lalu menatap Kirana sambil tersenyum penuh kemenangan, "lakukan apapun yang kau rencanakan dalam kepala kecilmu itu, tapi jangan berharap untuk mendapatkan apa yang kau inginkan! Aku belum pernah dikalahkan oleh siapapun di dunia ini apalagi oleh Perempuan sepertimu!" Tegas Christian.
"Kau sedang menantang orang yang salah," kata Kirana yang cukup menikmati persaingan diantara mereka.
"Kita akan mengetahui jawaban pertanyaan itu di akhir permainan!" Tegas Christian sambil berjalan ke arah pintu dan membuka pintu kamar.
Saat ini dia mulai membenci Kirana setelah apa yang dilakukan perempuan itu.
Pada saat itu juga tuan besar menatap Christian dengan penuh rasa bangga lalu memasuki kamar diikuti oleh semua orang yang datang.
"Bagaimana keadaan cucu menantu ku?" Tanya tuan besar sambil menghampiri Kirana dan langsung mengulurkan tangan memegang tangan Kirana dengan hangat.
"Aku merasa lebih baik, semua ini berkat kakek. Terima kasih kakek," Kata Kirana.
Tuan besar sedikit terkejut dengan cara bicara Kirana yang jauh lebih percaya diri dari sebelumnya, tetapi karena itu adalah perubahan yang baik maka dia merasa sangat senang.
"Dokter sudah memberitahuku mengenai keadaan mu, jadi ke depannya kau harus banyak istirahat dan Christian akan terus menemanimu," ucap tuan besar sambil melirik ke arah Christian.
"Aku pasti akan menjaganya dengan baik," kata Christian sambil menunduk mendaratkan sebuah ciuman di kening Kirana membuat semua orang yang ada di sana terkejut.
Christian baru saja mencium Kirana?
Viola mengepal kuat tangannya, dia tidak senang dengan adegan itu tetapi kemudian perempuan itu lebih tidak senang lagi saat Kirana mulai berbicara.
"Aku percaya suamiku akan menjagaku dengan baik, terutama dari setiap orang yang membenci. Aku harap ini terakhir kalinya aku masuk rumah sakit karena perlakuan tidak adil yang kudapatkan di kediaman suamiku," ucap Kirana membuat Tuan besar langsung menatap ke arah Viola dengan tatapan tidak senang.
Viola meramas kuat ujung gaunnya sambil berkata, "Ibu juga akan membantumu beradaptasi dengan baik setelah keluar dari rumah sakit. Ibu harap kau memaafkan semua kesalahan yang ibu lakukan selama ini."
Kirana sedikit terkejut dengan pengakuan ibu mertuanya, Tetapi dia tidak mau berhenti, perempuan itu berkata, "jangan khawatir Bu, aku bisa beradaptasi dengan baik. Aku sudah menyadari kesalahanku selama ini yang selalu menjadi beban ibu dan seluruh keluarga, jadi--"
"Jangan bicara seperti itu, kau tidak pernah menjadi beban untuk keluarga ini!" Kata Christian menyela ucapan Kirana hingga tatapannya dan tatapan Kirana kembali memancarkan kilatan permusuhan yang tidak kelihatan di antara semua orang yang ada di sana.
"Syukurlah kalau begitu," kata Kirana sambil tersenyum.
Maka pada hari itu, kedamaian terjadi di dalam kamar perawatan Kirana sampai akhirnya Christian keluar mengantar Viola untuk meninggalkan rumah sakit.
Tuan besar masih tinggal di dalam kamar Kirana, dia menatap Kirana sambil berkata, "kakek minta maaf atas nama seluruh keluarga. Kakek sudah mengetahui apa yang telah terjadi selama ini dan kedepannya kakek akan memastikan tidak ada lagi orang yang berani mengganggumu."
"Kakek tidak perlu khawatir, lagi pula semuanya sudah berlalu," ucap Kirana.
"Hah,,, kakek benar-benar kecewa. Kakek dengar dari para pelayan kalau Viola lah yang memerintahkan para pelayan untuk tidak memberimu makanan dan minuman dan memerintahkan mereka untuk mengurungmu di dalam kamar selama 3 hari. Bahkan kakek sampai tertipu oleh mereka dan baru mengetahui kalau ternyata selama ini kau tidak tidur satu kamar dengan Christian. Ini adalah kelalaian Kakek," kata Tuan besar yang merasa kecewa pada dirinya sendiri.
"Itu memang benar, tapi itu juga salahku, Aku tidak mematuhi perintah ibu mertua sehingg--"
"Itu tidak cukup menjadi alasan untuk membuatmu masuk rumah sakit seperti ini! Jadi lain kali jika ada sesuatu yang terjadi, Kau harus langsung mengatakannya pada Kakek!" Tegas Tuan besar.
"Baik, Kakek," ucap Kirana.
Maka hari-hari Kirana di rumah sakit terlalu dengan sangat cepat, Meski hari-harinya terasa menyebalkan karena dia harus ditemani Christian setiap hari dan selalu berdebat tiap hari, tetapi perempuan itu sembuh dengan sangat cepat sampai hari ini akhirnya dia telah meninggalkan rumah sakit.
Kirana duduk di dalam mobil di samping suaminya sambil menatap keluar jendela, "Bukankah setidaknya kau harus membelikan aku ponsel?" Tanya Kirana tanpa melihat wajah Christian.
Christian yang sejak tadi sibuk dengan pekerjaannya di kantor kini menatap perempuan di sampingnya, "Kenapa kau minta sesuatu pada sainganmu? Lagipula aku tidak akan pernah mengasihi seorang pembunuh!" Tegas Christian yang terus merasa kalau perempuan di sampingnya bukanlah perempuan baik.
Kirana berbalik menatap Christian, "haruskah aku memintanya pada kakek?" Tanya Kirana membuat Christian menjadi kesal.
Kirana merasa senang dengan perubahan raut wajah suaminya, perempuan itu kembali berkata, "tolong juga kartu kredit, setiap wanita yang sudah menikah pasti memiliki uang bulanan dari suaminya Jadi kau tidak boleh lupa dengan kewajibanmu itu!"
"Kau! Sekarang kau terus membawa bahwa nama kakek untuk memerasku?" Tanya Christian merasa kesal.
"Oh,,, kau tidak senang? Kalau begitu gunakan nama ibumu untuk mencegahku meminta sesuatu padamu! Lagi pula Bukankah tidak adil bersaing dengan seorang perempuan lemah yang tidak memiliki modal apapun?" Tanya Kirana sambil tersenyum.
Sang sopir dan sekretaris Christian yang duduk di depan mobil sangat terkejut dengan percakapan kedua orang di belakang mereka.
Sejak kapan dua orang itu jadi saling aduh mulut?
Tetapi mereka tidak berbicara apapun dan hanya membiarkan dua orang itu terus berdebat sampai mereka akhirnya tiba di depan rumah.
Christian dengan telaten membantu Kirana turun dari mobil dan yang membuat Kirana semakin mengeratkan pegangannya pada tubuh Christian ialah ketika dia melihat Luna ternyata sedang ada di rumah.
'Ck,, ini pemandangan yang bagus untuk perempuan itu!' kata Kirana dalam hati sambil terus melangkahkan kakinya.
Sementara Christian yang merasakan pegangan Kirana yang terlalu erat pada tubuhnya kini berbisik di telinga Kirana, "Baru beberapa waktu yang lalu kau bilang benci dekat-dekat denganku, Tapi sekarang tampaknya kau sangat menikmati kebersamaan kita!"
"Kau benar, seseorang terbakar api cemburu melihat kita berdua!" Jawab Kirana dengan suara yang pelan.
OTOR TERLALU SEMANGAT UPDATE, JADI SEMANGAT LIKE, KOMEN, SHARE JUGA YA PEMIRSA...😘
bilang ajaa terancam yaa ga bs mnguasai hartanya lagi🤪😂
kereeeeeeen
😆😆😆😆😆😆🤣🤣🤣💪💪💪💪💪
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
kereeeeen👍👍👍👍👍👍👍💪💪💪💪
sama seperti cerita quen mafia
suka banget sama cerita yg SPT ini