Karena suatu kejadian yang tidak terduga, Carlina harus melahirkan anak kembar yang super jenius.
Carlina sendiri tidak tahu, siapa ayah dari anaknya tersebut. Namun kemunculan dua anak kembar tersebut membuat Arthur harus menyelidiki kejadian 8 tahun lalu itu.
Akankah semuanya terungkap? Apa sebenarnya hubungan mereka?
Penasaran? baca yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 21
Carla dan Carlos bergabung dengan saudara-saudaranya yang lain sambil menunggu jemputan.
Mereka duduk di dekat pos satpam yang berjaga di sekolah ini. Selama beberapa tahun ini, sekolah ini aman.
Karena penjaganya di tambah oleh Abigail, dan semua adalah bawahannya. Ditambah juga dengan orang bawahan Darmendra.
Mereka hanya ingin memastikan keamanan sekolah ini. Mengingat yang sudah-sudah, kejahatan sering terjadi di sekolah.
Karena kurangnya penjagaan dan juga incaran para penculik adalah anak-anak.
"Kalian dijemput siapa?" Kirana.
"Mama," jawab Carla.
Setelah beberapa menit menunggu, ternyata yang menjemput mereka adalah Arthur bersama Carlina. Sementara yang lain di jemput oleh mamanya.
"Papa kok jemput kami, bukankah papa kerja?" tanya Carlos.
"Iya, nanti papa akan kembali ke kantor setelah menjemput kalian, tadi papa kembali ke rumah dulu untuk jemput mama," jawab Arthur.
"Bagaimana sekolahnya?" tanya Carlina.
"Senang, karena ada teman, di negara A tidak punya teman," jawab Carla.
"Om, mengapa Carla dan Carlos tidak satu kelas dengan kami saja?" tanya Virendra.
"Tidak sayang, Carla dan Carlos kan masih kelas dua." bukan Arthur yang menjawab, melainkan Carlina.
"Iya, mereka juga jenius, mengapa tidak minta langsung satu kelas saja?" tanya Quenni.
"Biarkan mereka bersekolah secara normal mengikuti usia mereka," jawab Arthur.
"Yuk pulang!" ajak Carlina. Carla dan Carlos melambaikan tangan kepada saudara-saudaranya.
Merekapun membalas, barulah mereka masuk kedalam mobil masing-masing. Karena sudah dijemput.
"Apa ada yang membully kalian?" tanya Arthur.
"Tidak ada, mereka semua baik," jawab Carla.
"Bagus deh, dan ingat jangan terlalu mencolok," pesan Carlina.
Keduanya terdiam, mereka sudah berusaha untuk tidak terlihat mencolok. Namun tetap saja mereka yang lebih unggul.
Harus berpura-pura, sepertinya tidak akan bisa. Apalagi pelajaran di sekolah sangat mudah bagi mereka.
"Kok bukan jalan ke rumah?" tanya Carlina.
"Kita ke perusahaan," jawab Arthur.
Tiba didepan gerbang perusahaan, penjaga keamanan menunduk hormat saat melihat mobil Arthur.
Arthur mengajak Carlina dan kedua anaknya keluar. Saat di lobby, mereka menjadi pusat perhatian.
Terutama Carlina dan kedua anak kembar yang begitu mirip dengan tuan mereka. Arthur meminta para karyawan nya untuk berkumpul.
"Perhatian semuanya," ucap Arthur dengan suara lantang.
Mereka yang sedang berkumpul pun saling pandang. Ada juga yang berbisik-bisik saat melihat dua bocah tersebut.
"Apa itu anak tuan Arthur? Wajahnya sangat mirip," tanya karyawan A.
"Mungkin keponakan nya, tuan Arthur 'kan belum menikah," jawab si B.
"Iya ya, tapi siapa wanita cantik itu?" tanya si C.
"Daripada kalian penasaran, kita dengarkan apa yang akan dikatakan oleh tuan Arthur," jawab si B.
"Perhatian-perhatian!" Sang asisten bersuara karena terdengar suara mereka berbicara di belakang.
"Silahkan Tuan," ucap sang asisten.
"Terima kasih untuk waktu kalian semua, saya akan umumkan satu berita. Untuk kedepannya jika mereka datang ke perusahaan ini, jangan di persulit. Karena mereka adalah istri dan anak-anak saya," ucap Arthur.
"Istri?"
"Anak?"
Mereka saling pandang dan tentunya terkejut. Selama ini yang mereka tahu tuan mereka belum menikah.
"Selama ini pernikahan kami tidak di publikasikan ke media manapun. Dan nanti kami akan mempublikasikan melalui acara resepsi pernikahan kami," kata Arthur.
Kemudian Arthur meminta mereka untuk bubar, kebetulan jam istirahat siang juga sudah tiba.
Arthur memberi sedikit waktu lebih lama untuk istirahat siang mereka, sebagai ganti waktu mereka yang tersita.
Kemudian Arthur mengajak anak dan istrinya untuk naik keatas keruangan kerjanya. Kemudian Arthur meminta asistennya untuk memesan makanan.
Beberapa karyawan wanita yang mengagumi Arthur patah hati masal. Apalagi melihat istri tuannya lebih cantik.
Dan anak-anaknya juga tidak kalah cantik dan tampan. Mereka masih penasaran hingga menjadi perbincangan sesama karyawan saat berada di kantin.
"Halo Salsa, tuan Arthur membawa istrinya dan anaknya ke perusahaan," lapor seorang karyawan melalui telepon, yang ternyata adalah mata-mata dari Salsa.
"Apa?!" Suara Salsa meninggi saat mendengar kabar tersebut.
"Benar Nona, tuan Arthur memperkenalkan anak dan istrinya di perusahaan," jawab karyawan itu.
Salsa mengepalkan tangannya kuat, sejak kejadian di hotel waktu itu. Salsa langsung di pecat.
Dan Arthur menarik investasi pada perusahaan orang tuanya. Salsa bekerja sebagai sekretaris hanya untuk mendekati Arthur.
Namun Arthur yang dingin dan cuek kepada lawan jenis, menyulitkan Salsa untuk mendekatinya.
Hingga malam kejadian, dimana ada peluang bagi Salsa, Salsa tidak menyia-nyiakan kesempatan itu.
Namun Arthur ternyata lari saat perasaannya tidak enak. Dan memesan kamar lain untuknya istirahat.
Saat Arthur sudah tidak kuat lagi, Arthur pun menarik Carlina masuk kedalam kamar. Kebetulan keduanya sama-sama dalam pengaruh obat.
Hingga sekarang pun Salsa masih ingin mengincar Arthur. Hingga ia meminta sahabat nya untuk memata-matai Arthur.
"Kirim fotonya," pinta Salsa. Kemudian mematikan sambungan teleponnya.
Salsa tersenyum smirk saat menerima pesan di ponselnya. Kemudian ia mentransfer sejumlah uang kepada karyawan itu.
Sementara di ruang kerja Arthur. Sang asisten melihat tuan nya terlihat sangat bahagia. Selama bekerja disini ia hanya melihat tuannya yang dingin.
Namun sekarang, sepertinya kutub Utara akan berubah menjadi gurun Sahara. Bukan lagi hangat melainkan panas.
"Apa kamu tidak punya kerjaan?" tanya Arthur.
"Sekarang lagi istirahat, tuan. Saya juga sedang menunggu makanan," jawab sang asisten.
"Pergi sana, tunggu di ruang kerjamu," usir Arthur.
"Biarkan sajalah suamiku, lagi pula belum waktunya kerja. Sekarang bukan lagi zaman penjajahan yang harus kerja paksa," kata Carlina.
"Sayang, kamu kok bela dia sih?"
Namun Carlina tidak menjawab. Sedangkan Carla dan Carlos hanya terdiam dan duduk anteng di samping kedua orang tuanya.
"Siapa namamu?" tanya Carlina.
"Arya, Nyonya!"
"Berapa suamiku memberimu gaji?" tanya Carlina lagi. Arya menunjukkan lima jari tangannya.
"Lima juta?"
"Lima puluh, Nyonya."
"Sekarang duduk, gak capek apa berdiri terus?"
Arya pun duduk di sofa tunggal. Tidak berapa lama pintu ruangan di ketuk. Arya segera bangkit untuk membuka pintu.
"Pesanan anda Tuan," ucap pengantar makanan.
"Terima kasih, sudah dibayar, kan?" tanya Arya.
Pengantar makanan pun mengangguk. Saat ia hendak berbalik, Carlos menghentikan nya.
"Tunggu! Ini tips untuk Paman, Paman sudah capek mengantar makanan," kata Carlos.
Arthur tersenyum, sedangkan Arya melongo, anak sekecil itu tau menghargai jerih payah orang lain.
Pengantar makanan itu menolak, karena sudah ada gaji dari bos mereka. Namun Carlos mengancam akan memberi rating buruk atas kinerja nya.
Tentu saja pria itu tidak mau reputasinya buruk, bisa-bisa ia kehilangan pekerjaan jika di nilai buruk oleh pelanggan.
Dengan senang hati pria itu menerima uang tersebut. Kemudian ia segera pergi dari situ.
Mereka pun mulai makan bersama-sama. Arya yang biasa sendiri pun kini merasa punya keluarga.
Hidup itu selalu seimbang kiri dan kanan 😂😂
Apa jobdesk recesionis yaa? Satpam perusahaan? Ini perusahaan recehan ato gedean?
Kalo perusahaan gede, karyawan jiasa aja ga bisa asal masuk ke ruangan pimpinan..
Aahhgg ini kan dunia unreal, anything can happend right? 😂😂😂
🙏🏼🙏🏼
Semangay bosque 👌🏻
.