Riska tak pernah menyangka hidupnya yang sederhana akan terbalik begitu saja setelah pertemuannya dengan Aldo Pratama, CEO muda yang tampan dan penuh ambisi. Sebuah malam yang tak terduga mengubah takdirnya—ia hamil di luar nikah dari pria yang hampir tak dikenalnya. Dalam sekejap, Riska terjebak dalam lingkaran kehidupan Aldo yang penuh kemewahan, ketenaran, dan rahasia gelap.
Namun, Aldo bukanlah pria biasa. Di balik pesonanya, ada dendam yang membara terhadap keluarga dan masa lalu yang membuat hatinya dingin. Baginya, Riska adalah bagian dari rencana besar untuk membalas luka lama. Ia menawarkan pernikahan, tetapi bukan untuk cinta—melainkan untuk balas dendam. Riska terpaksa menerima, demi masa depan anaknya.
Dalam perjalanan mereka, Riska mulai menyadari bahwa hidup bersama Aldo adalah perang tanpa akhir antara cinta dan kebencian. Ia harus menghadapi manipulasi, kesalahpahaman, dan keputusan-keputusan sulit yang menguji kekuatannya sebagai seorang ibu dan wanita. Namun, di bal
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anjar Sidik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9: Di Balik Pengkhianatan dan Kepungan Ketakutan
Malam itu, Riska duduk di dalam kamarnya dengan perasaan yang campur aduk. Pertemuannya dengan Aldo sebelumnya meninggalkan luka dan ketakutan yang tak henti-hentinya menghantui. Setiap detik yang berlalu, ia merasa seolah dinding di sekitarnya semakin sempit, membuatnya sulit bernapas. Ia tahu, jika ia tidak segera menemukan jalan keluar, Aldo akan terus mengontrol hidupnya—bahkan, mungkin selamanya.
Namun, pikirannya kembali pada Reza. Dalam keterasingannya, Reza menjadi satu-satunya yang memberinya harapan. Ia percaya bahwa bersama Reza, mereka bisa menemukan cara untuk melepaskan diri dari jerat Aldo. Tapi, bagaimana caranya?
---
Tepat ketika ia tenggelam dalam pikirannya, pintu kamarnya diketuk pelan. Riska bangkit dengan hati-hati, jantungnya berdebar keras, takut siapa yang mungkin berdiri di balik pintu itu.
Saat dibuka, ternyata Reza yang berdiri di sana, matanya tajam dan penuh tekad.
“Kita harus bicara, Riska,” ujar Reza sambil memasuki kamar.
Riska menatapnya, penuh kebingungan. “Ada apa, Reza? Kau membuatku khawatir.”
Reza menarik napas dalam-dalam, wajahnya serius. “Aldo semakin mencurigai kita. Setiap gerakan kita diawasi. Aku baru saja mendengar dari salah satu orangku bahwa dia merencanakan sesuatu yang besar untuk memastikan kau tidak bisa lagi lolos darinya.”
Riska menggigit bibirnya, mencoba menahan rasa takut yang menggerogoti pikirannya. “Apa yang harus kita lakukan, Reza? Aku merasa seperti tidak punya pilihan lagi…”
Reza menatap dalam-dalam ke matanya, menggenggam tangan Riska dengan lembut. “Dengarkan aku, Riska. Kau selalu punya pilihan. Kita tidak akan menyerah. Jika dia pikir bisa mengendalikanmu seperti ini, kita akan melawannya.”
Riska menarik napas dalam, perlahan mulai merasakan keberanian yang baru. “Tapi bagaimana? Dia memiliki segalanya: uang, kekuasaan, dan pengaruh. Sementara kita… hanya berdua.”
“Kadang-kadang yang dibutuhkan hanya keberanian dan tekad,” jawab Reza pelan, suaranya penuh keyakinan. “Aldo mungkin memiliki semuanya, tapi dia tidak memiliki hati dan kebenaran di pihaknya.”
---
Setelah berdiskusi panjang, mereka memutuskan untuk mencari bukti yang bisa menjatuhkan Aldo. Reza punya rencana untuk menyusup ke kantor Aldo pada malam hari, mengakses komputer pribadinya, dan mencoba mendapatkan bukti kejahatan yang Aldo lakukan di masa lalu. Bukti ini mungkin menjadi satu-satunya jalan keluar bagi mereka.
“Aku tidak yakin rencana ini akan mudah,” ujar Riska, ragu-ragu. “Tapi aku percaya padamu.”
Reza menatapnya dengan penuh kelembutan. “Aku juga tidak yakin ini mudah. Tapi, apapun risikonya, aku akan melakukannya demi kamu.”
Malam itu, Riska dan Reza menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk menjalankan rencana tersebut. Sementara rasa takut masih menghantui, keduanya merasa lebih kuat ketika mereka bersama.
---
Setelah menyusup ke dalam kantor Aldo, Reza merasakan adrenalin yang memuncak. Segala penjagaan ketat dan kamera pengawas membuat langkahnya sangat terbatas. Tapi ia tahu, jika gagal kali ini, ia mungkin tidak akan punya kesempatan lagi.
Di dalam ruangannya, komputer Aldo menyala. Reza cepat-cepat mencolokkan flash drive ke komputer itu dan mulai membuka folder-folder yang disembunyikan Aldo. Setiap folder yang ia buka mengungkap sisi gelap Aldo yang mengejutkan.
Namun, tepat saat Reza berhasil menemukan file yang bisa menjadi bukti kuat, suara langkah kaki mendekat.
“Reza, kau pikir kau bisa main-main di sini?”
Reza berbalik dengan wajah terkejut, mendapati Aldo berdiri di pintu dengan tatapan penuh kemarahan dan senyum licik.
“Aldo…” Reza berusaha menyembunyikan kegugupannya, tapi sulit menutupi rasa takut yang tiba-tiba menguasai.
Aldo melangkah masuk, menutup pintu dengan tenang dan mengunci pintu itu dari dalam. “Aku selalu tahu kau mencoba mencuri sesuatu dariku. Kau hanya orang bodoh yang tidak tahu tempatnya.”
Reza mencoba mencari jalan keluar, tapi tak ada jalan. Ia terjebak.
---
Bab ini berakhir dengan cliffhanger yang menegangkan. Reza kini berada di bawah ancaman langsung Aldo, dan tidak ada jalan keluar yang jelas. Bagaimana Reza dan Riska bisa menyelamatkan diri dari cengkeraman Aldo yang semakin kuat?