'Xannia Clowin'
Gadis cantik berusia 22 tahun yang selama menjalani hidup baru kali ini dia mengetahui pengkhianatan sang ayah kepada ibunya .
Sejak Xannia berusia 2 tahun ternyata sang ayah sudah menikah lagi bahkan wanita itu sedang mengandung anaknya.
Awal mula terbongkar pengkhianatan ayahnya itu ketika sorang gadis yang tak jauh beda dari usia xannia datang,gadis itu langsung menemui ibu Xannia dan mengaku sebagai anak dari istri kedua suaminya,
semenjak kejadia itu ibu xannia sering sakit-sakitan dan 5 bulan kemudian sang ibu meninggal dunia.
Dari kejadian itu menimbulkan rasa dendam dan sakit hati Xannia kepada ayah dan kelurga istri keduanya,sehingga Xannia bertekat membalaskan dendam atas rasa sakit dan pengkhiantan ayahnya yang sampai membuat ibunya tiada,bahkan dia rela menjadi istri kontrak miliader yang ingin memiliki keturunan , dan dari situlah Xannia ingin memanfaatkan pria itu untuk membalaskan dendamnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon VHY__, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Xannia tak bisa menyembunyikan wajah bahagianya saat Maria tak henti-hentinya menatap tajam kearah dirinya.
Apalagi ketika Davendra mencium pipinya di hadapan semua tamu yang hadir.
"Dia seperti sedang menyimpan bom atom di dalam tubuhnya," kata Xannia.
"Dan mungkin bom itu akan segera meledak, jika aku melakukan hal lebih padamu di hadapannya,' sambungnya lagi.
"Kau tidak ingin menyapa ayahmu?" tanya Davendra.
"Of course, kenapa kau tidak mengatakannya dari tadi," sahut Xannia.
Wajah Xannia semakin berseri-seri saat Davendra membawanya untuk bertemu dengan ayahnya.
Xannia semakin melebarkan senyumnya saat berada tepat di depan Maria.
Sedangkan Davendra tak pernah melepaskan rangkulannya dari pinggang Xannia dan malah semakin membuat Xannia menempel padanya.
"Kenapa kau tidak bilang jika kau menikah dengannya? Dan kau kenapa kau tidak memberitahuku bahwa akan menikahi putriku," ucap Martin pada kedua pengantin baru tersebut.
"Aku hanya ingin memberi kalian kejutan, dan bagaimana aku mau bilang jika daddy selalu membahas tentang Arsen," sahut Xannia yang kini pandangannya menatap kearah Arsen.
Arsen yang di tatap seolah-olah Xannia sedang meremehkannya pun mulai tersulit emosi.
"Lihat! Itu wanita yang selalu mommy banggakan, dia bahkan meninggalkan aku agar bisa mendapatkan pria yang lebih kaya," bisik Arsen pada sang ibu dan menjelek-jelekan Xannia.
“Mommy tidak menyangka Xannia menjadi wanita seperti itu,” kata Arumi dengan ekspresi kecewa juga marah pada Xannia.
Davemdra memandang datar pada pria paruh baya yang kini sudah menjadi ayah mertuanya.
"Seperti yang di katakan istriku, kami hanya ingin memberikan kalian kejutan," timpal Davendra yang tak memperlihatkan ekspresi apapun.
"Tapi, seharusnya kakak memberitahu daddy dulu jika akan menikah, daddy juga pasti ingin mengantar kakak sampai di altar," kata Maria yang mengeluarkan kata-kata bijaknya.
"Cukup Maria," ujar Martin dengan tegas.
"Tapi, ayah--"
"Aku bilang cukup !! Jangan bicara lagi, dan nikmati saja pestanya," potong Martin.
Xannia menyembunyikan senyumannya saat melihat wajah ayahnya yang terlihat tak senang.
Sedangkan Maria menatap tak suka pada ayahnya.
"Temui daddy setelah ini, Xannia. Daddy tunggu penjelasan dari kalian berdua," kata Martin pada anaknya dan juga Davendra yang kini sudah menjadi menantunya.
Setelah mengatakan itu Martin langsung pergi dari hadapan mereka dan menemui beberapa rekan bisnisnya.
Dan kini Xannia berhadapan dengan Maria dan Jenny, ditambah Arsen dan orangtuanya.
"Aku tak menyangka setelah memutuskan hubungan denganku kau langsung menikah dengannya, atau mungkin selama ini kau memang sudah berselingkuh dibelakangku?" sindir Arsen tepat di depan Xannia.
Pria itu bahkan tidak perduli jika ada Davendra di hadapannya yang sedang menatap tajam dirinya.
Xannia menyunggingkan senyum miringnya dan seolah-olah sedang meremehkan Arsen.
"Kalau iya memang kenapa? Lagi pula dia lebih tampan dan lebih kaya darimu," jawab Xannia dengan santainya.
"Aku tidak menyangka jika kau adalah wanita yang seperti itu, Xannia," ucap Arumi dengan wajah kecewa dan marahnya.
Karna, secara tidak langsung Xannia baru saja menghina putranya.
Sedangkan Xannia tak perduli jika banyak orang yang akan tak menyukainya, termasuk ibu Arsen.
Ibu Arsen sebenarnya wanita yang baik dan keíbuan, tapi sikapnya yang selalu memandang seseorang dari harta dan kekayaan menjadi nilai minus bagi Xannia.
"Terserah anda mau mengatakan apa tentang saya nyonya, yang jelas suamiku ini lebih hebat dari segala hal ," kata Xannia yang membanggakan Davendra
"Oh ya, aku dengar kalian akan seger bertunangan. Kalau begitu selamat dan jangan lupa untuk mengundangku dan juga suamiku," ucap Xannia.
Maria semakin mengepalkan tangannya dan Xannia pun melihat itu semua.
"Semoga pertunangan kalian berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan apapun," sambungnya dengan tersenyum kearah Maria dan Arsen.
'Dua orang ini benar-benar pasangan yang cocok dan serasi, 'batin Xannia.
Dengan sekuat tenaga Maria menahan emosi dan juga egonya, dia tak ingin harga dirinya hancur di hadapan semua orang hanya karna terpancing oleh setiap ucapan yang di lontarkan oleh Xannia.
Maria memperlihatkan senyum terbaiknya pada Sydney.
"Terima kasih kakak, dan aku juga berdoa semoga pernikahan kalian bertahan selamanya tanpa gangguan," sahut Maria dengan suara lembutnya.
'Ular betina ini sangat pandai berakting, 'pikir Xannia"
"Terima kasih," jawab Xannia.
"Honey, aku akan mengenal kamu pada beberapa rekan bisnisku," kata Davendra.
"Ahh, baiklah," sahut Xannia menyunggingkan senyum manisnya.
"Kami permisi dulu, nikmati saja pestanya," kata Xannia pada ke lima orang yang ada di hadapannya.
Davendra membawa Xannia dan mengenalkan wanita itu pada beberapa pengusaha yang menjalin kerjasama dengannya ataupun yang mengenal mendiang ayahnya.
Dan saat Xannia tengah sendirian, ketiga temannya menghampirinya.
"Ekhmmm," Airin berdeham setelah mereka bertiga sampai di depan Xannia.
Sedangkan Xannia hanya tersenyum melihat teman-temannya.
"Jadi, dimana orang yang pergi denganmu itu?" ucap Airin seolah menyindir Xannia.
"Kau menyembunyikan ini dari kami, Xannia?" ucap Kay.
Xannia tertawa melihat wajah ketiga temannya.
"Berhentilah tertawa, Xannia. Kami membutuhkan penjelasanmu sekarang juga," ujar Cia.
Ketiga wanita itu duduk di samping Xannia dan menatap wajahnya dengan lekat.
"Kenapa kalian menatapku sampai seperti itu," kata Xannia seolah-olah dirinya adalah seorang tersangka.
"Kami menunggu penjelasan darimu," sahut Airin.
"Kalian sudah melihatnya sendiri, tak ada yang harus aku jelaskan," ujar Xannia.
"Kapan kalian menikah?" tanya Kay.
"Satu minggu yang lalu," jawab Xannia dengan jujur.
"Dan kau tidak mengatakannya pada kami?" seru Cia yang tidak habis pikir dengan temannya itu.
"Pria itu yang menyuruhku untuk tidak mengatakannya sampai pesta pernikahan kami," kata Xannia yang menyalahkan Davendra.
"Oh God, aku tak percaya jika kau yang menikah dengan tuan Davendra," ucap Airin yang masih tidak percaya.
"Kapan kalian berpacaran? Kapan kalian mulai menjalin hubungan?" tanya Cia.
"Atau kau berselingkuh dengannya saat masih menjadi tunangan Arsen?" timpal Kay.
"Tentu saja tidak, di dalam kamusku tidak ada yang namanya perselingkuhan baik aku maupun yang akan menjadi calon suamiku," sahut Xannia karna dia memang tidak pernah berselingkuh dari Arsen walau dia tidak menyukai pria itu.
"Lalu?" tanya Airin.
"Dulu, saat aku masih kecil kami cukup dekat karna mommyku berteman baik dengan mendiang ibu Davemdra” bentak Xannia.
"Sudah, hanya itu saja yang bisa aku jelaskan pada kalian," lanjutnya dan membuat ketiga temannya menganga atas penjelasan singkat dari Xannia
"Hanya itu?" kata Cia yang tak percaya.
Xannia menganggukkan kepalanya.
"Memangnya apa lagi?" pungkas Xannia.
"Kau tahukan sepak terjangnya dalam hal perempuan ," kata Airin dan di angguki oleh Xannia.
"Ya lalu? Itu masa lalunya dan sekarang dia milikku, aku tak akan membiarkan wanita-wanita itu mendekati suamiku," sahut Xannia.
"Wow, sepertinya kau sangat mencintai boss kita," kata Kay dan mendapat anggukan dari kedua temannya.
"Tentu saja, kalau dia berani bermain wanita lagi, aku akan menguras habis semua hartanya miliknya," sahut Xannia.
Dan membuat ke-tiga wanita itu pun tertawa.
Hari sudah semakin malam, dan pesta juga semakin ramai dengan bertambahnya tamu.
"Kau mau berdansa denganku," ajak Davendra
Davendra mengulurkan tangannya.
"Tentu saja," sahut Xannia dan menerima uluran tangan suaminya.
Davendra membawa Xannia ke tengah-tengah lantai dansa.
Suara musik klasik mengalun indah mengiringi setiap gerakan dansa Dave dan Xannia.
Beberapa tamu yang tadinya berdansa mulai menyingkir dan membiarkan sepasang suami istri baru itu yang menguasai lantai dansa.
Davendra semakin merapatkan tubuh Xannia dnegan tubuhnya dan menatap lekat mata indah Istrinya itu.
Bersambung.......