Alhambra; PUTRA KEDUA keluarga Rain yang dikenal nakal dan urakan. Pemuda dengan segala keburukan yang tercetak di keningnya.
Sialnya, pemuda problematik tersebut harus mengalami kelumpuhan usai balap liar di satu minggu menjelang pernikahan.
Tanpa diketahui sebelumnya, calon istri idaman Alhambra justru mengincar PUTRA PERTAMA yang dianggap lebih sempurna dibanding Alhambra.
Drama kaburnya Echy, membawa Kinara kepada sebuah pernikahan. Kinara Syanara yang harus rela menjadi tumbal, menggantikan saudari tirinya sebagai mempelai wanita untuk Alhambra.
"Cowok badboy yang lumpuh kayak Alhambra itu lebih cocoknya sama cewek jelek kayak kamu, Kinara!"
Visual ada di Igeh...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IPA LIMA BELAS
Usai belanja kanvas beserta berbagai macam warna cat, jenis kuas dan perintilan lainnya, Kinara diajak ke outlet busana branded. Tak banyak protes, nyatanya Kinara tak bisa menghentikan keinginan Alhambra.
Dia menurut saja ke sana kemari meski dalam batin, dia merasa lelah. Yah, bagian paling menyebalkannya adalah dia harus mencoba banyak gaun dan dress.
Setelah seluruhnya dicoba, Alhambra pikir sambil mengetuk dagu dan mata memicing, Kinara memang lebih cocok dengan pakaian yang bernuansa sporty.
Demi menghindari kebingungan, Alhambra sampai meminta styles gerai tersebut secara langsung hanya untuk mengatur mix and match baju-baju istrinya.
Kinara hanya iya dan iya tugasnya. Sungguh, Kinara tak pernah berbelanja pakaian yang sebanyak hari ini.
Dahulu, mengeluarkan uang untuk membayar parkir saja, dia berpikir dua kali, bahkan tak jarang lebih memilih ribut. Sekarang, lihatlah betapa panjang barang-barang berupa sepatu dan tas yang mengantri scanner kasir.
"Bra--" Jujur Kinara lemas melihat harga yang terpantau di layar, sejauh ini, Kinara sudah mengalami level sosial yang paling jauh.
"Hmm?"
"Kamu tahu nggak? Dulu, pas aku kunjungan industri ke Jogja, area parkir taman wisatanya ada yang dihitung per jam."
"Lalu?" Alhambra melirik wajah lemas Kinara.
"Berarti, kalau uang-uang yang kamu keluarkan untuk belanja pakaian ku dialihkan untuk bayar parkir motor per jam, bisa sampai kiamat itu sepeda motor parkir di sana."
"Istri Alhambra jangan norak!" Alhambra memukulkan ujung kertas katalog ke pucuk kepala Kinara yang mendengus kemudian.
"Aku tidak akan cantik meski pakai baju mewah sekaligus, Bra. Percayalah--"
"Belanjaan sisanya kirim ke apartemen ku."
Alhambra hanya menenteng beberapa paper bag sebelum membayar dengan kartu hitam yang Kinara yakin kartu itu fasilitas orang tua.
Pelayan tersenyum ramah. "Baik, tuan muda. Terima kasih atas kunjungan Anda."
"Cepat Kinara!" Alhambra meluncur dengan kursi rodanya, sementara Kinara harus berlari kecil demi mensejajarkan diri dengan suami.
"Aku capek--"
"Duduk di sini?" Alhambra menawarkan pangkuannya. Kinara mungkin tidak akan lelah lagi jika duduk di sana.
Namun, jawaban Kinara hanya memutar bola matanya secara malas. Kinara takut viral dengan caption, 'orang sehat dipangku orang lumpuh', ah ... yang benar saja!
Belum selesai sampai di situ, lelahnya Kinara masih berlanjut karena Alhambra mengajak gadis tomboi itu ke outlet lainnya. Tepatnya di salon langganan sang Kakak.
"Tuan muda--"
Lagi-lagi, meski lumpuh, pemuda tampan itu masih cukup dikenal mengingat betapa besar pengaruh orang tuanya di dunia bisnis.
"Dandani istriku," titah Alhambra.
"Bra!" Kinara tertegun. Tapi, untuk protes sudah tidak bisa karena perempuan dan pria gemulai itu segera meraih lengannya untuk dimasukkan ke dalam ruangan khusus.
Alhambra juga sempat melempar satu stel baju baru pada salah satu pegawai salon, tujuannya supaya setelah di-makeover, Kinara juga akan mengupgrade out fitnya.
Alhambra duduk menunggu dengan sabar, dan ini kali pertama Alhambra menunggu seorang perempuan dimanjakan di salon.
Biasanya, meski banyak pacar, Alhambra hanya memberikan fasilitas uang untuk mereka ke salon, tidak menemaninya seperti yang dilakukannya untuk Kinara.
Satu setengah jam berlalu, Alhambra sampai ketiduran di kursinya. Beberapa pelayan dan pelanggan salon curi-curi pandang ke arah pemuda itu. Walau duduk di kursi roda, lihatlah cara dia bersedekap sambil terpejam.
"Bra--"
Goyangan di lengan memaksa Alhambra beranjak dari pejaman matanya. Dilihatnya, Kinara tersenyum cantik dengan tampilan barunya.
Alhambra terpaku sejenak, sebelum netra itu turun ke bawah lantas ke atas kembali. Tak dipungkiri, Kinara menawan bersama rambut ikal kehitaman yang tampak berkilau.
"Hambra!" Goyangan ke lima, Alhambra baru beringsut dan mampu terjaga. "Hah?"
"Aku sudah selesai."
"Rambutmu." Alhambra tersenyum tipis saat menyentuh ikal Surai istrinya.
"Aku konyol sekali kan?" Kinara tak percaya diri, walau di dalam tadi, hampir semua orang memuji kecantikannya.
"Kamu ... cantik," puji Alhambra. Nadanya cukup lirih tapi penuh dengan makna.
Kinara tersanjung, meski sejujurnya dia belum terbiasa dengan rambutnya. Yah, dia mengenakan celana jeans hitam pendek, kaus big size putih bergambar Labubu.
Sepatu boots hitam melengkapi penampilan tomboi yang lebih terkesan mahal. Alhambra sengaja tidak merubah karakter asli istrinya, karena sejatinya itulah yang membuat Kinara tampak berbeda dan lebih menarik.
Make-up tipis dengan lipstik Cherry blossom yang memberikan kesan segar. Ah, Kinara nyaris sempurna untuk perubahannya.
"Nilainya 10 dari 9." Alhambra menyengir.
Sementara Kinara tertawa-tawa karena pujian Alhambra, ada yang menghentakkan kakinya kesal melihat sepasang suami istri tersebut.
Echy dan Miranda sudah sejak dua jam lalu berada di Mall ini. Tak ayal, Mereka juga tengah menikmati uang-uang tak berseri hasil dari pernikahan Kinara.
Bukannya bahagia dan tenang, Echy dan Miranda justru sibuk dibuat kesal oleh kedatangan Alhambra dan Kinara. Yang, Echy juga bisa melihat sedari tadi, betapa banyak barang belanjaan Kinara hari ini.
Yah, mereka tidak berbelanja, justru asyik mengikuti Alhambra dan Kinara. "Mama! Kenapa Kinara bisa menikmati black card?"
"Mama juga nggak tahu! Kemarin asisten Tuan Dominic bilang, dengar-dengar fasilitas Tuan muda Alhambra akan dicabut."
"Terus kenapa sekarang malah bisa belanja banyak baju-baju sama make-up?" Echy tak tahan melihatnya, seharusnya Echy yang belanja tas-tas dengan merek itu!
Echy mencebik bibirnya. "Mana make-up nya yang mahal-mahal," gerutunya memelas.
"Echy juga mau!" Tak jarang dari pelanggan Mall yang melirik ke arah Echy karena sering menghentakkan kakinya kesal.
Miranda mengusap punggung. "Sabar, kamu akan lebih beruntung dari Kinara setelah bisa menikahi Allasca, Sayang."
"Tapi kapan?!" bentak Echy.
"Kita susun strategi. Secepatnya, Mama akan berikan obat supaya Allasca mau tidur dengan kamu, Sayang."
Echy setuju dengan usulan itu, tapi Echy lebih fokus pada sepatu yang dipakai Kinara saat ini, sama dengan sepatu impiannya.
"Ma, lihat sepatu Kinara, Ma!"
Echy pikir, menikahkan Kinara dengan pria lumpuh akan membuat gadis itu menderita ternyata yang dia lihat justru sebaliknya.
"Ssstt!" Miranda membekap mulut putrinya, barusan, Alhambra menoleh ke arah mereka.
"Pokoknya Echy nggak terima kalau Kinara jauh lebih beruntung dari Echy!"
seru2 masalah kalian...