Seorang wanita yang harus berurusan dengan seorang pria yang selama ini dia benci. Bahkan pria itu menganggu kehidupan hingga dengan beraninya, pria itu berani mendekati dirinya. Dan menjadi hal yang mengkagetkan jika mana pria itu seorang duda. Apakah wanita itu menerima cinta dari seorang duda itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanlindia Lukita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dipaksa untuk segera menikah
Damian terlihat kesal dirinya didorong oleh Lukita hingga punggungnya kesakitan.
"Mama tidak mau tahu apapun alasanya, secepat kalian berdua harus menikah. Mama kasih waktu dalam 2 minggu kalian untuk mempersiapkan pernikahan kalian berdua." Lukita pun kaget dirinya diberi waktu 2 minggu untuk acara pernikahan mereka, rasanya bom jatuh dikepala dirinya.
"Maaf tante itu hanya salah paham." Lukita tetap menolak dan tetap membela diri.
"Salah paham bagaimana kak, coba kakak lihat sendiri." Keyla memperlihatkan foto mereka berdua saat posisi tidur berpelukkan.
Melihat foto itu sontak saja buat Lukita kaget. "Apa!" batin Lukita sembari melirik kearah Damian.
"Benar-benar dia berani melakukan itu." Lukita benar-benar marah besar dengan apa yang dilakukan oleh Damian pada dirinya.
"Jangan banyak alasan lagi, terutama kamu Damian. Jangan pernah bermain-main dengan wanita. Ingat dua minggu kalian berdua harus menikah tidak ada alasan lagi untuk kalian menolaknya. Kalian berdua seharusnya sadar diri jika apa yang kalian berdua salah. Kalau kalian sama-sama suka lebih baik kalian menikah daripada melakukan diam-diam dibelakang keluarga. " Mama Soraya menunjukkan rasa marahnya walaupun itu hanya akting.
Damian pun hanya terdiam, melihat kemarahan mamanya pada dirinya.
" Kenapa mama datang ke Apartemen Damian?" tanya Damian pada mamanya.
"Tadi mama keluar dari Mall bersama adikmu, sekalian mama mampir ke Apartemenmu. Tapi kalian berdua sedang melakukan hal yang tidak layak dilihat."
"Itu tidak seperti yang tante bayangkan." Lukita tetap membela dirinya jika dirinya tidak bersalah.
"Tidak ada alasan, ya sudah mama mau pulang dulu . Dan kamu, ingat janji kamu pada mama." pesan Mama Soraya pada putranya, reaksi Putranya hanya bisa pasrah setelah mamanya memerintahkan dirinya.
Sedangkan Lukita menatap tajam kearah Damian. "Kenapa kau berbuat Seperti itu, dan dengan beraninya melakukan hal itu. Sekarang mamamu menuntut kita untuk segera menikah." jawab Lukita yang benar-benar marah.
"Itu bukan salahku, tapi itu salahmu. Kamu ketiduran dan aku bawa kami di apartemen, sampai-sampai kamu menangis dan menarik tangaku. Disaat itu juga aku ketiduran disampingmu." penjelasan dari Damian pada Lukita, tapi tetap saja dia tak percaya dengan Damia.
"Benar-benar sial, kenapa harus sesial ini hidupku." batin Lukita tak bosa menahan marahnya.
Lukita pun keluar dari kamar, dia duduk diruang tamu sedang Damian duduk ditempat duduk itu juga dengan jarak didepan Lukita duduk saat ini.
Keduanya saling diam dengan Lukita bener-bener marah,tiba-tiba saja pintu Apartemen terbuka.
"Tuan." sapa Milano yang baru saja pulang berbelanja makanan dan minuman
Damian melirik kearah asistennya, sembari meletakkan beberapa makanan dan minuman yang dipesan oleh tuannya.
"Kamu dari mana saja?" tanya Damian pada asistennya.
"Saya baru saja membeli makanan dan minuman pesanan tuan." jawab Milano yang diam-diam tahu betul apa yang terjadi pada tuannya.
Damian hanya melirik kearah Lukita yang sedari tadi terdiam, Milano pun nampak penasaran apa yang terjadi pada keduanya.
"Kalau begitu saya permisi tuan." pamit Milano yang langsung pergi dari tempat itu. Setelah Milano keluar, Milano menempelkan telinganya pada pintu. Sengaja dia ingin mendengar percakapan tuan dengan wanita itu.
"Apa yang nyonya lakukan, nampak keduanya saling bertatapan sinis." batin Milano yang bingung dengan cara orang kaya, selalu melakukan hal-hal yang tidak berguna.
Didalam ruangan nampak Damian melirik kearah Lukita yang sedari tadi diam.
"Cepat kamu makan." perintah Damian, yang saat memerintahkan Lukita untuk segera makan.
"Malas." jawab singkat Lukita, dengan cepat Damian menarik tangan Lukita. Hingga spontan membuat kaget Lukita.
"Kamu makan sendiri, apa aku suapi kamu makan." ucap Damian yang tak segan-segan melakukan hal itu, yang makin membuat Lukita sedikit marah.
"Aku bisa makan sendiri untuk apa kamu menyuapi aku makan. Apa kau kira aku bayi." jawab Lukita dengan ekpresi marahnya.
Damian hanya terdiam tak mau menjawab pertanyaan dari Lukita, Damian langsung memberikan dia minuman dam makanan didepan dirinya.
"habiskan semuanya setelah itu kita pulang." jawab Damian yang langsung menikmati kopi hangatnya.
Lukita langsung meminum minuman itu dan langsung dia menikmati es lemon tea yang ada didepannya.
"Apes hari ini, mana lagi aku dipaksa nikah sama duda satu ini." Lukita makin kesal kenapa dalam hidupnya selalu begitu tragis mengalami hal itu.
Beberapa menit kemudian
Akhirnya mereka selesai menyelesaikan makan mereka. "Ayo sekarang kita pulang sekarang." jawab Lukita yang tak sabar ingin pulang sekarang.
Mereka pun langsung pulang bersama, dengan ekpresi kesal yang masih dia tunjukkan pada Damian, hingga Lukita memilih diam saja.