Dibunuh oleh suaminya sendiri dikehidupan sebelumnya, lalu dia kembali sebelum semua pengkhianatan dari sang suami dia rasakan.
Kembali untuk membalas rasa sakit dan kematiannya dengan cara yang cantik, memabalas dengan begitu tenang namun mematikan.
"Aku tidak akan menyia-nyiakan kehidupanku lagi. Kau pernah membunuhku demi wanita itu, jadi aku akan membuatmu dan wanita itu bersama menikmati apa yang pernah aku rasakan!"
Jangan lupa memberi dukungan pada karya-karya Ana ya 😄
Dukungan kalian memberikan semangat untuk Ana.
Terima kasih atas semua dukungan-dukungan kalian 🙏😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ⁖℘ձռձ༢࿔ྀુ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
Braak!
Raja Kin yang sudah berada di kerajaannya membuka pintu aula leluhur dengan keras, dia berjalan mendekati papan nama selir Hong, Ibu dari Pangeran keempat.
"Kau... Bagaimana bisa kau melahirkan anak laki-laki yang begitu berani terhadapku?" ucap Raja Kin seraya menatap papan selir Hong.
Raja mengepalkan kedua tangannya, dia mengingat bagaimana Pangeran keempat menjebaknya saat di kerajaan Chen. Membuatnya tidak memiliki pilihan, karena Kaisar Chen dan Putri Jian Ying mengetahui niat buruknya.
"Aku tahu, aku telah melakukan kesalahan besar padanya. Tetapi demi kerajaan, seharusnya dia bisa mengerti dan mengalah! Sekarang dia sudah bukan lagi anggota keluarga dari kerajaan ini, dan membuat kerajaan ini akan mengalami kesulitan saat akan melakukan hubungan dengan kerajaan Chen kelak. Kau...kau benar-benar sudah melahirkan anak yang tidak berbakti!"
Raja Kin benar-benar merasa sangat marah dan kesal, saat ini dia sangat ingin mematahkan papan nama Selir Hong. Namun dia teringat ancaman dari Pangeran keempat, jika dia melakukan hal itu.
Kini Raja Kin hanya bisa menahan kemarahan dan kekesalannya pada Pangeran keempat.
Dari balik pintu, salah satu selir Raja Kin mendengar semua yang Raja Kin katakan. Senyuman tersungging ketika dia mendengar jika Pangeran keempat bukan lagi salah satu Pangeran di kerajaan Kin itu, bahkan dia benar-benar bukan lagi anggota keluarga istana.
...----------------...
Sementara itu, di dalam aula rumah keluarga kakak dari selir An. Pangeran keempat sudah duduk di depan sepasang suami istri berusia paruh baya, dan di kursi yang lain duduk selir An dan juga seseorang dari istana untuk mewakili Ratu.
Kakak dan kakak ipar dari selir An, tuan dan nyonya Xiao menatap Pangeran keempat. Sebelumnya mereka telah menerima surat dari selir An, yang mengatakan jika seseorang ingin menjadi anak angkat mereka.
"Apakah anda adalah Pangeran keempat dari kerajaan Kin?" ucap tuan Xiao.
"Benar, ternyata tuan Xiao mengetahui siapa saya,"
"Saya pernah datang bersama Yang Mulia Kaisar ke kerajaan Kin, dan tidak sengaja pernah melihat anda di sana,"
Pangeran keempat mengangguk, "Namun, sekarang saya bukan lagi seorang Pangeran di kerajaan itu. Saya hanya rakyat biasa, yang sudah tidak memiliki apapun dan keluarga,"
Nyonya Xiao menatap dengan lekat Pangeran keempat, "Apa yang kau katakan? Kau sudah datang ke rumah ini, yang artinya kau adalah keluarga kami di sini. Jadi kenapa kau berkata, jika kau tidak memiliki keluarga?"
Semua orang menatap nyonya Xiao, yang seolah telah menerima Pangeran keempat menjadi putranya.
Bagaimana dia tidak menerima, sudah lebih dari 15 tahun mereka menikah, namun mereka tidak memiliki seorang anak. Mereka ingin mengangkat anak, namun mereka khawatir jika kelak, keluarga anak itu akan memgambilnya lagi saat anak itu sudah dewasa.
Karena itu nyonya Xiao sangat bahagia, ketika Selir An berkata jika ada seseorang yang ingin menjadi anak angkat mereka.
Meski usianya tidak lagi muda, namun bagi nyonya Xiao yang sudah lama menantikan adanya anak, dia tentu tidak akan menolaknya. Terlebih dia tahu siapa yang akan menjadi anak angkatnya, adalah seorang yang sangat baik dan akan menikah dengan Jian Ying.
"Kakak ipar, kau...."
Nyonya Xiao berdiri lalu berjalan mendekati Pangeran keempat, "Mereka tidak menginginkanmu, tetapi aku mau. Kau akan menjadi anakku satu-satunya, kau akan menjadi anak yang menghangatkan rumah ini,"
Kedua mata nyonya Xiao berkata-kaca menatap Pangeran keempat.
"Nama saya Hong Zhao Yan, anda bisa memanggil saya Zhao Yan," ucap Pangeran keempat.
"Anak bodoh! Kenapa kau masih memanggilku anda? Aku adalah ibumu, dan kau adalah putraku!"
Nyonya Xiao meraih tangan Pangeran keempat lalu menggenggamnya, "Mereka sungguh tidak menghargai anak yang mereka miliki. Jadi, biarkan aku yang akan memberikanmu kehangatan dan cinta seorang Ibu padamu,"
Melihat jika sang istri sangat menyukai Pangeran keempat sebagai putra mereka, tuan Xiao pun mengangguk pada salah satu pelayannya.
Sang pelayan mengerti apa yang tuan Xiao inginkan, kemudian dia pun segera pergi ke dapur.
Tak lama pelayan itu kembali sambil membawa baki berisi dua cangkir teh di atasnya.
"Ehem, baiklah. Karena Ibumu sepertinya sangat bahagia dan menyukaimu, maka kau harus memberikan rasa hormat terhadap kedua orang tua ini," ucap tuan Xiao da Pangeran keempat.
Pangeran keempat menatap nyonya Xiao dan Selir An.
"Baik, Zhao Yan mengerti," ucap Pangeran keempat.
Nyonya Xiao kembali duduk di samping suaminya, kemudian Pangeran keempat berdiri di depan mereka berdua.
Pangeran keempat perlahan berlutut di depan tuan dan nyonya Xiao, lalu memberi hormat pada mereka berdua, "Hong Zhao Yan memberi hormat kepada Ayah dan Ibu, semoga Ayah dan Ibu selalu sehat dan panjang umur!"
Melihat apa yang dilakukan oleh Pangeran keempat, air mata nyonya Xiao meluncur. Hatinya begitu bahagia karena akhirnya dia bisa merasakan menjadi seorang Ibu.
Pangeran keempat lalu memgambil dua cangkir teh yang dibawa oleh pelayan keluarga dan memberikannya kepada tuan dan nyonya Xiao satu persatu.
"Terima kasih karena telah menerima Zhao Yan sebagai putra Ayah dan Ibu di keluarga ini," ucap Pangeran keempat seraya kembali membungkukan badannya.
"Berdirilah, kau anak yang sangat patuh dan berbakti," ucap nyonya Xiao.
"Ayah berharap, kelak kau akan bahagia tinggal bersama keluarga ini," ucap tuan Xiao.
"Terima kasih Ayah, Ibu. Zhao Yan pasti tidak akan membuat Ayah dan Ibu kecewa,"
Tuan Xiao mengangguk.
Selir An yang melihat itu turut terharu, bahkan menangis karena bahagia melihat keluarga kakaknya saat ini begitu senang.
Meski dia sendiri tidak bisa memiliki seorang putra, namun dia masih mempunyai seorang putri yang cantik dan pintar. Juga mempunyai Jian Ying yang selalu menemani mereka.
"Buat beberapa undangan, lalu berikan kepada beberapa kepala keluarga yang biasa aku temui. Keluarga Xiao, akan mengadakan pesta untuk putraku!" ucap tuan Xiao pada pelayannya.
Pangeran keempat tidak percaya jika kakak Selir An akan begitu bahagia, sampai membuat pesta untuk dirinya. Dia merasa begitu dihargai dan dicintai di keluarga barunya itu.
"Ibu, saat ini aku sudah memiliki keluarga yang akan memberikanku kehangatan dan banyak cinta, mohon jangan menyalahkan Zhao'er karena tidak bisa lagi kembali ke kerajaan Kin. Namun Zhao'er berjanji akan membawa Ibu ke sini, agar Ibu juga bisa merasakan kehangatan keluarga yang tidak pernah kita rasakan di istana kerajaan Kin,"
Tuan Xiao juga meminta seseorang untuk membereskan kamar yang berada di samping tamam kecil, kamar yang cukup besar untuk Pangeran keempat tempati kelak.
Meski dia akan menjadi seorang suami dari Putri kerajaan, namun sesekali dia pasti akan membawa Putri pulang. Karena Kaisar masih sangat sehat untuk memimpin kerajaan Chen itu. Jadi, kamar itu haruslah cukup untuk ditinggali Pangeran keempat dan Putri Jian Ying kelak.