NovelToon NovelToon
Aku Memang Wanita Murahan

Aku Memang Wanita Murahan

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Konflik etika / Selingkuh / Romansa / Suami ideal / Penyelamat
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Syah🖤

Lara telah menghabiskan tiga belas tahun hidupnya sebagai wanita simpanan, terperangkap dalam cinta yang terlarang dengan kekasihnya, seorang pria yang telah menikah dengan wanita lain. Meski hatinya terluka, Lara tetap bertahan dalam hubungan penuh rahasia dan ketidakpastian itu. Namun, segalanya berubah ketika ia bertemu Firman, seorang pria yang berbeda. Di tengah kehampaan dan kerapuhan emosinya, Lara menemukan kenyamanan dalam kebersamaan mereka.

Kisahnya berubah menjadi lebih rumit saat Lara mengandung anak Firman, tanpa ada ikatan pernikahan yang mengesahkan hubungan mereka. Dalam pergolakan batin, Lara harus menghadapi keputusan-keputusan berat, tentang masa depannya, anaknya, dan cinta yang selama ini ia perjuangkan. Apakah ia akan terus terperangkap dalam bayang-bayang masa lalunya, atau memilih lembaran baru bersama Firman dan anak mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syah🖤, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 20

Jangan lupa like komen dan votenya yah

Terimakasih

_

Angin sepoi-sepoi menghembus lembut, membawa aroma air dan dedaunan yang menenangkan. Lara dan Firman masih berjalan beriringan, tangan mereka saling menggenggam dengan nyaman. Mereka tidak terburu-buru untuk pergi, seolah-olah waktu berhenti di tempat ini. Suasana tenang di sekitar mereka menciptakan momen yang intim, di mana kata-kata tak lagi diperlukan untuk menyampaikan perasaan.

“Ini tempat yang sempurna,” bisik Lara pelan, matanya menatap horizon yang mulai memerah.

Firman menoleh ke arahnya dan tersenyum lembut. “Aku sering datang ke sini sendiri ketika butuh waktu untuk berpikir. Tapi kali ini rasanya berbeda, karena aku tidak sendirian.”

Lara mengangguk pelan, lalu menghentikan langkahnya. Firman ikut berhenti dan menatapnya dengan penuh perhatian. Lara menatap danau di depan mereka, kemudian kembali menatap Firman, mencari kata-kata yang pas.

“Aku merasa ada banyak hal yang berubah dalam hidupku, terutama sejak bertemu denganmu. Aku pikir aku tidak akan pernah bisa merasa seperti ini lagi,” ucap Lara, suaranya lembut tapi penuh dengan perasaan yang jujur.

Firman mendekatkan diri, menyentuh bahu Lara dengan lembut. “Perubahan itu kadang datang tanpa kita sadari. Aku tidak menyangka akan bertemu dengan seseorang seperti kamu, Lara. Kamu bukan hanya pasien bagiku, tapi lebih dari itu—seseorang yang memberikan makna baru dalam hidupku.”

Lara menatap mata Firman dalam-dalam, merasakan kehangatan dari kata-katanya. Hatinya berdebar, tapi kali ini bukan karena kecemasan, melainkan karena rasa nyaman dan aman yang jarang ia rasakan. Ada koneksi mendalam yang terjalin di antara mereka—sesuatu yang tumbuh dengan perlahan namun kuat.

“Aku tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan,” lanjut Lara, suaranya sedikit bergetar, “tapi aku merasa lebih siap menghadapinya selama kamu ada di sampingku.”

Firman menatap Lara dengan tatapan lembut yang penuh kasih sayang. “Aku akan selalu ada di sini, Lara. Aku tidak ingin terburu-buru, tapi aku juga ingin kita menikmati setiap momen yang kita punya. Kita bisa menjalani ini dengan perlahan, sesuai dengan apa yang kita rasakan.”

Lara tersenyum, matanya berkaca-kaca. “Itu yang aku butuhkan—seseorang yang bisa mengerti bahwa aku butuh waktu.”

Mereka kembali duduk di bangku kayu di tepi danau, suasana menjadi lebih intim. Lara meletakkan kepalanya di bahu Firman, merasakan ketenangan yang jarang ia rasakan sebelumnya. Mereka duduk dalam keheningan, menikmati detik-detik senja yang mulai berubah menjadi malam. Sinar bulan yang mulai muncul di langit menambah keindahan momen itu.

“Firman,” kata Lara setelah beberapa saat, “apa kamu pernah berpikir tentang cinta sebelumnya? Maksudku, sebelum kita bertemu.”

Firman menghela napas, lalu tersenyum kecil. “Aku pernah jatuh cinta, tapi mungkin tidak pernah sedalam ini. Pekerjaanku sebagai dokter selalu menyita waktuku, dan aku sering kali menomorduakan urusan pribadi. Tapi setelah bertemu denganmu, aku mulai melihat kehidupan dengan cara yang berbeda.”

Lara menatap Firman dengan perasaan campur aduk. Ia tahu bahwa ia juga telah berubah sejak mengenal Firman. Tidak hanya dari luka emosionalnya yang mulai sembuh, tetapi juga dari perasaan baru yang perlahan tumbuh di hatinya—sesuatu yang selama ini ia kira tidak mungkin muncul lagi setelah hubungannya dengan David berakhir.

“Kamu tahu,” kata Lara dengan suara lembut, “sebelum bertemu kamu, aku pikir aku tidak akan pernah bisa mencintai lagi. David adalah bagian besar dalam hidupku, dan kepergiannya membuatku merasa hancur. Tapi sekarang, aku sadar bahwa hidup terus berjalan, meski aku kehilangan apa yang begitu berarti bagi hidupku dan kita bisa menemukan kebahagiaan di tempat yang tak terduga.”

Firman mendengarkan dengan penuh perhatian, merasakan betapa pentingnya momen ini bagi Lara. “Aku paham, Lara. Aku tidak meminta apa pun darimu, kecuali kejujuran. Aku ingin kita menjalani ini dengan perasaan yang tulus, tanpa tekanan. Apa pun yang kamu rasakan, itu cukup bagiku.”

Lara menatap Firman dan tersenyum lembut. “Terima kasih, Firman. Aku merasa beruntung bisa bertemu denganmu.”

Malam itu semakin larut, tetapi bagi Lara dan Firman, waktu seakan tidak penting. Mereka berbicara tentang mimpi-mimpi masa depan, tentang harapan, dan tentang apa yang mungkin akan mereka hadapi bersama. Suasana danau yang tenang menjadi saksi awal dari hubungan baru yang mulai tumbuh di antara mereka—hubungan yang dibangun di atas kepercayaan, pengertian, dan rasa saling menghargai.

Lara dan Firman berjalan perlahan kembali ke mobil, berpegangan tangan untuk pertama kalinya. Meski tidak ada kata-kata yang diucapkan, ada pengertian mendalam di antara mereka bahwa babak baru dalam hidup Lara telah dimulai—babak yang tidak hanya tentang penyembuhan, tetapi juga tentang menemukan cinta dan kebahagiaan yang baru.

Dan untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, Lara merasa bahwa masa depan terlihat jauh lebih cerah.

Saat mereka akhirnya memutuskan untuk kembali ke mobil, keduanya merasa bahwa momen ini akan selalu menjadi kenangan indah yang tak terlupakan. Lara merasakan harapan baru yang belum pernah ia rasakan sebelumnya—harapan bahwa mungkin, meski masa lalunya penuh dengan luka, ia bisa menemukan kebahagiaan lagi, dengan seseorang yang memahami dan menerimanya apa adanya.

Sebelum mengantar Lara pulang, Firman berhenti sejenak dan menatapnya dengan penuh perhatian.

“Lara, aku tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, tapi aku ingin kamu tahu bahwa aku ada di sini, dan aku akan selalu ada untukmu.”

Lara tersenyum, merasa hatinya tenang dan penuh harapan. “Aku juga akan berusaha menjalani ini dengan sebaik-baiknya, Firman. Terima kasih karena telah sabar dan memahami semua ini.”

Dengan hati yang penuh, Lara melangkah keluar dari mobil Firman dan berpamitan dengan dokter yang merawat itu sebelum akhirnya ia masuk kedalam apartemennya. Ia merasa bahwa, untuk pertama kalinya sejak lama, hidupnya kembali memiliki arah. Ada seseorang yang menghargainya, dan mungkin, cinta sejati bisa ditemukan lagi.

"Huh akhirnya nyampe juga" gumamnya begitu masuk kedalam kamar nya sambil meletakan tas yang ia kenakan di sembarang arah, ia berbaring sebentar di atas ranjang mengingat kebersamaan nya dengan Firman di danau tadi

Firman berhasil membuat pintu hati Lara terbuka setelah sekian lama tertutup yang hanya untuk David, pria yang tak kunjung memberi kepastian, kini hatinya seolah menemukan cinta baru ketika Firman datang kedalam hidupnya.

Setelah sekian lama berbaring di atas tempat tidur Lara pun bangkit dari baringnya itu dan berjalan kearah jendela kamarnya menatap langit malam yang indah, ia tersenyum pada bintang-bintang, seolah-olah mereka juga tersenyum kembali padanya. Dan untuk pertama kalinya, Lara merasa bahwa masa depan tidak lagi menakutkan, melainkan penuh dengan kemungkinan indah yang menantinya bersama Firman.

~

Salam Author;)

1
Didah Saadah
yu Thor semangat upnya
Didah Saadah
si David nyebelin banget jadi cowo
Didah Saadah
si Lara bucin abis yah dia kaya obsess banget sama si David sampai rela ga nikah demi David yang ga ngasih kepastian
Didah Saadah
Alurnya mantep semangat up thor
Zihan vahira
Hadeh lagi lagi lu serakah banget jadi manusia yang ini pengen yang itu pengen kenapa ga minta poligami aja sih sama si Arini biar kelar
Zihan vahira
please deh lu bertele tele banget jadi orang terus aja minta waktu
Syaquela yu
speechless
Zihan vahira
Alur ceritanya bagus sampai saat ini aku masih penasaran sama pilihan si David
Zihan vahira
Fiks sih ini novel seru wkwkw jangan lama lama yah Thor up nya
Zihan vahira
Aaaaaaa🙊
Zihan vahira
Gila sih si David bisa bisanya dalam keadaan kaya gitu gituan sama si Lara
Zihan vahira
Apa ini resiko punya suami lebih muda thor?
Zihan vahira
Tapi mau bagaimana pun bergaya aku rasa Arini bakalan tetep kelihatan tua kaya yang ada di cover novel nya
Zihan vahira
Gila 13 tahun mereka berzina ga ketauan lagi parah sih🤦
Itswyhi
Novel ini rekomen banget sih menurut aku cerita tentang cinta antara manta kekasih yang belum selesai membuat satu ruang dalam sebuah hubungan pernikahan yang melibatkan orang lain
Syah: Makasih atas penilaian yang kaka berikan Author senang jika kaka menyukai kaya author:)
total 1 replies
Itswyhi
Arini yang malang😕
Itswyhi
Vid kenapa lu ga kawin lari aja sih waktu itu sama lara mungkin sekarang lu ga nyakitin dua hati
Itswyhi
Sedih juga sih jadi lara
Syaquela yu
David masih muda Arini udah jadi nenek nenek😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!