NovelToon NovelToon
Hijrah Cinta Sang Pendosa

Hijrah Cinta Sang Pendosa

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintamanis / Cinta setelah menikah / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:15.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: Desy Puspita

Demi menghindari kejaran para musuhnya, Azkara nekat bersembunyi di sebuah rumah salah-satu warga. Tanpa terduga hal itu justru membuatnya berakhir sebagai pengantin setelah dituduh berzina dengan seorang wanita yang bahkan tidak pernah dia lihat sebelumnya.

Shanum Qoruta Ayun, gadis malang itu seketika dianggap hina lantaran seorang pemuda asing masuk ke dalam kamarnya dalam keadaan bersimbah darah. Tidak peduli sekuat apapun Shanum membela diri, orang-orang di sana tidak ada satu pun yang mempercayainya.

Mungkinkah pernikahan itu berakhir Samawa sebagaimana doa Shanum yang melangit sejak lama? Atau justru menjadi malapetaka sebagaimana keyakinan Azkara yang sudah terlalu sering patah dan lelah dengan takdirnya?

•••••

"Pergilah, jangan buang-buang waktumu untuk laki-laki pendosa sepertiku, Shanum." - Azka Wilantara

___--

Plagiat dan pencotek jauh-jauh!! Ingat Azab, terutama konten kreator YouTube yang gamodal (Maling naskah, dikasih suara lalu up seolah ini karyanya)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 01 - Namanya Azkara

Demi menghindari kejaran para musuhnya, Azkara nekat bersembunyi di sebuah rumah warga. Tanpa terduga hal itu justru membuatnya berakhir sebagai pengantin setelah dituduh berzina dengan seorang wanita yang bahkan tidak pernah dia lihat sebelumnya.

Shanum Qoruta Ayun, gadis malang itu seketika dianggap hina lantaran seorang pemuda asing masuk ke dalam kamarnya dalam keadaan bersimbah darah. Tidak peduli sekuat apapun Shanum membela diri, orang-orang di sana tidak ada satu pun yang mempercayainya.

Mungkinkah pernikahan itu akan berakhir Samawa sebagaimana doa Shanum yang melangit sejak lama? Atau justru menjadi malapetaka sebagaimana keyakinan Azkara yang sudah terlalu sering patah dan lelah dengan takdirnya?

•••••

"Pergilah, jangan buang-buang waktumu untuk laki-laki pendosa sepertiku, Shanum." - Azka Wilantara

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Iz naadaa robbahuu nidaaa-an khofiyyaa ... qoola robbi innii wahanal-'azhmu minnii wasyta'alar-ro-su syaibaw wa lam akum bidu'aaa-ika robbi syaqiyyaa."

Lantunan ayat suci yang lolos dari bibirnya terdengar begitu meneduhkan nan indah. Tidak salah jika abinya memberikan nama yang tak kalah indah, Shanum Qoruta Ayun.

Bertepatan dengan malam lailatul qadar, Shanum yang penurut diperintahkan untuk tetap di rumah sementara anggota keluarga lainnya berada di Masjid yang berada di tengah desa.

Sudah cukup lama Shanum membaca ayat demi ayat demi mengisi kesendiriannya. Semua berawal baik-baik saja, Shanum masih begitu fokus dengan kalamullah yang dia baca. Akan tetapi, di tengah kegiatannya Shanum mendengar pintu rumahnya seperti hendak dibuka.

Ceklek ... Ceklek ... Ceklek

Lagi dan lagi, usahanya semakin terdengar jelas hingga Shanum mengakhiri kegiatannya. Dari suara yang terdengar agaknya begitu kasar.

"Siapa sebenarnya?" gumam Shanum sembari terus melangkah meninggalkan kamarnya.

Masih dengan mukena yang membalut tubuhnya, Shanum sedikit tergesah lantaran khawatir jika yang berada di depan adalah kedua orang tuanya. Walau memang belum waktunya pulang, tapi bukan tidak mungkin ada sesuatu alasan yang memaksa mereka cepat pulang.

Semakin cepat langkah Shanum, semakin keras pula ketukan pintunya terdengar. Alhasil, Shanum yang panik lebih dulu tidak bisa berpikir dengan jernih hingga tanpa pikir panjang membuka pintu dan saat itu juga matanya dibuat membola.

"Siapa kam_"

Belum sempat berteriak untuk meminta pertolongan, seorang pria yang sejak tadi sudah menunggu pintunya terbuka mendorong tubuh Shanum hingga membentur tembok dan mengancamnya dengan sebilah bellati yang tiba-tiba menempel di wajah ayunya.

"Diam atau mati di tanganku!!" Dua pilihan itu sukses membuat Shanum mengangguk pelan.

Dia memejamkan mata dan tidak lagi berani menatap mata tajam pria yang berjarak beberapa centi di depannya. Tangan Shanum sampai dingin, tubuhnya gemetar dan berharap akan ada pertolongan segera.

Aroma alkohol dan bau anyir dari darah yang ada di tubuh pria itu masih sangat terasa, Shanum tahu sekalipun dia tidak pernah merasakannya.

Beberapa saat bertahan dengan posisinya, mata Shanum terbuka tatkala mendengar suara motor beramai-ramai di depan rumahnya. Berharap dengan berteriak sekali saja bisa menarik perhatian mereka dan melepaskan diri dari ancaman pria asing yang tidak dia ketahui namanya ini.

Tanpa terduga, belum sempat Shanum berteriak meminta bantuan pria itu justru menariknya ke kamar yang berada paling jauh dari ruang keluarga, dan itu ialah kamar Shanum sendiri. Tidak hanya sekedar memaksa ikut, tapi pria itu juga mengunci pintu kamar dan memeluk tubuh Shanum begitu eratnya.

Degub jantung pria itu terdengar sangat cepat, tidak berbeda jauh dengan degub jantungnya. Akan tetapi, hal itu berganti tatkala Shanum melihat dengan jelas pria itu mengeluarkan pistol dan sudah bersiap untuk menarik pelatuknya.

Dalam keadaan itu, tidak ada yang bisa Shanum lakukan kecuali menangis. Dia hendak berontak dan melepaskan diri, terbiasa dengan dunia yang baik-baik seketika didatangi iblis yang tidak diketahui dari mana asalnya jelas saja membuatnya ketakutan.

"Shuut, aku tidak akan menyakitimu. Selama kamu di sisiku, umurmu akan panjang ... understand, Honey?"

Alih-alih tenang, mendengar suara berat pria itu Shanum semakin ketakutan. Tapi takutnya kali ini sudah berbeda, selain karena takut diapa-apakan, dia juga takut mendengar suara gerombolan pemuda di luar sana.

"Cari sampai ketemu!!"

"Dia belum jauh!!"

"Kakinya sudah terluka, Azkara tidak akan mampu berlari lebih lama."

Azkara, namanya Azkara. Tanpa berkenalan, Shanum tahu siapa nama pria yang kini memeluknya begitu erat sembari menatap sekelilingnya dengan was-was.

Namanya yang indah, sesekali Shanum memberanikan diri untuk menatap wajah pria jangkung itu. Setelah sebelumnya selalu takut, tapi detik ini melihatnya menggigit bibir seperti meringis, ada rasa kasihan juga.

Terlebih lagi, setelah tadi sempat medengar suara dari luar sana bahwa kaki pria itu terluka. Di saat bersamaan, tatapan Shanum berbalas hingga secepat mungkin dia menundukan pandangan.

Tak berselang lama dari terdengar kericuhan itu, Shanum meminta Azkara melepasnya. "Mereka sudah pergi, kamu bisa meninggalkan tempat ini," ucap Shanum lagi dengan maksud agar Azkara mengerti dan segera melepaskannya.

Namun, alih-alih keluar sebagaimana perintah Shanum, pria itu justru memejamkan mata kemudian perlahan terduduk sembari menekan perutnya.

Naluri Shanum yang dulunya sempat mejadi seorang relawan tergerak untuk menolong walau tahu pria ini bahkan sudah megancam hidupnya.

"Kamu terluka, dan seperti par_" Secepat mungkin Azkara mencekal pergelangan tangannya.

Tidak begitu kasar, tapi bukan berarti lembut juga. Dia menggeleng, berusaha menolak uluran tangan Shanum yang hendak membantunya berdiri.

"Izinkan aku di sini, mereka belum jauh dan aku bisa mati," ucapnya menatap Shanum penuh permohonan.

Cara bicaranya terdengar berbeda, tidak lagi semenyeramkan pertama dan kedua. Mungkin karena energinya sudah habis, jujur Shanum tidak tahu juga.

Shanum mengangguk, dia berpikir setelah ayahnya datang semua akan baik-baik saja dan hal ini tidak akan menjadi masalah. Siapa sangka, dari balik jendela kamar ada seseorang yang salah sangka hanya karena melihat mereka di balik celah gorden kamar Shanum.

.

.

"Dasar perempuan siallan!! Tidak kusangka anak Kiyai Habsyi berbuat sehina itu!!"

Bermodalkan keyakinan dari dugaanya sendiri, seorang wanita paruh baya yang merupakan tetangga dekat rumah Shanum mendatangi masjid demi menyampaikan apa yang dia lihat dengan mata kepalanya.

Sontak hal itu seketika gempar dan sukses membuat Kiyai Habsyi kebingungan. Walau wanita yang mengaku sebagai saksi itu sudah bersumpah, tapi sebagI ayah dia yakin putrinya tidak akan berbuat hina.

Terlebih lagi, sang putri baru saja menyelesaikan pendidikannya di Yaman dan sebentar lagi akan dipinang Gus Faaz yang merupakan putra sahabatnya. Rasanya sangat mustahil putrinya mengenal istilah pacaran.

"Saya tidak bohong Pak Kiyai, kalau tidak percaya silahkan lihat sendiri," ajak wanita itu yang membuat Kiyai Habsyi mau tidak mau mengikuti apa kata wanita itu.

Tidak sendiri, tapi dia juga didampingi sang istri dan putri bungsunya. Di belakang mereka juga ada beberapa orang yang turut serta, ada yang simpati dan jelas ada yang hanya ingin tahu kejadiannya.

Begitu tiba di rumah, pintu utama memang terbuka. Hati Kiyai Habsyi mulai tak karu-karuan, langkahnya menatap lurus ke depan hingga tujuannya berakhir di kamar tidur sang putri.

Sama halnya seperti pintu depan, pintunya juga tampak terbuka dan betapa terkejutnya mereka begitu masuk di kamar tersebut memang ada seorang pria asing tengah duduk dengan gelas kosong di tangannya.

"Astaghfirullahaladzim, Shanum!!" teriak pria itu dengan wajah yang merah padam lantaran menahan amarah.

"Abi ... Shanum bisa jelaskan, dia_"

Plak!!

.

.

- To Be Continued -

......Assalamualaikum, sesuai janji edisi Ramadhan Author bawain Azkara🤗 Semoga masih dinanti, dan kebetulan hari senin vote langsung lempar ke Azkara ya ... semoga tidak ditumpuk walau menjelang lebaran pada sibuk 🤧 Love you penduduk bumi.......

...Follow ig Author untuk mantau visual (desh_puspita)...

1
Jihanisa Jihan
hayolojhhhhhh
tanggung jawab Azka nanti sm opa khail
Jihanisa Jihan
ngau ngau ngau.
🐈 birahi 🤣🤣🤣
Jihanisa Jihan
tp gmn ceritanya azkara BS JD panutan si saka.
Hanifah NM
aku baru mampir
setelah baca anet thor
duoNaNa
astaga....kelakuan 🤣🤣🙏
duoNaNa
buat narra
Jihanisa Jihan
trus papa Evan mana. kok ga tau saka anak kiyai Habsyi. bingung bingung ku memikirkan
Jihanisa Jihan
sepertinya terjadi kesalahpahaman deh.
Camera Gaming
ini kaya nya edisi ngasih penjelasan harus detail dan di sebut satu persatu,,,aduh azkaaa ada aj akalnya/Facepalm//Facepalm/
Otih Nuraeni
lanjut thor
Hanifah NM
aku baru hadir thor
Mari Anah
🤣🤣🤣🤣dasar azkara
Darna Syukaira
semua karyamu enak dibaca....
Desy Puspita: Mamacih Kak
total 1 replies
Jihanisa Jihan
waaahhhh siapa yaa
knp dipenjara. eleh eleh bisa Bae bikin penasaran 🫠🫠🫠
duoNaNa
waduh...menaang banyak azkara dapet yang pollllooosss....
duoNaNa
azka buka nya ga taggung2..baru kenal juga 🤣
duoNaNa
embek kali...ga suka aer 🤣🤣
Jihanisa Jihan
Luar biasa
Camera Gaming
Rangga kurang ajar mulutnya, good job Azka laki macam tu mesti di bikin perkedel kalo perlu
Ning Fifi
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!