NovelToon NovelToon
Oh, My Teacher

Oh, My Teacher

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Dosen / Cinta Terlarang / Nikah Kontrak / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa
Popularitas:30.7k
Nilai: 5
Nama Author: @Alyazahras

Tristan dan Amira yang berstatus sebagai Guru dan Murid ibarat simbiosis mutualisme, saling menguntungkan. Tristan butuh kenikmatan, Amira butuh uang.
Skandal panas keduanya telah berlangsung lama.
Di Sekolah dia menjadi muridnya, malam harinya menjadi teman dikala nafsu sedang meninggi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @Alyazahras, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bersembunyi dari...

"Kenapa, Ra?" tanya Reyhan karena semenjak masuk ke ruangannya Amira tampak tidak baik-baik saja. Wajahnya masam, matanya merah berkedut seperti sedang menahan tangis.

"Amira?" panggil Reyhan lagi.

Amira terus saja terdiam melamun seperti orang yang kebingungan. Mungkin juga dia tidak sadar kalau sekarang sedang berduaan dengan Reyhan di ruangannya.

Reyhan dengan lembut merengkuh wajahnya, mengusap pipinya dengan manja dan menatap matanya dalam. "Apa yang mengganggumu?" tanyanya.

Amira segera menetralisir suasana hati. Dia membuang pandangan ke arah lain sambil menepis tangan Reyhan.

"Dari tadi kamu terus mengirimkan pesan padaku, bahkan setiap saat dan itulah yang menggangguku. Hal apa yang mau kamu bicarakan? Langsung saja katakan," ujar Amira berdusta dengan wajah jutek.

Emosinya dia luapkan pada Reyhan.

Reyhan malah diam tak berkata. Ternyata yang membuat Amira berwajah masam sejak tadi adalah karena dirinya sendiri. Sebenci itukah Amira padanya?

"Kenapa dengan tanganmu?" tanya Reyhan sambil menyentuh tangan Amira dan memendam kesedihannya. Dia tidak mau mendengar kebencian lain dari mulut Amira, maka dari itu segera mengganti suasana percakapan.

Amira tidak ingin disentuh Reyhan. Tangannya dia tarik dan beringsut menjauh.

"Kalau tidak ada yang penting, aku pergi," ucapnya ketus sambil berbalik.

Namun, dengan cepat Reyhan menahannya. Reyhan menyeret Amira dan tanpa di duga Reyhan menggendong Amira, lalu dia dudukkan Amira di atas meja kerjanya dan dia duduk di kursi berhadapan dengannya.

"Rey!" seru Amira berontak. Matanya memancarkan kebencian.

Reyhan menahannya dengan kedua tangannya sambil menengadah menatap sang pujaan hati.

"Biar aku ganti perbannya," ucap Reyhan lirih. Tidak peduli sebenci apa Amira padanya saat ini, perasaannya tetap sama.

Amira sedikit terenyuh melihat ketulusan cinta pertamanya. Dia selalu mengabaikan Reyhan bahkan kini menatapnya sinis, tapi Reyhan tidak juga menjauh, justru semakin mendekatinya.

"Tidak perlu," ucap Amira sambil menyembunyikan tangannya di belakang tubuh dan membuang pandangan.

Amira takut. Takut kalau perasaannya pada Reyhan tumbuh kembali. Dia tidak mau itu terjadi.

"Sebenci itukah kamu padaku? Sampai menatapku saja tidak mau. Amira, kamu benar-benar sudah melupakan semua kenangan kita dulu?" rengek Reyhan sambil menatapnya sendu.

"Jika ini yang mau kamu bahas, permisi!"

Amira berontak kembali, hendak turun dari meja. Namun, Reyhan tak membiarkannya. Dia segera memeluk Amira serta menyandarkan kepalanya di atas perut Amira agar Amira diam.

"Rey, kita di Sekolah! Bagaimana kalau ada yang melihat?!" tekan Amira sambil mengguncang tubuhnya agar pelukannya terlepas, tapi usahanya sia-sia. Reyhan memeluknya cukup erat sampai rasanya sesak.

Aroma anggur dari rambut Reyhan menyeruak di hidung Amira. Pomade yang selalu Reyhan gunakan dulu, ternyata masih melekat di rambutnya. Amira jadi terbawa suasana dan teringat ketika dirinya masih berpacaran dengan Reyhan. Amira pernah bilang dia menyukai aroma rambut Reyhan.

"Biarkan saja ada yang lihat. Aku tidak akan mempermasalahkannya jika hubungan kita terungkap. 2 tahun lalu, kamu bilang sangat mencintaiku dan tidak akan pernah berpaling ke lain hati. Kamu juga sudah berjanji akan menungguku pulang. Kenapa sekarang semuanya berubah? Aku masih melihat cinta di matamu Amira, kenapa tidak kamu ungkapkan saja? Apa yang menahanmu?" ujar Reyhan lirih dengan pelukan yang lebih erat.

Reyhan pun sempat mengendus aroma pewangi pakaian dari seragam Amira yang soft. Aroma yang selalu membuatnya tidak mau jauh darinya.

"Reyhan, jika ingin menyelesaikan semuanya jangan di sini! Kamu mau membuatku berada dalam posisi yang sulit?!" Amira mulai tidak tenang. Matanya melirik jendela, takut ada murid yang tidak sengaja lewat, lalu melihat mereka.

"Tenanglah, Amira. Ruanganku berada di paling ujung. Siapa yang tidak ada kerjaan datang kemari?" kata Reyhan sambil memainkan ujung rambut Amira.

Tiba-tiba saja terdengar suara ketukan pintu dari luar.

Tok, tok, tok!

"Rey?" panggil seseorang.

Amira langsung tersentak sejadi-jadinya karena itu adalah suara Tristan. Dia dorong bahu Reyhan dengan jantung bergemuruh tidak tenang.

"Ck, mau apa Paman kemari?" gumam Reyhan sambil berdecak kesal.

"Rey, aku masuk ya?" ucap Tristan lagi.

Sekujur tubuh Amira panas dingin. Wajahnya pucat seperti mayat. Dia menggenggam tangan Reyhan dengan tatapan memohon.

"Rey, jangan biarkan siapapun melihatku di sini!" kata Amira dengan keringat dingin yang mulai bermunculan.

"Tristan itu pamanku. Biarkan aku memperkenalkanmu padanya. Aku tidak akan menyembunyikan hubungan kita lagi dari keluargaku," celetuk Reyhan sambil tersenyum dan mengecup punggung tangan Amira.

Amira menggelengkan kepalanya dengan bibir bergetar. "Aku mohon, Rey!"

Cklek...

Pintu terbuka. Dengan tubuh tinggi dan bahu tegap penuh wibawa, Tristan masuk begitu saja ke dalam sambil mengedarkan pandangan matanya. Dia melihat Reyhan yang tengah duduk santai sambil membaca buku di meja kerjanya.

"Kamu sendirian?" tanya Tristan sambil menaikkan sebelah alisnya.

Reyhan menganggukan kepalanya. "Ya. Ada apa Paman mencariku?"

"Tadi rasanya aku dengar ada suara lain. Aku kira kamu sedang bicara dengan seseorang."

Reyhan mengedikkan bahunya sambil menggelengkan kepala samar. "Sepertinya Paman salah dengar. Dari tadi aku sendiri di sini."

Reyhan membenarkan posisi duduknya dengan kedua lutut sedikit terbuka. Amira yang sedang bersembunyi di kolong meja, mengatupkan lutut Reyhan karena tidak enak dipandang.

Reyhan malah mengulum senyum karena dia memang sengaja menggoda Amira yang ketakutan di bawah sana. Takut ketahuan guru biologinya.

"Kenapa senyum-senyum?" tanya Tristan curiga.

"Hah, senyum? Aku? Tidak, tuh."

"Cih," desis Tristan sambil menarik kursi, lalu duduk berhadapan dengan Reyhan. "Ada yang ingin aku bicarakan mengenai perusahaan -"

Drrtt ... drrtt ...

Sial! Suara getaran ponsel Amira yang tidak tepat waktu itu terdengar cukup jelas karena suasana di sekitar sedang sepi. Tentu saja Amira kelimpungan panik setengah mati.

....

1
Uchy Suci
cerita bagus menarik di tunggu up nya
Atik Dinul Qoyimah
suka heran sama novel yg ceritanya bagus.. tpi di tengah jalan gak up lagi.. sayang banget kan thor...
Gabutz
lanjut thor update yang banyak + gercep
Bagus Cahyo
lanjut
𝑸𝒖𝒊𝒏𝒂
bukn hy guru biologi tpi laki'y itu mah klo kmu pngin tau😅
𝑸𝒖𝒊𝒏𝒂
itu mah sma aja bunuh diri atuh ray 😅😅
𝑮𝒊𝒖𝒍𝒊𝒂𝒏𝒐𝒗𝒂🌷
bukn squat jump yg ada hbis huh hah huh hahhh😄
Rubyred
panas .....lanjut yg kebih hooot....🤭🤭🤭
Rubyred
seru bagus loh ceritanya
𝑮𝒊𝒖𝒍𝒊𝒂𝒏𝒐𝒗𝒂🌷
kok jdi kya berita yg lgi viral ya, guru vs murid yg di gorontalo 😁
Aura Al
makin seru lsnjut
Aura Al
jadi keluarga sudah tau pernikahannya
Aura Al
amira oh amira ada" aja tp lama" pasti ketahuan
Aura Al
cinta segitiga jadi pusing mau dukung yg mana/Grin/
Miss_D
makin penasaran kakak
anyarai
oh, berarti amira pamit keluar kota untk krj,,
tp amira tnpa sepengetahuan ibunya dia lnjutin sekolh,,
iya kah thor
anyarai
ih suami kontrak ternyata,,, lanjut thot
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!