Dario Maverick dan Alice sudah menikah selama lima tahun lamanya. Namun, keduanya tak kunjung memiliki keturunan. Sampai dimana ibu mertua Alice meminta Dario untuk menikah lagi. Di saat itu, Alice memilih pergi agar suaminya bisa menikah lagi.
Namun, siapa sangka. Jika dirinya pergi ternyata sedang dalam keadaan sedang mengandung. Alice tidak membatalkan kepergian nya, justru dia melanjutkan kepergian dan meninggalkan cintanya.
Apakah nantinya Dario dan Alice akan bertemu? Bagaimana status pernikahan mereka setelah Alice memutuskan untuk pergi? Apakah Dario memilih menikah lagi ketika istri nya pergi, ataukah justru mencarinya?
BACA SEGERA!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Om Lojali, daddy kami?
Dario menatap Alice yang tertidur dengan lelap setelah tadi suter memberikannya obat. Malam semakin larut, tetapi pria itu belum juga tertidur dan malah berdiam diri sembari menatap lekat ke arah istrinya. Dia duduk di kursi sebelah brankar sembari melipat tangannya di depan d4da.
"Empat tahun lalu, nona Alice melahirkan anak kembar. Jika di hitung dari usianya, bisa saja Nona Alice pergi dalam keadaan hamil. Kalau Tuan ragu, kita bisa melakukan tes DNA pada kedua anak itu."
Kata-kata Asisten Ravi terngiang di kepalanya, benarkah Alice telah memiliki seorang anak kembar? Apalagi, setelah Dario tahu jika anak kembar yang mengobrol dengannya saat itu ternyata adalah putrinya. Ingatannya kembali berputar saat dimana dirinya dan si kembar bertemu. Senyum tipis Dario tercetak jelas di bibirnya saat ini.
"Ternyata, dua anak kembar menggemaskan itu adalah putriku. Mimpi indah apa aku kemarin malam. Aku tak menyangka jika ternyata statusku sudah bertambah menjadi seorang ayah. Astaga, aku sangat bahagia." Batin Dario.
Senyum Dario surut saat dirinya menatap wajah Alice. Dia merasa sangat kecewa pda Alice yang telah menyembunyikan kedua putrinya. Dario ingin marah, tetapi dirinya takut Alice kembali kabur dan membawa kedua putrinya. Maka dari itu, Dario menahan diri untuk dengan cara berpura-pura tidak mengetahui jika dirinya sudah memiliki dua putri yang sangat menggemaskan. Karena esok hari, Dario akan memulai rencananya untuk menemui si kembar.
"Kenapa? Kenapa kamu kabur dengan membawa kedua putri kita? Apa yang kamu takutkan? Bukankah selama ini kehadiran mereka yang kita tunggu-tunggu? Kenapa kamu menyimpan kebahagiaan itu sendiri selama bertahun-tahun? Aku sungguh kecewa padamu." Lirih Dario.
Dario menatap pergerakan dari Alice, dia bergegas menyingkirkan selang infus Alice agar tidak tertarik oleh wanita itu. Tampaknya, Alice pegal dengan posisi tidurnya. Maka dari itu, wanita itu memilih tidur dengan posisi miring dan menghadap ke arah Dario.
Perlahan, tangan Dario terangkat. Dia menyingkirkan anakan rambut yang menutupi mata cantik istrinya. Hati pria itu berdesir hangat, tangannya kembali menyentuh wanita yang sudah lama dirinya cari selama ini. Setelah kepergian Alice, Dario seperti raga tanpa jiwa.
Emosinya sering tak terkendali, bahkan siang malam dia sibuk mencari keberadaan istrinya. Namun, Alice tidak kunjung dia temukan. Keberadaan Wanita itu, sangat sulit di cari oleh orang-orang yang Dario kerahkan untuk mencari keberadaan sang istri. Dario Tidak pernah terpikirkan, jika Alice berada di tepi kota. Tepat, di rusun yang terlihat sangat tua.
"Alice, kamu harus membayar semuanya." Lirih Dario sembari menarik tangannya dari wajah cantik istrinya.
.
.
.
Pagi hari, si kembar sedang membantu Bu Liana menghitung stok warung. Mereka tampak fokus pada Kegiatan yang sedang mereka lakukan. Sementara Dara, sepagi ini dia tengah bersiap akan pergi ke kampusnya.
"Mi golengnya cica catu, nanti nenek beli lagi." Seru Eliza.
"Oh iya, mi goreng habis. Terus telur juga juga habis, banyak banget yang habis yah ... nenek harus ke pasar lagi kalau gitu." Gumam Bu Liana sembari mencatat stok yang habis di buku catatan.
Di saat ketiganya sedang fokus dengan kegiatan mereka, tiba-tiba pintu rumah mereka di ketuk. Alexa pun segera beranjak berdiri dan berlari menuju pintu. Bocah gembul menggemaskan itu langsung sedikit melompat agar dapat menarik handle pintu yang memiliki tinggi lebih darinya.
Cklek!
"Ya, cali ciapa?" Tanya Alexa sembari membuka lebar pintu itu.
Raut wajah Alexa berubah kaget, matanya membulat sempurna saat menatap sosok pria bertubuh tinggi yang menatapnya dengan ekspresi yang datar. Tatapan elang pria itu langsung menghunus tajam ke arah Alexa. Hal itu, tentu membuat Alexa sedikit merasa takut.
"Om Lojali ngapain kecini? Mau gucul lagi? Lumah nenek jangan di gucul dulu yah, tunggu Mommy pulang. Lekca bingung nanti tinggal dimana. Untuk om Lojali, boleh ngutang dulu di walung. Acal, jangan gucul lucun nenek yah." Cicit Alexa sembari menyembunyikan tubuhnya di belakang pintu dan hanya memunculkan kepalanya saja.
"Kemarilah!" Titah Dario.
Alex melirik ke dalam rumah, dia berharap sang nenek datang menghampirinya. Tak kunjung memenuhi permintaannya, Dario pun menarik tangan Alexa yang mana membuat anak itu berteriak nyaring.
"NENEEEEKK!!" Teriak Alexa.
Terkejut, Dario melepaskan Alexa. Bocah itu pun buru-buru berlari masuk walaupun dirinya sempat hampir terjatuh karena tak bisa menjaga keseimbangan tubuh gembulnya. Sejenak, Dario mengerjapkan matanya, dia beralih menatap asistennya yang juga tengah menatap nya.
"Sepertinya, anda seharusnya bicarakan hal ini dulu dengan nona Alice." Saran Asisten Ravi.
"Aku sengaja berpura-pura belum mengetahui tentang mereka, agar Alice tak memiliki rencana untuk kabur. Aku juga berniat ingin melakukan tes DNA pada keduanya, agar Alice tak lagi bisa mengelak seperti kemarin. Anak asuh katanya, ck." Desis Dario.
Sejak semalam Dario mengetahuinya, pria itu memilih tutup mulut. Dia tak ingin membuat Alice merancang rencana untuk melarikan diri kembali seperti lima tahun lalu. Dario harus bertindak lebih cepat dari istrinya itu.
"Anda siapa?" Bu Liana datang menghampiri Dario. Sementara di belakangnya, sudah ada Alexa dan Eliza yang sama-sama memegang dasternya dengan raut wajah ketakutan.
"Dia olangnya nek! Mau di culik Lekca lupanya cama ci Lojali iniii!" TEriak ALexa sembari menunjuk ke arah Dario. Asisten Ravi menahan tawanya, dia merasa lucu dengan panggilan Alexa untuk daddynya sendiri. Namun, melihat tatapan tajam Dario membuat ekspresi Asisten Ravi kembali datar.
"Kamu mau menculik cucu saya?! Mau saya laporin kamu yah! Macam-macam disini, saya bakalan teriak!" Ancam Bu Liana.
"Sebentar bu, saya satang kesini karena ingin menemui si kembar." Terang Dario mengenai kedatangannya.
"Ngapain kamu mau menemui si kembar?!" Tanya Bu Liana dengan sinis.
"Karena saya Daddy kandung mereka."
"Apa?"
Dario memberikan sebuah foto, dimana foto tersebut adalah foto pernikahan dirinya dengan Alice. Bu Liana meraih foto itu dengan tatapan tidak percaya. Lalu, dia pun beralih menatap Dario yang masih berdiri di depan pintu.
"Terus kamu kesini mau apa? Mau ambil si kembar? Enak yah, udah nikah lagi kesini malah mau ambil anaknya!" Pekik Bu Liana dengan sinis.
"Nikah lagi? Saya enggak ada nikah lagi." Bantah Dario.
"Eh? Enggak nikah lagi? Alice bilang, kamu pasti udah nikah lagi. Makanya dia enggak mau balik, lagian ... laki-laki sekarang mana mau tanpa pendamping. Istrinya minggat ya gak perlu di cari, nikah lagi kan bisa." Seru Bu Liana.
Asisten Ravi menahan tawanya, dia melirik ke arah raut wajah bosnya yang tampak suram saat ini. Biasanya, bosnya itu akan memarahi orang yang membuatnya kesal. Tapi di depan Bu Liana, Dario tampaknya tak bisa melawan.
"Saya tidak menikah dengan wanita mana pun selain dengan Alice! Kedatangan saya kesini tidak ingin mencari keributan. Saya hanya ingin menjemput kedua putri saya dan membawanya ...,"
"Om Lojali Daddy kami?" Pertanyaan Alexa membuat hati Dario berdesir. Tatapan matanya turun mengarah pada kedua putrinya yang menatapnya dengan tatapan polosnya. Mata Dario berkaca-kaca, panggilan Daddy dari putrinya seperti melodi yang mengalun indah di telinganya. Dario berlutut, matanya memanas menatap kedua putrinya dengan jarak yang lebih dekat.
"Ya sayang, ini Daddy. Kemarilah, peluk Daddy!"
___
Jangan lupa dukungannya🥰🥰