NovelToon NovelToon
Rockmantic Of Love

Rockmantic Of Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Wanita Karir
Popularitas:355
Nilai: 5
Nama Author: @Hartzelnut

Seorang laki laki yang bekerja produser musik yang memutuskan untuk berhenti dari dunia musik dan memilih untuk menjalani sisa hidupnya di negara asalnya. dalam perjalanan hidupnya, dia tidak sengaja bertemu dengan seorang perempuan yang merupakan seorang penyanyi. wanita tersebut berjuang untuk menjadi seorang diva namun tanpa skandal apapun. namun dalam perjalanannya dimendapatkan banyak masalah yang mengakibatkan dia harus bekerjasama dengan produser tersebut. diawal pertemuan mereka sesuatu fakta mengejutkan terjadi, serta kesalahpahaman yang terjadi dalam kebersamaan mereka. namun lambat laun, kebersamaan mereka menumbuhkan benih cinta dari dalam hati mereka. saat mereka mulai bersama, satu persatu fakta dari mereka terbongkar. apakah mereka akan bersama atau mereka akan berpisah??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @Hartzelnut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ep. 15

*****

Natalia dan Manajer Lu tiba di gedung apartemen. Ssst... klik... Suara pintu lift yang terbuka dengan lembut terdengar saat mereka keluar dan menuju apartemen Natalia. Setibanya di depan pintu, Natalia meraih gagang pintu dengan sedikit tergesa. Klik... Pintu terbuka, dan mereka masuk.

Deg! Wajah Natalia langsung menunjukkan ekspresi terkejut saat melihat ruangan yang rapi dan bersih. "Wah... siapa yang melakukan semua ini?" pikir Natalia. Matanya menyapu seluruh ruangan, sementara langkahnya melambat. Ssst... Suara langkah kecilnya hampir tak terdengar di lantai yang sudah mengilap.

Di sudut ruangan, Julia berdiri dengan senyum jahil di wajahnya, tangan disilangkan di depan dada. "Sepertinya kau harus lebih perhatian dengan rumahmu, Nat," kata Julia dengan nada ceria, tapi ada sedikit sindiran dalam ucapannya.

Natalia, yang terkejut dengan perubahan drastis di rumahnya, langsung mengerucutkan bibirnya dengan gaya manja. Srek! Dia berlari kecil ke arah Julia, membuat rambutnya sedikit terayun ke belakang. "Juliaaa!" serunya dengan nada manja, sebelum memeluk erat sahabatnya. Huff... Dia menarik napas panjang, merasa lega sekaligus bahagia. "Terima kasih banyak!!" ucapnya sambil terus memeluk Julia.

Manajer Lu, yang berdiri tidak jauh, melihat interaksi mereka dan tersenyum kecil sambil berpikir sejenak. "Sepertinya aku harus mencarikan pembantu buatmu, Nat." ucap Manajer Lu, nadanya sedikit serius.

Natalia yang masih dalam pelukan Julia, melepaskan pelukannya lalu menoleh ke arah Manajer Lu dengan cepat. "Haaa, nggak perlu! Aku bisa urus sendiri," katanya, suaranya terdengar sedikit gugup karena merasa ditantang. Ssst... Tangan Natalia bergerak menyentuh rambutnya, membetulkan poni yang sedikit berantakan karena pelukan tadi.

Manajer Lu mengangkat alis, meragukan ucapan Natalia. "Benarkah?" gumamnya dalam hati. Dengan nada skeptis, dia berkata, "Baiklah kalau begitu....... semoga kau bisa menjaga komitmenmu," lanjutnya sambil melirik Natalia, seakan meremehkan kemampuan Natalia dalam hal kebersihan rumah.

Natalia menelan ludah, merasa sedikit tertekan, tapi tetap tersenyum.

Setelah itu, Manajer Lu berpamitan. "Aku pulang dulu. Besok kita ada jadwal lagi, jangan lupa, ya," ujarnya sambil melangkah ke pintu.

Natalia mengangguk dan melambaikan tangan. "Ok.... hati hati dijalan ya, bye bye!" balasnya dengan suara riang.

Begitu Manajer Lu pergi, Natalia menghela napas panjang dan langsung menuju kamar mandi. Klik... Suara pintu kamar mandi terbuka, dan Natalia bersiap mandi sebelum pergi ke Scarlet Cafe. Sementara dia sibuk bersiap, Natalia masih mengamati ekspresi Julia yang terlihat sangat senang sejak tadi.

Setelah selesai mandi, Natalia keluar dari kamar mandi dengan handuk melilit tubuhnya. "Apa yang terjadi padamu? terlihat bahagia sekali?" tanyanya sambil menatap Julia, matanya menyipit penuh rasa penasaran. Ssst... Dia berhenti di depan pintu kamarnya, menyeka sedikit air di wajahnya.

Julia, yang dari tadi menahan kegembiraan, akhirnya berlari kecil ke arah Natalia. Srek... srek... Langkah kaki Julia terdengar cepat saat ia mendekati sahabatnya. "Tau ngga.... barusan aku dapat hadiah yang sangat indah!" serunya dengan semangat, matanya berbinar.

Natalia terkejut dan ikut senang. "Hadiah? Serius? Apa itu?!" tanyanya penasaran, matanya terbuka lebar, sambil memiringkan kepala.

Namun Julia hanya tersenyum jahil. "Nanti aku kasih tahu, setelah kau selesai mandi dan berdandan. Hari sudah sore, buruan deh!" katanya sambil tertawa kecil, suaranya penuh semangat. Dia berlari kembali ke sofa, meninggalkan Natalia yang tampak bingung.

Natalia tertawa kecil, lalu bergegas menyelesaikan bersiap-siap. Setelah beberapa saat, dia sudah siap dengan pakaian yang rapi, rambutnya tersisir sempurna. Ssst... Dia berjalan mendekati Julia yang duduk di sofa, masih tampak tersenyum-senyum sendiri.

Natalia duduk di sebelah Julia, menatapnya penuh rasa penasaran. "Oke, sekarang ceritakan tentang hadiah itu," katanya sambil meletakkan tangannya di lengan Julia dengan gemas.

Julia dengan cepat mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan layar dengan nama kontak yang sudah diganti menjadi "Mr. Smile." Natalia langsung mengernyit, merasa kebingungan. "Mr. Smile? Siapa itu?" tanyanya, kepalanya sedikit miring ke samping, matanya menyipit karena penasaran.

Julia hanya tersenyum penuh misteri. "Ini tetangga depan kita," jawabnya santai, seolah-olah itu adalah hal biasa.

Natalia terkejut. "Tetangga depan? Bagaimana bisa kau dapat kontaknya?" tanyanya lagi dengan nada yang lebih kaget. Deg! Jantungnya sedikit berdebar, merasa ada sesuatu yang aneh.

Julia tersenyum lebar, namun tetap merahasiakan detailnya. "Rahasia dong," jawabnya sambil mengedipkan mata.

Natalia menatap Julia dengan tatapan penuh selidik, tapi Julia tetap melanjutkan dengan semangat, "Dia ramah, baik, dan dia sangat hangat... tak lupa juga dia sangat tampan!" katanya sambil tertawa kecil, mengingat momen-momen sebelumnya dengan Jack.

Natalia mendesah, khawatir dengan situasi ini. "Kamu harus berhati-hati, ya. Kau nggak tahu apakah dia benar-benar orang baik atau bukan. Jangan terlalu percaya," kata Natalia dengan nada serius, mencoba memberikan nasihat yang bijak.

Julia tersenyum dan mengangguk. "Baiklah, aku janji akan berhati-hati," jawabnya, meskipun rasa antusiasnya masih terlihat. "Tapi, dia sangat tampan hlo," lanjutnya dengan nada bercanda, membuat Natalia hanya bisa menggelengkan kepala sambil tersenyum.

*****

Sementara itu, di apartemen Brian, Jack dan Brian sedang bersiap untuk pergi ke Scarlet Cafe. Ssst... Suara ritsleting terdengar saat Brian menutup tasnya. Jack, yang sudah siap, berdiri di samping meja makan, melirik ke arah Brian sambil tersenyum santai.

"Hari ini aku yang traktir, anggap saja sebagai biaya sewa rumah," kata Jack sambil tertawa kecil, suaranya penuh keceriaan. Ssst... Dia meraih jaketnya dari sofa, melemparnya ke pundak dengan gaya kasual.

Brian menatapnya dari samping, menyunggingkan senyum tipis. "Akhirnya kau tahu diri juga," jawabnya dengan nada sarkastik, tapi ada secercah kelegaan dalam suaranya. Dia melipat jaketnya dengan rapi sebelum memakainya. Srrrt... Suara jaket terdengar halus saat dia memakainya dengan perlahan.

Jack tertawa lebih keras kali ini, menepuk ringan bahu Brian. "Jawaban yang monoton," ucapnya sambil menyeringai lebar.

Brian mendengus kecil sambil meneguk seteguk air dari botol di meja. Gluk... gluk... Suara air masuk ke tenggorokannya, lalu dia menaruh botol itu kembali ke meja. "Hmph, mungkin," jawabnya singkat, seolah tidak ingin mengakui apa yang dikatakan Jack.

Jack tersenyum sambil berjalan ke arah pintu. "Ayo, kita pergi sebelum terlalu malam," katanya sambil membuka pintu apartemen. Klik... Suara pintu terbuka pelan, lalu mereka berdua melangkah keluar.

Klik... Pintu tertutup rapat di belakang mereka, meninggalkan apartemen yang kini sepi.

*****

Brian dan Jack berjalan menuju lift, langkah mereka terdengar pelan di lantai berlapis karpet. Ssst... sst... Mereka berdua berhenti di depan lift, dan Jack menekan tombol dengan santai. Klik...

Sementara mereka menunggu, Natalia dan Julia muncul dari arah yang berbeda. Srek... srek... Langkah Julia yang bersemangat membuat suara lembut di lantai. Saat mereka semakin dekat, Julia melihat Jack dan tanpa bisa menahan senyum, dia menyapa dengan nada canggung namun senang, "Hai, Jack!" ucapnya cepat, ada sedikit rasa malu di suaranya.

Jack, yang mendengar suaranya, langsung menoleh dan tersenyum hangat. "Hai, Julia!" jawabnya, ekspresinya ramah seperti biasa. Ssst... Matanya kemudian melirik ke arah Natalia yang berdiri di sebelah Julia.

Merasa perlu memperkenalkan sahabatnya, Julia berkata dengan cepat, "Oh, kenalkan ini sahabatku, Natalia."

Natalia tersenyum sopan dan menyapa Jack. "Hai, Senang bertemu denganmu," ucapnya dengan nada lembut, sambil sedikit membungkukkan kepala sebagai tanda hormat.

Jack tersenyum hangat, membalas sapaan tersebut. "Hai, Senang bertemu juga," ucapnya. Ssst... Dia kemudian melirik ke arah Brian yang masih berdiri diam, tatapannya lurus ke depan, seolah tak terpengaruh oleh percakapan di sekelilingnya.

Setelah beberapa detik keheningan, Jack merasa perlu mengenalkan Brian. "Oh iya.... Kenalkan, dia Brian," ucap Jack dengan sedikit ragu. Brian, yang masih berdiri dengan postur tegap, hanya memandang lurus ke depan tanpa menoleh sedikit pun.

Natalia dan Julia saling bertukar pandang sejenak, lalu mereka mencoba menyapa Brian dengan sopan. "Hai....," ucap mereka hampir bersamaan, meskipun ada sedikit keraguan dalam nada suara mereka.

Namun, Brian tetap diam. Ssst... Tidak ada gerakan, tidak ada respon dari pria itu. Dia hanya berdiri mematung, tatapan dinginnya tidak menunjukkan sedikit pun minat pada percakapan yang sedang berlangsung. Srek... Posturnya yang kaku dan tidak responsif membuat suasana semakin kaku.

Melihat situasi ini, Jack merasa sungkan. "Oh..... sebentar lagi liftnya terbuka." pikirnya sambil tersenyum canggung kepada Natalia dan Julia.

Ding! Pintu lift akhirnya terbuka dengan suara lembut. Mereka semua masuk ke dalam lift dengan suasana yang agak canggung. Ssst... Pintu lift tertutup perlahan, mengurung mereka dalam keheningan yang semakin terasa berat.

Natalia, yang berdiri di sebelah Brian, merasa suasana di dalam lift semakin hening. Dia sesekali mencuri pandang ke arah Brian, tapi pria itu tetap tidak bereaksi, seolah tidak peduli dengan keberadaannya. "Dia sangat tidak asing.... Rasanya aku pernah bertemu dia... tapi di mana?" pikir Natalia, matanya melirik sekilas ke arah wajah Brian yang serius. Setiap kali dia mencoba mengingat, otaknya hanya dipenuhi oleh perasaan deja vu yang membuatnya semakin penasaran.

Keheningan itu membuat Julia merasa semakin canggung, hingga akhirnya dia memberanikan diri untuk memecah suasana. "Aaa... Jadi... kalian mau ke mana?" tanyanya dengan suara riang, berharap bisa mencairkan suasana.

Jack tersenyum kecil dan menjawab, "Kami mau ke Scarlet Cafe."

Mendengar hal itu, Julia langsung terkejut. "Haa? Serius? Kami juga mau ke Scarlet Cafe!" jawabnya dengan semangat. Deg! Jantung Natalia berdebar kaget, merasa sesuatu tidak beres dengan tawaran yang akan keluar dari mulut Julia.

Tanpa berpikir panjang, Julia langsung menawarkan, "Eeee ..... bagaimana kalau kalian ikut mobilku?" serunya dengan senyum lebar, suaranya penuh semangat.

Natalia, yang mendengar tawaran tersebut, segera bereaksi. "Julia!" bisiknya dengan nada terkejut, sambil menyenggol lengan Julia dengan perlahan. Ssst... Sentuhan kecil itu menunjukkan bahwa Natalia tidak setuju, tapi Julia tidak memperhatikannya.

Namun, Jack segera menangkap sinyal dari Natalia dan menolaknya dengan halus. "Oh, terima kasih, tapi kami sudah pesan taksi," katanya sambil tersenyum sopan. "Kita bertemu disana saja," tambahnya, berharap tidak menyinggung perasaan Julia.

Julia tampak sedikit kecewa, tapi dia tetap tersenyum. "Oh, oke baiklah." jawabnya dengan canggung, tertawa kecil untuk menyembunyikan rasa canggungnya.

Ding! Lift berhenti di lobby, dan pintu terbuka perlahan. Jack menatap Julia dan Natalia sekali lagi, lalu berpamitan. "Kami duluan, ya. Sampai jumpa nanti di cafe," ucapnya sambil melambaikan tangan singkat.

Brian, di sisi lain, tetap diam. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dia langsung melangkah keluar dari lift. Ssst... Suara langkah kaki Brian terdengar jelas di lantai lobby yang bersih, dia berjalan cepat tanpa menoleh sedikit pun.

Jack mengikuti di belakangnya, namun sebelum pergi, dia melambaikan tangan sekali lagi kepada Julia dan Natalia. Klik... Pintu lift tertutup setelah mereka keluar, meninggalkan Natalia dan Julia dalam keheningan.

Di dalam lift, Natalia memandang Julia dengan tatapan serius. "Kau tidak bisa sembarangan memberikan tumpangan kepada orang yang baru kita kenal," ucapnya tegas, meskipun ada nada prihatin dalam suaranya.

Julia, yang merasa bersalah, tertunduk sedikit. "Maaf, aku terlalu bersemangat," jawabnya dengan nada menyesal. Ssst... Dia mengusap rambutnya dengan gugup. "Ngomong-ngomong jack ramah, kan?" tambahnya, mencoba sedikit membela diri.

Natalia hanya menggelengkan kepala, meski ada senyum kecil di bibirnya. "Tetap saja, kita harus lebih berhati-hati," jawabnya sambil menatap sahabatnya dengan penuh kasih sayang.

Ding! Lift akhirnya sampai di basement, dan mereka berdua keluar dari lift. Ssst... Langkah mereka bergema pelan di area parkiran yang sepi. Julia membuka pintu mobilnya dan masuk ke kursi pengemudi, sementara Natalia duduk di kursi penumpang depan. Klik... Suara sabuk pengaman berbunyi saat mereka berdua bersiap.

Ketika mobil mulai melaju, Julia mengutarakan pikirannya. "Brian itu sebenarnya lebih tampan dari Jack, tapi... dia sangat dingin," ujarnya sambil tertawa kecil, sedikit berusaha mencairkan suasana.

Natalia tersenyum tipis, setuju dengan apa yang dikatakan Julia. "Iya, aku juga merasakan hal yang sama. Brian terlihat sangat... dingin dan jauh," katanya sambil melirik ke luar jendela, matanya mencoba menangkap sesuatu yang tak bisa ia ingat. "Tapi... di mana aku pernah melihat dia?" pikirnya, rasa penasaran terus mengganggu pikirannya.

Vroom... Suara mesin mobil terdengar halus saat mereka melaju ke Scarlet Cafe, menuju pertemuan yang tidak terduga.

*****

1
Jennifer Impas
Bikin ketawa ngakak. 🤣
hartzelnut: Terima kasih telah membaca novelku. jangan lupa episode selanjutnya ya /Smile//Smile/
total 1 replies
Kei Kurono
Thor, aku butuh fix dari obat ketagihan ceritamu! 🤤
hartzelnut: terima kasih telah menyukai novel saya. /Smile/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!