Kita semua punya keinginan tapi semesta punya kenyataan.
Bruuaaakk
"Aduh.... ". ringis seorang gadis yang bernama Eliana Hira Adipura atau sering di sapa El.
"Kamu gak papa nak? ". tanya seorang ibu paruh baya dengan sigap menolong El yang terjatuh.
"Maaf ya nak, karena menghindari ibu kamu jadi jatuh dan terluka begini ". ucap ibu itu dengan nada tak enak hati.
"Gak apa-apa bu, hanya luka ringan saja kok, nih lihat masih bisa loncat-loncat kan? ". ucap Eliana dengan melompat-lompat kecil membuktikan bahwa dia baik-baik saja.
selamat membaca......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mamy charmy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10
"Huuft, terserah laah, minggir iiih gerah tau". protesnya lirih karena mereka masih di dalam perpustakaan. Meski sebenarnya ia hanya menghilangkan rasa salah tingkah gara-gara panggilan baru yang di sematkan oleh Al barusan membuat jantungnya jedag jedug tak karuan.
Al yang menyadari itu tersenyum melihat El yang salah tingkah menurutnya sangat menggemaskan di matanya.
"Kamu menggemaskan sekali sih sweety". seru Al menguyel-nguyel pipi El.
El menatap nya datar karena tingkah Al yang di luar prediksi BMKG, ia tidak menyangka Al juga bisa berbuat hal absurd kayak gitu.
"Ekhem.... ". deheman seseorang membuat mereka berdua menoleh.
"Di cari sedari tadi ternyata malah asyik pacaran di sini". sindir Anya tanpa berani melihat ke arah mereka berdua, bisa mati berdiri dia kalau sampai melihat tatapan Al yang menyeramkan itu. "Hiii". begidiknya ngeri sendiri.
Sedang Al malah santui asyik mengelus pipi El yang masih ada sisa air mata di sana.
"Jangan nangis lagi hm, udah bel masuk kita masuk kelas". ucapnya lembut sambil berdiri dan menggandeng tangan El tanpa perduli sahabat-sahabat El yang sudah ngejogrok di sana nunggu mereka ber'uwu-uwuan.
"Eeh, ta tapi... buku gue". ucap El dengan sesekali melihat ke arah meja yang mereka tinggalkan begitu saja karena gandengan dari Al yang sama sekali tak peduli dengan buku El yang masih berserakan di meja sana.
"Bereskan". titah Al tanpa melihat.
"Eeh? si siapa yang di suruh bereskan". heran El sambil mendongak menatap Al yang tinggi.
"Haiiih". desah Nanta, Bulan, Anya dan Fenya bersamaan lalu membereskan buku-bukunya El yang di tinggal dengan wajah pasrahnya.
"Ulah si bungsu nih jadi gini". dumel Anya.
Setelahnya mereka masuk ke kelas untung belum ada guru yang mengajar jadi mereka gak perlu repot menjawab pertanyaan guru.
"Maaf". ucap El begitu para sahabatnya duduk.
"Lo hutang cerita sama kita El". geram Nanta mengetatkan rahangnya menatap El tajam.
"Iya, iya, kapan-kapan gue cerita ". jawab El lemas.
"Gak ada kapan-kapan tapi nanti...! ". tegas Anya yang juga menatap El tak kalah tajam.
"Hiish". El meringis menyaksikan semua sahabatnya mengeluarkan taring.
Sedang Al di bangku belakang menyaksikan semua interaksi mereka yang ia yakini kalau gadisnya sedang di introgasi oleh sahabat-sahabat nya karena melihat El bersamanya.
FLASHBACK ON
Begitu keluar dari perpustakaan banyak pasang mata yang menyaksikan El yang di gandeng Al dengan erat.
"Waaah, daebak ini beneran? Al gandeng tangan El loh". ucap siswi 1
"Eeh bener loh, waaaaa patah hati berjamaah ini pasti ". lanjut siswi 2
"Huhuhuhu..... sakit hati aku maak". teriak tiba-tiba siswi 3
plak
"kaget anying!! ". geplak siswi sampingnya.
"Hiks hiks sold out satu most wanted sekolah kita.... huaaaa". siswi yang lain.
"Huaaaaa, kenapa bukan daku yang kau pilih pangerankuh.......!! ". ucapnya lebay.
Dan masih banyak lagi bisik-bisik yang lainnya.
Tap Al hanya cuek saja tetap dengan wajah datar dan dinginnya berjalan dengan kelewat santui.
"Al lepas, di lihat banyak orang, malu". ucap El lirih
"Oh? ternyata kamu juga bisa malu sweety? ". jawabnya terus berjalan.
El yang mendengar ucapan Al menatap datar Al yang ada di depannya, sedang yang di tatap hanya tersenyum tanpa diketahui sang gadis.
Setelah sampai di kelas, ia mengantar El duduk di kursinya dan secara tiba-tiba mencium Puncak kepala El tanpa tau malu.
Semua tercengang sedangkan El membeku dengan perlakuan Al yang mencuri ciuman di pucuk kepalanya, jantung nya tak aman....
FLASHBACK OFF
El yang mengingat kejadian tadi tiba-tiba pipinya merona telinganya memerah dan itu di saksikan oleh teman-teman nya yang masih memperhatikannya.
"Hayoo looo, ngapain aja lo berdua tadi? ". ucap Bulan menggoda El
"Iya tuh lihat, pipi dan telinga nya merah, lo gak bisa bohong sama kita". saut Nanta.
"Gak kok, gak ngapa-ngapain gue". ucap El gugup dan mengalihkan pandangan ke lain tempat.
"Gak kok, gak ngapa-ngapain gue". ejek Nanta mengulang ucapan El.
El hanya bisa menutupi wajahnya dengan kedua tangannya malu.
"Udah dong..... ". rengek El melihat teman-teman nya.
"Iye lo gak papa, tapi gue yakin kalau Al ngapa-ngapain, iya kan? ". cecar Fenya yang selalu protektif sama si bungsu.
"aaaaaah". rengeknya yang membuat siapa saja menjadi gemes tak terkecuali Al di belakang sana.
Al di belakang sana berusaha menyembunyikan senyumannya dengan tatapan datar khasnya.
"Sudah sudah, nanti saja kita lanjutin, guru udah masuk ". lerai Bulan.
"Selamat siang anak-anak..... ". ucap guru di depan sana.
Setelah beberapa jam pelajaran....
Triiiiing triiing
Bel pulang sekolah pun berbunyi, para siswa sibuk mengemasi barang-barangnya ketika guru sudah keluar dari kelasnya masing-masing.
"Ayo.... kita harus bicara lebih dulu... ". tarik Anya dengan semangat pada El.
"Tas lo gue yang bawa". ucap Nanta dengan cekatan.
"Haiiiih kalian kompak sekali dalam hal ini ". keluh El melihat sikap teman-teman nya.
"Ya harus dong..... demi sebuah kenyataan bahwa bungsu kita udah gede". ucap Anya yang menggelegar mengagetkan siswa lain yang masih ada di sekolah termasuk geng Al.
"Bisa besok saja gak...... gue harus pulang sekarang ,gue harus jemput Dikta di sekolahnya, nih liat... ". ucap El serius dan memperlihatkan Hp nya pada mereka.
Dan ternyata bener, Dikta mengechat dia kalau dia gak ikut ekstra jadi pulang lebih awal. Gak ada jawaban, mereka hanya menatap El dengan tatapan datar.
"Haih, ntar gue cerita di grup aja deh, janji ". ucapnya lagi yang di balas hembusan kasar dari mereka.
"Noh! ". Nanta memberikan tas El dengan wajah cemberut.
Melihat hal itu membuat El segera menyaut tasnya dengan cepat.
Saat hendak menaiki motornya ada yang menarik tasnya dari belakang dengan pelan layaknya mengambil kucing.
"Apa sih.... kan gue udah bilang ceritanya ntar aja di grup". kesalnya
Tapi pegangan di tasnya tak kunjung lepas juga. El menoleh....
"Eeh, A al.... ngapain? ". tanyanya merasa aneh dan menatap ke arah tangan Al yang masih nyaman bertengger di tasnya.
"Mau kemana buru-buru? ". tanya nya lembut dengan wajah datar nya, sungguh sangat tidak cocok syekale Al......
"Mau jemput Dikta Al...... dia udah nungguin nih... ". beritahu El.
"Siapa Dikta? ". auranya sudah berbeda gengs....
"Tunggu.... nama itu seperti tidak asing tapi siapa? ". batinnya
"Lo gak tau siapa Dikta? ". ucap El dengan muka cengo nya yang di jawab dengan muka datar saja oleh Al.
"Astagaaa, besok aja gue jelasin ya Al, sekarang udah telat nih gue". seru El yang mau melajukan motornya.
Al yang melihat itu wajahnya sudah memerah karena marah.... dia gak suka.... gadisnya adalah miliknya...
"Awas saja, tunggu hukumanmu besok Sweety". ucapnya dengan senyum menyeringai menatap punggung El yang sudah semakin menjauh.
Plak
"aku, kamu dan toleransi