NovelToon NovelToon
Anak Pembawa Berkah

Anak Pembawa Berkah

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Single Mom / Janda / Ibu Pengganti
Popularitas:4M
Nilai: 4.8
Nama Author: lijun

Kecelakaan saat pulang dari rumah sakit membuatnya harus kehilangan suami dan anak yang baru saja di lahirkannya 3 hari yang lalu.
Tapi nasib baik masih berpihak padanya di tengah banyak cobaan yang di dapatkan Ayana.
Bertemu dengan seorang bayi yang juga korban kecelakaan membuatnya kembali bersemangat dalam menjalani hari-hari yang penuh perjuangan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lijun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

08

Pagi datang menyapa, segala aktifitas akan kembali di lakukan. Begitu pula dengan Ayana yang sudah bangun dan sudah rapi bersama Abian sang putra.

"Siap berangkat sayang? Maaf ya kalau kamu harus Bunda bawa-bawa seperti ini. Bunda janji ini cuma sebentar kok dan gak akan lama, nanti kalau kita sudah pindah ke rumah sendiri kamu gak akan kecapean lagi deh."

Ayana menggendong Abian menggunakan kain panjang sembari mengajak bayi yang sedang tidur itu mengobrol.

Setelah mengeluarkan motornya, Ayana segera naik dan menghidupkan mesin. Namun satu pemandangan membuatnya tidak nyaman melihatnya.

"Selamat bekerja ya sayangnya aku, jangan lama-lama pulangnya. Sekarang aja aku udah kangen sama kamu, pada hal kamu belum pergi loh."

Suara manja itu terdengar mendayu di telinga Ayana dan membuatnya malu sendiri. Dan yang lebih menggelikan adalah, si wanita yang berucap manja itu sedang bersama seorang pria yang jauh lebih tua darinya.

"Iya sayang, tunggu aku pulang ya. Nanti aku akan belikan kamu hadiah yang banyak dan mahal-mahal kalau kamu sabar," bujuk si pria sembari mengecup manja pipi si wanita yang jauh lebih muda darinya.

Kedua pasangan itu terus bermesraan di depan pintu. Ayana yang tak tahan melihat pemandangan mengerikan di hadapannya segera menarik gas motornya.

Namun sebelum motor itu benar-benar melaju dari depan kamar kosnya. Keluar lagi satu pasangan yang lebih memalukan bagi Ayana.

Si wanita yang hanya memakai celana pendek yang lebih seperti dalaman dan atasannya hanya berlapis pakaian tipis dan terbuka. Sedangkan si pria menggunakan pakaian rapi khas orang kantoran.

"Astaga, sebenarnya tempat apa yang menjadi kosan ku itu? Apa kedua pasangan tadi suami istri? Atau bagaimana?" Ayana bergumam sendiri setelah motornya melaju meninggalkan area kosan.

Ayana singgah di warung yang menyediakan sarapan pagi. Warung yang berada di pinggir jalan yang lebih ramai dari jalan kawasan kosannya.

Setelah sarapan, Ayana lanjut lagi pergi menuju alamat rumah yang hendak di belinya. Tadi malam ia sudah janjian dengan pemilik rumah kalau akan bertemu dan melihat-lihat rumah tersebut.

"Akhirnya kita sampai juga, Nak. Sabar ya sayangnya Bunda," ucap Ayana sembari mengelus tubuh Abian dari balik kain gendongnya.

Alis Ayana mengerut saat melihat di depannya sudah ada beberapa orang yang keluar dari rumah itu.

"Terimakasih sudah mau membeli rumah ini, Pak. Kalau begitu saya permisi dan semoga betah di rumah ini."

Ayana semakin tidak nyaman saja mendengar ucapan bapak tersebut yang mengatakan hal demikian.

"Maaf, Pak. Apa Bapak pemilik rumah ini? Bapak Edi."

Ayana mendekati orang-orang itu dan memberanikan diri untuk bertanya.

"Iya benar, Mbak siapa ya?" Tanya pria bernama Edi tersebut.

"Saya Yana, orang yang sudah buat janji dengan Bapak tadi malam kalau akan membeli rumah ini. Bahkan Bapak meminta saya datang pagi ini, kenapa sekarang rumahnya justru di jual kepada orang lain?"

Ayana mencecar pak Edi karena merasa di bohongi oleh pria itu.

"Oh, anda yang menghubungi saya tadi malam. Tapi maaf, rumah tersebut sudah terjual dan di bayar lebih mahal oleh Tuan ini. Jadi saya memberikannya kepada Tuan ini saat menghubungi saya tadi, kalau saja Mbak lebih cepat datang mungkin hal ini gak akan terjadi, karena saya juga butuh uang cepat," sahut pak Edi dengan tenang dan tanpa rasa bersalah.

"Tapi Bapak sudah menyanggupi dan berjanji kepada saya, dan Bapak sendiri yang meminta saya datang ke sini pagi ini. Kenapa Bapak malah ingkar janji dan menjualnya hanya dengan alasan butuh cepat, kalau tadi malam Bapak mengatakan pada saya, pasti saya juga akan membayar rumah ini dengan cepat."

Ayana mengajukan protesnya karena tidak terima di perlakukan seperti itu. Jelas ia merasa tertipu oleh pak Edi yang sangat tidak konsisten hanya karena ada orang lain yang menawar harga lebih tinggi.

Namun hendaknya di dahulukan orang yang sudah lebih dulu menawar walau harga pas. Itulah baru profesional dalam menjual, terlebih lagi sudah berjanji dan meminta orang tersebut datang.

Sungguh sangat mengecewakan sekali.

"Heh, kamu itu cuma perempuan miskin yang cuma bisanya naik motor. Untuk apa juga kamu membeli rumah sebagus ini, emangnya kamu punya uang?"

Pandangan ibu muda itu teralihkan pada wanita berbaju seksi yang sedang bergelayut manja di lengan pasangannya yang memasang wajah sombong.

"Kamu cuma perempuan miskin yang belum tentu bisa membeli rumah ini. Paling uang yang kamu gunakan juga hasil dari pekerjaan kotor dan gak halal. Jadi kalah deh sama uang yang halal," sambung si wanita semakin sombong.

"Cih, modal dempul wajah saja sombong. Semoga apa yang kamu ucapkan bukan hal yang sebenarnya kamu lakukan sendiri."

Ayana yang tidak pernah diam saat di hina secara berlebihan langsung saja membalas ucapan wanita itu.

"Apa kamu bilang?" Mata wanita itu melotot mendengar balasan dari Ayana.

Yang di pelototi hanya mengangkat bahunya acuh dan segera menaiki motornya kembali. Ia malas lama-lama berurusan dengan orang-orang yang suka menghina orang lain.

"Semoga Bapak gak mengalami apa yang saya alami saat ini. Bersikap bijaklah jika ingin menjual sesuatu dan jangan ingkar janji hanya karena di tawari uang lebih besar."

Setelah berucap demikian, Ayana segera menarik gas motornya dan melaju meninggalkan kawasan perumahan itu. Ia sangat kecewa dengan apa yang telah di lakukan pak Edi.

Sungguh sangat tidak etis sekali apa yang di lakukan pak Edi itu.

Ayana kembali menyusuri jalanan sembari melihat-lihat sekitarnya berharap ia bisa menemukan sesuatu untuk mengobati rasa kecewanya akibat gagal membeli rumah.

Hingga mata wanita itu tanpa sengaja melihat sebuah tulisan yang membuatnya tetarik. Ayana menghentikan motornya di depan sebuah ruko tingkat 2 yang berukuran sedang.

Ayana yang merasakan Abian bergerak gelisah dan mulai merengek segera memberikan apa yang di inginkan anak itu. Ia juga menutup bagian yang sedang di nikmati oleh Abian, lalu tangannya meraih ponsel dan menghubungi seseorang.

Hingga tak berapa lama setelah Abian selesai menyusu, datang seorang pria paruh baya menghampiri Ayana.

"Mbak yang ingin melihat ruko ini?" Tanya bapak tersebut.

"Iya, Pak. Apa boleh kalau saya melihat-lihat lebih dulu?" Tanya Ayana.

"Tentu boleh, mari silahkan."

Ayana dan bapak tersebut masuk ke dalam bangunan yang sudah di buka oleh si bapak. Ya, Ayana melihat tulisan di jual di pintu ruko itu yang menyertakan nomor yang bisa di hubungi.

Itu sebabnya Ayana berhenti di ruko tersebut dan menghubungi nomor yang tertera dan si pemilik langsung datang setelah mendapat telpon dari Ayana.

"Terimakasih ya, Pak."

"Sama-sama, Mbak. Semoga betah tinggal di sini dan terimakasih karena sudah mau membeli ruko saya, karena saya benar-benar sudah harus pergi ke tempat anak untuk tinggal di sana. Dan di sana juga akan ada acara dalam waktu dekat, jadi saya gak punya banyak waktu lagi makanya saya kasih harga murah supaya cepat laku."

Ayan membeli ruko itu kepada bapak si pemilik setelah melihat seluruh bagian ruko hingga lantai 2. Di lantai 2 terdapat 2 kamar yang satu kamarnya ada kamar mandi dalam. Ada pula kamar mandi di bagian luar kamar dan area dapur yang tak terlalu basar namun cukup nyaman.

Ayana merasa cocok dengan ruko tersebut dan memutuskan untuk langsung saja ia beli karena takut kejadian barusan terulang lagi.

Setelah selesai dengan urusan jual beli dan si bapak pergi. Ayana kembali masuk ke dalam dan melihat sekitarnya, lokasi yang strategis di pinggir jalan kota.

Juga area lantai satu ruko yang luas sangat cocok di gunakan untuk membuka usaha di ruko itu.

Nanti aku akan pikirkan lagi apa yang harus aku lakukan dengan lantai satu ini," gumam Ayana.

1
Sri Wahyuni
Luar biasa
Hashimah Othman
terbaik akhirnya sinta di cerai kan.... ikut terus cakap Ibu mu yg baik itu... makan yg terbaik juga kamu dapat....
Sugina
mkny jdi orang jgn belagu dn angkuh. suami baik mlh gk di urusin
Siswati Ningsih
Luar biasa
Hashimah Othman
thor bila SI Rudi nak cerai kan sinta... suaminya patut tegas thor
Andalas 476
bisa mikir juga ternyata ni Bocah..🤔😁
Ida Darwati
tapi gantung mba, cuma disini ceritanya padahal bagus,, awal sedih penuh perjuangan
Rini Handayani
Luar biasa
Ida Darwati
wah wanita cerdas,, harus di gitukan punya kel suami yg toxic mantap ayana
Ema Jason Ema
berbicara sama orang yg egois gak ada pedahnya yg ada hanya lelah mning tinggalin udah istirahat sana anderas suruh pulang ja mantan mertua yg gak jelas
Andalas 476
yg salah itu Sifat bin Watak Istri + Mertua = Buang jauh-jauh 😵
Ema Jason Ema
pak pol nya gak peka yg melapor dan yg bawa bayi orang yg sama hanya satu lanjut ah tour penasaran
Sugina
pulang kn saja, wanita yg gk guna gtu kasar bngt
Yuniarsih Yuni
Luar biasa
Andalas 476
Kasian Ayah nya klo ampe Lecet gitu...😂
Ester Hadasa Ruru
Luar biasa
Sintia Dewi
syukur akhirnya pisah juga selmat jd duda rudi smga hidupmu lbh baik dgn psangan yg lbh baik baik baik berkali2 lipat dr sinta sinting/Good/
Dewi Dama
Luar biasa
Atik Marwati
selain korupsi yo maling barang to
Sintia Dewi
rudi gw gemes bgt kpan lu ceraikan si sinta ini..empet bgt baca rumah tangga kalian/Grievance/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!