Raja Chaiden Gaver Wallace dan Ratu Ivara Zelda Geraldine Wallace, pasangan Raja dan Ratu yang saling mencintai, dua sosok yang memiliki pengaruh paling besar di kerajaan Wallace.
Ratu Wallace, merupakan perempuan Cantik, tangguh, bijaksana dan juga pintar, seorang Ratu yang begitu menghargai rakyat nya.
Tragedi penculikan yang di lakukan oleh paman Raja Wallace, membuat nya terjatuh ke dalam jurang, meninggal kan semua orang termasuk meningal kan cinta nya.
---------------------------------------------------
"Queen aku merindukan mu"
~Raja Chaider Gaver Wallace
"King aku kembali?"
~?......
"Ibu apa kami memiliki ayah?" tanya dua bocah kecil.
~?.....
Setelah tujuh tahun berpisah, akhirnya semesta kembali mempertemukan mereka berdua.
Akan kah cinta mereka akan kembali menyatu? Atau hanya sebatas pertemuan singkat?
Ada rahasia besar apa di antara Raja dan Ratu?
Penasaran? Cus langsung kepoin cerita Author
Season 2 CALON RATU TANGGUH.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hofi03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MENJEMPUT CINTA
Ivara tertegun mendengar jawaban Ayah nya.
"King Maaf, dan terimakasih, tunggu aku sayang," batin Ivara terasa perih.
"Dimana Yang Mulia Raja Nak?" tanya Duches Seina lagi.
"Yang Mulia Raja masih ada urusan di istana Bun, nanti akan menyusul," jawab Ivara mengelus lembut punggung tangan Duches Seina.
"Ivara datang berkunjung bersama cucu-cucu Bunda," lanjut Ivara tersenyum.
"Cucu Bunda?" tanya Duches Seina.
Ivara tersenyum dan mengangguk kan kepala nya.
"Iya."
"Sayang sini, kenalan sama Nenek," ucap Ivara melambaikan tangan nya menyuruh putra nya untuk mendekat.
Brian dan Damar berjalan kearah Bunda nya dengan topeng yang masih belum mereka lepas.
"Sini Ibu lepas dulu topeng nya," ucap Ivara membantu melepaskan topeng yang menutupi sebagian wajah si kembar.
"Ayo sayang, kenalkan nama kalian pada Nenek Sei," ucap Ivara menuntun putra nya lebih dekat dengan Duches Seina.
"Salam Nenek, Aku Brian,"
"Salam Nenek, Aku Damar"
Cup
Cup
Ucap Brian dan Damar mencium punggung tangan Duches Seina sopan.
Duches Seina tersenyum melihat dua bocah kecil yang sedang ada di depan nya.
"Mereka berdua cucu-cucu Bunda," ucap Ivara memberi tahu.
"Mereka seperti Yang Mulia Raja Wallace," ucap Duches Seina memandang wajah tampan Brian dan Damar.
Duke Albert, dan ketiga kakak Ivara, mengangguk setuju, karena memang wajar Brian dan Damar jiplakan Raja Wallace.
Mereka tidak menyangka Brian dan Damar akan semirip itu dengan Raja Wallace, sekali lihat saja, semua orang pasti sudah langsung tahu, bahwa Brian dan Damar adalah putra Raja Wallace.
"Pantas saja mereka menutupi sebagian wajah nya menggunakan topeng," batin Duke Albert dan ketiga putra nya mengerti.
Mereka terus berbincang banyak hal, bahkan Duches Seina sudah kembali seperti semula, sedari tadi Duches Seina terus tersenyum sambil menyuapi Buah jeruk yang sudah di kupas pada cucu nya.
Damar si pencipta makan dengan senang hati menerima suapan dari nenek nya, sementara Brian yang tidak mau membuat nenek nya bersedih hanya menurut saja, saat di suapi Buah jeruk terus menerus.
"Sayang, kapan kamu akan mengunjungi istana?" tanah Duke Albert.
Ivara termenung, Ivara juga belum tahu kapan diri nya akan mengunjungi istana untuk menemui Raja Wallace.
"Apa mereka Masih menerima ku...?" tanya Ivara, lirih.
"Apa yang kamu bicarakan Hem? Tentu saja semua orang masih menerima mu," jawab Duke Albert.
"Kamu tidak kasihan dengan suami mu, semenjak kepergian kamu Yang Mulia Raja hidup nya tidak terurus, bahkan tubuh nya semakin kurus," ucap Duke Albert memberi tahu.
"Baiklah Besok aku akan mengunjungi ista-"
BRAK
Pintu kamar Duke Albert dan Duches Seina tiba-tiba di dobrak begitu keras dari luar, membuat semua orang yang ada di dalam kamar itu terlonjak kaget.
"Ramos!"
Geram Duke Albert menatap tangan kanan nya yang baru saja mendobrak pintu kamar nya.
"Salam Duke!"
"Salam Duches!"
"Salam Tuan muda!"
"Salam Y-yang Mulia Ratu!"
Ramos tertegun melihat sosok Ratu Wallace ada di kamar Duke Albert.
"Ada apa kamu datang kemari Hah!" ucap Duke Albert kesal.
"Maafkan kelancangan saya, karena sudah mengganggu acara anda Duke," ucap Ramos menunduk kan kepala nya.
"Katakan!" ucap Duke Albert datar penuh ketegasan.
"Saat ini ada sekitar 150.000 prajurit dari kerajaan Miller dan kerajaan Mohtar telah memasuki gerbang kerajaan Wallace, sepertinya mereka ingin menyerang istana kerajaan Wallace" ucap Ramos menunduk kan kepala nya, dalam.
"Yang Mulia Raja Wallace bersama 80.000 prajurit nya, sudah berangkat, untuk menghadang pasukan dari kerajaan Miller dan kerajaan Mohtar," ucap Ramos memberi tahu.
"APA!!"
Teriak Ivara berdiri dari duduknya.
"Bagaimana mungkin dua kerajaan itu datang untuk menyerang kerajaan Wallace, bukan kah selama ini dua kerajaan itu memiliki hubungan baik dengan kerajaan Wallace?" tanya Ivara dengan Aura membunuh nya.
"Seperti nya mereka datang untuk menuntut balas dendam atas kematian Raja Miller, beberapa Minggu yang lalu," ucap Garfield, mengundang tatapan tajam dari semua orang.
"Jelaskan!" titah Ivara penuh perintah.
"Mau tidak mau akhirnya Duke Albert menceritakan semua nya tentang kedatangan rombongan kerajaan Miller waktu itu.
Ivara mengepalkan tangannya kuat, mendengar cerita dari ayah nya.
"Berani nya mereka mencari masalah dengan ku," batin Ivara menguatkan gigi nya.
Aura yang di keluarkan Ivara tidak main-main, sangat mencekam dan mengerikan, bahkan tidak ada yang berani berbicara, karena merasa sangat tertekan dengan aura yang di keluarkan Ratu Wallace.
Ratu Tangguh kita Comeback guys dan akan kembali mengukir sejarah🥳
"HIRO!!!"
Teriak Ivara memanggil Hiro yang sedari tadi ada di depan pintu kamar Duke Albert.
"Saya siap menjalankan perintah anda Yang Mulia Ratu," ucap Hiro berlutut.
Hiro bisa merasakan kemarahan dari junjungan nya, dan Hiro sudah bisa menebak apa yang membuat Ratu Wallace marah.
Hiro sudah mendengar tentang penyerangan yang dilakukan oleh pihak kerajaan Miller dan kerajaan Mohtar, bahkan Kenzo sudah berangkat ke Medan perang.
"Siap kan lima ratus prajurit milik saya, kali ini saya sendiri yang akan memimpin mereka," ucap Ivara dingin.
"Baik Yang Mulia," jawab Hiro, paham.
"Sayang," ucap Duches Seina menggelengkan kepala nya tidak setuju.
"Bunda, tolong ijinkan Ivara untuk pergi, Kerajaan Wallace sedang dalam bahaya, Ivara harus membantu Yang Mulia Raja, Ivara tidak mau dia kenapa-kenapa Bun, sudah cukup selama ini suami Ivara menderita Bunda"
"Tapi tidak untuk kali ini, tolong kali ini ijinkan Ivara untuk mendampingi nya berjuang demi kerajaan Wallace," ucap Ivara memegang tangan Duches Seina dengan mata berkaca-kaca.
Kali ini Ivara tidak akan membiarkan suami nya berjuang sendirian.
Ivara akan turun langsung ke medan perang untuk menjemput cinta nya, tidak akan Ivara biarkan kerajaan Miller ataupun kerajaan Mohtar menyentuh apalagi melukai suami nya.
"Kin Tunggu aku," batin Ivara mengepalkan tangan nya kuat.
"Pergilah sayang, bawa suami mu pulang dengan selamat, Bunda di sini akan menunggu kalian," ucap Duches Seina, memberi ijin.
"Terimakasih Bunda," ucap Ivara.
"Sayang, kalian di sini dulu iya," ucap Ivara mengelus lembut kepala Brian dan Damar.
"Ayah," ucap Brian dan Damar, sedih.
"Ibu janji sayang, Ibu akan membawa Ayah kalian pulang, Ibu janji Nak," ucap Ivara merendah diri nya memeluk Brian dan Damar.
"Setelah ini keluarga kita akan berkumpul sayang, ada Ibu ada ayah dan ada kalian," ucap Ivara mengerat kan pelukan nya.
"Kalian akan selalu bersama ayah," ucap Ivara dengan hati teriris.
Ivara tidak menyangka akan ada di situasi seperti ini.
Kali ini tolong ijinkan dua manusia yang saling mencintai itu untuk kembali bersatu🥺