NovelToon NovelToon
Kakak Atau Suami?

Kakak Atau Suami?

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / Nikahmuda / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua / Trauma masa lalu
Popularitas:10.8k
Nilai: 5
Nama Author: Your Aunty

Kendati Romeo lebih tua belasan tahun, dengan segudang latar belakang militer, dia masih bersedia menikahi Ansela, yang kala itu masih duduk di bangku SMA.

Tapi tentunya, ini diikuti dengan beberapa kesepakatan. Berpikir bahwa hubungan mereka tidak mungkin bertahan lama, mengingat perbedaan usia mereka. Alih-alih suami dan istri, mereka sepakat untuk seperti kakak-adik saja.

Setidaknya, itulah yang dipikirkan Romeo! hingga ketika tahun berlalu, dunianya berahkir jungkir balik.

••

Dia mendapati, bahwa Ansela adalah seseorang yang paling dia inginkan, dan paling tidak bisa dia gapai, meski gadis itu disisinya.

Dengan tambahan persaingan cinta, yang datang dari sahabatnya sendiri, yang kepada dia Romeo telah berhutang nyawa, ini hampir membuatnya kehilangan akal.

“AKU BUKAN KAKAKMU! AKU SUAMIMU.”


••

Baca perjuangan sang Kapten, di tengah sikap acuh tak acuh sang Istri. ✨

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Your Aunty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 22

Ansela mengelap bibirnya saat selesai makan. Romeo pikir Ansela sangat ingin mendengar apa yang hendak dia katakan, jadi gadis itu makan dengan cepat. dia tidak tahu saja, Ansela makan dengan cepat karena tidak suka makanannya.

Ansela menatap sekitar mereka, dan menemukan bangku-bangku masuh sepi saat ini. Jadi dia pikir, ini waktu yang tepat untuk bicara. "Jadi, apa yang akan kita bahas sekarang?"

Romeo menatap dalam wajah cantik di depannya. Kebimbangan mengenai tahun penempatan yang belum jelas, kembali membuat kepalanya berdenyut. Dua tahun bisa paling cepat, sementara tujuh tahun bisa jadi paling lama.

Terlalu sangat tidak tega memikirkan hal ini, Romeo sampai mengambil tangan Ansela. "Sela, aku benar-benar minta maaf." Katanya dengan wajah tertunduk.

"Ada apa Kak? katakan saja tolong!" Jangan lama-lama! sambung Ansela dihatinya. Sebenarnya dia tidak nyaman dengan suasana saat ini, hanya tidak ingin menambah beban Romeo saja.

Romeo memerlukan beberapa waktu sebelum mengangkat wajahnya. Dia sedikit terkejut, karena tidak melihat perubahan apapun dalam eksperesi Ansela, saat dia hampir menangis.

Namun begitu, dia tidak mengambil hati. Malah dengan susah payah, Romeo akhirnya berhasil menjelaskan segalanya. Dia memulai dari konflik internal di dalam tempat kerjanya, hingga keputusan penempatan tugas mereka yang akan berada di luar negeri.

"Maaf, maafkan Kakak. Padahal kakak sudah berjanji padamu kalau akan disisimu sampai nanti."

Mendengar ini, Ansela mengambil jusnya untuk membasahi tenggorokan. Kali ini sudah ada ekspresi di wajahnya, tapi bukan ekspresi yang Romeo harapkan.

Itu lebih kepada ekspresi heran dan tidak mengerti, kenapa Romeo harus sebegitu drama, untuk hal ini?

"Sela? tidakkah kau keberatan?"

Mendengar ini, Ansela terkesiap. Dia sedikit salah tingkah, menduga Romeo ingin dirinya merasa berat hati. Jadi untuk memenuhi keinginan pria yang akan pergi, Ansela melakukan sedikit akting.

"Ya, kalau memang harus seperti itu, mau bagaimana lagi? bukankah dunia militer seperti itu? pekerjaan dulu baru keluarga?"

"Sela kau---"

"Kakak tidak usah khawatir. Toh, aku juga bukan istri dalam artian sebenarnya. Bukan keluarga yang harus kau prioritaskan sepenuhnya. Jadi tidak apa, lakukan saja pekerjaan mu."

Ansela mengatakan itu dengan maksud agar Romeo tidak merasa terlalu terbebani. Lagi pula, untuk apa coba dia muram? kan pernikahan ini tidaklah untuk seterusnya. Pikir Ansela heran.

Sementara Romeo yang mendengar ini begitu terkejut.

"Sela? bagaimana kau bisa mengatakan hal seperti itu? kau tega sekali pada Kakak."

Mendengar pertanyaan mengandung tuduhan ini, Ansela jelas tidak terima. "Oh wait, aku tidak tahu apa yang kakak pikirkan! Toh, itu tidak sepenuhnya salah. Bukankah dari awal memang seperti itu?"

Romeo membulatkan matanya tidak percaya. Dia kembali menggapai tangan Ansela. "Kau ini bicara apa? bahkan jika hubungan kita tidak seperti orang lain, tapi bukan berarti aku tidak memprioritaskan dirimu. Kau adalah prioritas paling depanku saat ini."

Melihat ekspresi kaku Romeo dan pengangan tangannya yang dingin, Ansela menyadari bahwa dia telah salah dalam berucap. Getaran berat yang diberikan pria itu, mengingatkan Ansela bahwa pria di depannya ini, bukan hanya suami yang bersedia melakukan segalanya. Tapi juga seorang kapten militer. Seseorang dengan naluri pemimpin.

"Ah, Kakak. Maafkan aku. Aku hanya sedikit terkejut dengan kabar ini, dan tidak tahu harus bereaksi seperti apa sebenarnya." Setelah melakukan kesalahan dalam ucapannya, Ansela memilih ucapan lembut untuk meredakan hati Romeo.

Dia menaruh tangannya di atas tangan pria itu, sebelum tersenyum serapuh mungkin.

Dia tidak pernah bermasalah jika memang harus terpisah dari Romeo, apalagi mengingat hubungan mereka yang memang hanya diatas kertas. Tapi pria itu jelas menganggap serius tanggung jawabnya.

Mendengar permintaan maaf itu, dengan cepat situasi berbalik. Dalam sekejap Romeo berbalik di penuhi rasa bersalah. Dia membawa tangan Ansela semakin dekat kearahnya, untuk meminta maaf lagi dan lagi.

Oh ya ampun, kenapa harus tarik-tarik tangan sih! Pikir Ansela yang dadanya harus kena meja, karena tangannya yang ditarik Romeo. Posisi ini membuat mereka sangat canggung, karena kini sudah banyak mata yang melihat. Apalagi dengan dirinya yang masih memakai seragam.

"Kak, ...." Ansela hendak menarik tangannya perlahan, tapi malah terkejut dengan Romeo, yang sudah basah matanya. Tapi karena dia hanya ingin menghindari kecanggungan, dia memilih pura-pura tidak melihat.

Kini semua telah ditentukan. Perpisahan mereka sebagai suami dan isteri, mau tidak mau harus dimulai.

•••

Setelah banyak drama yang berlangsung diluar, Ansela tidak sabar kembali ke Apartemen dengan keinginan untuk menemukan kedamaian. Tapi nihil, bahkan ketika waktu berlalu dan dia harus kembali makan malam, sekelebat drama masih tidak bisa dihindari.

Di Apartemen yang terdapat Jordan bergabung dengan keduanya, bertiga mereka makan bersama, untuk perayaan malam perpisahan mereka. Karena sebagai mana tugas telah diturunkan, mereka harus segera melaksanakan.

Sementara Jordan yang mengingat kejadian di sekolah Ansela, masih merasa khawatir terhadap gadis itu. Dia sebenarnya sangat ingin bertanya, tapi dengan kehadiran Romeo di sisi meja yang lain, tidak mungkin baginya untuk melakukan hal itu.

"Sela, ingatlah untuk menghubungi Kakak apapun yang terjadi."

Tangan Ansela yang hendak menyuap sendok ke mulut terhenti. Rasanya dia sudah sangat muak untuk berulang kali bicara, mengiyakan perkataan Romeo.

"Iya Kak."

"Jangan lupa juga, kalau mau kuliah hubungi Kakak lebih dahulu. Kalau bisa pindahlah ke tempat Mami dan Papi, agar ada orang yang bisa menjagamu."

"Iya, nanti lihat."

"Kenapa nanti lihat?" Giliran Romeo yang melepas sendoknya tidak puas.

Jordan yang melihat ini, mengerti betapa banyak beban sang sahabat. Tapi bukan berarti dia setuju dengan sikap Romeo, yang tampak tidak terkendali.

"Rom, wajar Ansela bilang nanti. Kan, dia juga belum memutuskan ke mana atau apa yang selanjutnya akan dia lakukan. Bukan begitu Sela?" Lempar Jordan.

Dengan cepat Ansela mengagguk. Terima kasih banyak kepada Jordan, karena sudah menolongnya hampir sepanjang hari ini. Lebih khusus, telah menolongnya hampir dari semua pikiran dan perkataan mengganggu dari Romeo. Karena jelas sekali Romeo uring-uringan seharian ini. Pikir Ansela.

"Jordan diam. Kenapa kau selalu menjawab setiap ucapanku. Aku berbicara kepada Sela, bukan kepadamu."

Ansela refleks mengangkat kepalanya mendengar ini. Nada bicara Romeo tidak terdengar normal, malah terdengar kasar dan keras. Membuatnya sedikit takut sekarang. "Kak, kenapa---"

"Sela tunggu, Kakak sedang berbicara kepada Jordan."

Sementara Jordan yang melihat wajah Ansela yang panik, memilih tidak menanggapi Romeo. Dia tidak takut untuk berdebat dengan sahabatnya itu. Hanya tidak ingin menakuti gadis muda yang duduk bersama mereka. sekarang.

Tapi Romeo tampaknya terlanjur kesal. Dia bicara lagi pada Jordan. "Urus, urusanmu sendiri. Jangan ikut campur dalam pembicaraan kami sebagai pasangan. Kalau mau bicara, maka temukan pasanganmu sendiri."

Telak sekali. Sebagai seorang jomblo ngenes, Jordan jelas saja tidak terima diingatkan mengenai statusnya. Apalagi disebut terlalu ikut campur hubungan orang lain.

"KAK, KAU INI---"

"Sela tidak apa." Setop Jordan tepat waktu.

Walaupun dia kesal, tapi bukan berarti dia akan menjadi panas tidak terkendali. Berhubung dia telah selesai makan, Jordan langsung berikut.

"Kalian bicara saja. Aku akan mencari angin diluar."

"Kak Jordan tunggu, jangan seperti---"

"Sela duduklah. Dia tidak akan kemanapun, atau terjadi apapun padanya." Ujar Romeo dingin.

Ansela menatap heran Romeo, "Kak, kau tidak melihat---"

"Sela, kami adalah orang dewasa. Selain sahabat, kami adalah rekan kerja. Jadi jangan khawatirkan sesuatu yang tidak penting. Mari bahas masalah kita sendiri ...."

Ansela sedikit terdiam malu. Menyesal karena merasa khawatir, setelah diingatkan Romeo, bahwa mereka adalah orang dewasa. Menyesal aku khawatir pada mereka. Pikirnya.

Tapi begitu dia mencoba tenang, dan mengelola kembali emosinya. Berbicara empat mata dengan Romeo, yang tidak mau berhenti gundah.

Saat itu juga, Romeo dan Ansela mengatur kembali pernikahan mereka dengan memberi beberapa aturan baru yang harus sama-sama mereka patuhi.

"Ingatlah pesanku. Kau harus fokus pada pendidikan mu. Dan mungkin juga Jordan benar! Jika nanti kau memiliki pilihanmu sendiri tentang kampus, maka katakan saja. Kakak akan mendukung sepenuhnya."

Mendengar dukungan ini, Ansela akhirnya menarik sudut bibir dengan tulus. Banyak hal yang mereka bicarakan, dan kini mereka sampai pada kesimpulan.

Sayang sekali, Romeo terlalu berbelit dan Ansela tidak peka. Tapi kini, setelah dia mendengar langsung, Ansela akhirnya mengerti, bahwa Romeo uring-uringan karena tidak berhenti mengkhawatirkan dirinya.

"Maaf, aku tidak tahu kalau kakak hanya mengkhawatirkanku tadi."

Romeo mengangkat kepalanya, menatap mata Ansela dalam-dalam. Mungkin ini adalah efek, karena dia sudah mengenal gadis itu semenjak kecil, dan belum lagi di juga tahu semua kesulitan masa kecilnya. Jadi Romeo sama sekali tidak pura-pura, saat dia merasa khawatir dan peduli pada Ansela.

"Jangan dipikirkan lagi, adalah tugasku untuk mengkhawatirkan dirimu." Ujar Romeo dengan lembut, yang mendapat anggukan mantap Ansela, "Bagus."

Mendengar kata ‘bagus’ dengan ekspresi Ansela yang tiba-tiba berubah, firasat Romeo tiba-tiba tidak baik.

"Kalau begitu, maukah Kakak memijatku sampai tertidur?"

DANG, benar saja kekhawatiran Romeo. Tapi hal yang kemarin sempat membuatnya sedikit kesal, entah kenapa kali ini dirindukan. Rasanya dia ingin tinggal untuk bisa memijat Ansela, kapanpun gadis itu ingin. Tapi sayang, hal itu mustahil.

"Baiklah, Kakak akan memijatmu sampai tertidur, dan sampai kau bangun tidur."

Dengan Jordan yang ditinggalkan di luar. Keduanya masuk ke dalam kamar Ansela. Sementara didalam hatinya yang penuh perhitungan, Ansela benar-benar ingin mendapatkan pelayanan gratis ini, sebelum Romeo yang akan pergi dan mungkin tidak kembali, atau bahkan jika mereka akhirnya bercerai.

Malam itu Romeo benar-benar tidak tidur sama sekali. Dia hanya memijat Ansela sepanjang malam. Bahkan hingga beberapa jam setelah Ansela tidur, dia masih memijat. Hingga akhirnya panggilan datang dari luar.

1
V'marbe
ceritanya gak pernah mengecewakan
selalu beda dari yang lain
tapi satu yang PASTI ceritanya selalu bagus
Fairuz Nuna
bagus
Umie Irbie
kenapa anselanya penyakitan siiii,.😒😫
Umie Irbie
ngg suka sama sikap sela,. males nya kebangetan,. 😡😡😡😡😡😡 ngg masuk akal malas nya 😒
Umie Irbie
sweeet bngeeeet dialognya 😀
王贝瑞: Mampir juga kak ke My Secret Lover 😄
total 1 replies
Umie Irbie
romeo bodoh,. 😡😡 berarti ini bener2 ngg ada romantisnya donk 😫
Umie Irbie
ngg suka sama sifat malas sela😩😫 ngg suka wanita pemalas,. bisa di rubah ngg yaaaaa jadi mandiri dan punya martabat 🤭
Sweet_Fobia (ᴗ_ ᴗ )
Ngga kecewa sama sekali.
Umie Irbie
awal yg menarik 😀 mudah di fahami ceritanya 👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!