NovelToon NovelToon
Takdir Cinta Sang CEO

Takdir Cinta Sang CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Wanita Karir / Ibu Mertua Kejam / Ibu Tiri
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: relisya

Aruna Nareswari, seorang wanita cantik yang hidup sebatang kara, karena seluruh keluarganya telah meninggal dunia. Ia menikah dengan seorang CEO muda bernama Narendra Mahardika, atau lebih sering dipanggil Naren.
Keduanya bertemu ketika tengah berada di tempat pemakaman umum yang sama. Lalu seiring berjalannya waktu, mereka berdua saling jatuh cinta dan memutuskan untuk menikah.
Mereka berharap jika rumah tangganya akan harmonis tanpa gangguan dari orang lain. Namun semua itu hanyalah angan-angan semata. Pasalnya setiap pernikahan pasti akan ada rintangannya tersendiri, seperti pernikahan mereka yang tidak mendapatkan restu dari ibu tiri Naren yang bernama Maya.

Akankah Aruna mampu bertahan dengan semua sikap dari Maya? Atau ia akhirnya memilih menyerah dan meninggalkan Narendra?

Jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca ya, terima kasih...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon relisya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 5

Narendra tersenyum melihat ke arah Fajar, "Istri saya sudah mengerti bagaimana sikap mama om, jadinya dia nggak akan kaget lagi,"

Fajar yang mendengarnya pun bernapas lega, "Syukurlah kalau dia sudah paham. Om masuk dulu ya,"

"Iya om, selamat menikmati acara kami," ucap Narendra.

Fajar tersenyum, lalu beralih menatap ke arah Aruna, "Kamu yang sabar ya nak,"

"Pasti om, terima kasih." Jawab Aruna yang juga tersenyum.

Fajar kembali tersenyum, lalu dirinya bergegas masuk ke dalam rumah tersebut untuk menyusul sang istri yang sudah pergi terlebih dahulu.

Kini tinggal Aruna dan Narendra yang berdiri di samping pintu masuk, untuk menyapa para tamu undangan yang masih terlihat berdatangan.

.

Beberapa saat kemudian, terlihat sepasang kekasih yang kemungkinan besar teman-teman Narendra sampai di sana. Mereka langsung menghampiri Narendra dan Aruna yang terlihat menatap ke arah mereka.

"Hay Ren." Sapa sepasang kekasih tersebut secara bersamaan ketika sudah berada di depan Narendra dan Aruna.

Seorang wanita cantik, berbadan sedikit tinggi, berkulit putih dan rambut panjang yang ia urai tersebut adalah Neva. Teman sekaligus anak dari Fajar dan Mega.

Sedangkan pria tampan, bertubuh tinggi, berkulit sawo matang di sampingnya itu adalah Guntur kekasihnya. Selain sahabat Narendra, dirinya juga termasuk rekan bisnis Narendra.

Guntur yang merasakan kebahagiaan atas pernikahan dari sang sahabat pun langsung memeluknya dengan erat, "Selamat bro, sorry tadi pagi gue nggak sempat datang,"

"Iya nggak masalah, gue tau kalo lo sibuk," jawab Narendra sembari membalas pelukan dari sang sahabat.

"Selamat ya Na, semoga kalian menjadi keluarga yang bahagia," ucap Neva yang juga sedang memeluk Aruna.

"Terima kasih." Jawab Aruna yang membalas pelukan tersebut.

Aruna dan Neva sudah saling kenal, namun mereka jarang sekali bertemu karena kesibukan masing-masing. Jadi, suasana di antara mereka masih sedikit canggung.

"Oh iya Ren, Danu mana?" lontar Guntur yang tidak melihat sahabat satunya itu.

"Belum datang, biasalah dia selalu jadi yang terakhir sampainya," jawab Narendra yang sudah hafal dengan sahabatnya itu.

"Iya juga sih Ren. Yaudah deh kalo gitu gue sama Neva masuk dulu ya," pamit Guntur seraya menggandeng tangan tunangannya itu.

"Kapan-kapan kita harus sempatin waktu untuk bertemu Na, biar kita bisa akrab," ujar Neva.

"Iya nanti kita atur aja waktunya," jawab Aruna dengan tersenyum manis.

"Yaudah kita masuk dulu ya." Ucap Neva seraya melambaikan tangan kepada sepasang pengantin baru tersebut.

Aruna dan Narendra pun membalas lambaian tangan dari wanita itu dengan tersenyum. Mereka berdua juga tidak mau kalah dengan Neva dan Guntur yang bergandengan, bahkan Narendra merangkul pundak sang istri dengan mesra.

Semakin malam, suasana di dalam rumah tersebut semakin ramai. Bahkan semua tamu undangan sudah berada di dalam ruang tamu, yang sudah dihias sedemikian rupa untuk pesta malam ini.

Namun Sena dan Bima masih berada di luar rumah, untuk menunggu Kania dan Danu yang belum juga sampai.

"Sayang, coba deh kamu hubungi Kania dan tanyain mereka udah sampe mana," pinta Narendra yang sudah mulai hilang kesabaran.

"Ponsel aku ada di kamar Ren, aku nggak bisa hubungi dia," jawab Aruna yang sebenarnya juga sudah lelah menunggu sahabat satunya itu.

Narendra menghembuskan napasnya kasar, "Kita masuk aja kalo gitu, aku capek nungguin mereka datang,"

"Ayo yang, aku juga capek." Jawab Aruna seraya menggandeng tangan sang suami.

Mereka berdua pun akhirnya sama-sama melangkah menuju ke dalam rumah. Namun baru beberapa langkah, terdengar suara dua orang yang sangat mereka kenali.

"Woi tunggu kita!"

Keduanya pun mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam. Mereka berhenti, lalu kembali menoleh ke belakang dengan malas.

Di sana terlihat Kania dan Danu yang sedang berlari menghampiri mereka berdua. Dari wajahnya, sepasang kekasih itu terlihat begitu panik.

"Sorry tadi gue ketiduran," ucap Danu setelah sampai di samping Narendra.

"Sorry Na, kalo kita telat," sambung Kania.

"Alesan aja kalian, ngomong aja kalo kalian berdua lupa," cetus Narendra dengan wajah datarnya.

"Sayang udah. Lebih baik sekarang kita masuk aja, sebentar lagi acaranya mau dimulai," bujuk Aruna agar sang suami tidak marah.

"Kalian berdua masuk aja," ketus Narendra.

"Tadi Guntur sama Neva juga nyariin lo Nu," sambungnya lagi.

"Mereka udah datang?" tanya Danu.

"Hmm... Mereka berdua selalu datang tepat waktu," Narendra mencoba menyindir sahabatnya itu.

Danu yang merasa bersalah pun hanya bisa menggaruk kepalanya yang tidak gatal sembari nyengir, "Sorry Ren, gue tadi beneran ketiduran,"

"Hmm..."

Narendra tidak mau banyak menanggapinya lagi, dia memilih menarik tangan sang istri dan mengajaknya masuk.

Ya begitulah Narendra, sedikit kesal jika ada seseorang yang tidak sampai tepat waktu sesuai dengan yang telah dijanjikan. Padahal Kania dan Danu juga baru telat sekitar lima menit saja, namun wajahnya langsung berubah tidak bersahabat.

"Naren segitunya banget ya yang, padahal kita baru telat sebentar saja," gerutu Kania dengan suara yang sedikit pelan, karena pemuda itu masih bisa terlihat olehnya.

"Udah jangan dibahas lagi, lebih baik sekarang kita masuk dan cari keberadaan Neva sama Guntur," ajak Danu seraya menggandeng tangan sang kekasih.

"Yaudah deh iya." Jawab Kania yang menurut saja.

.

Ketika semua orang sudah berkumpul, acara pesta pernikahan pun langsung dimulai. Awal mulanya Narendra dan Aruna menuju ke atas panggung untuk memberikan beberapa kata sambutan.

Setelah selesai, acara pesta langsung dimulai karena tidak ada acara akad lagi dan yang lainnya.

Untuk ucapan selamat, mereka semua sudah mengatakannya tadi saat bertemu dengan Narendra dan Aruna ketika akan masuk ke dalam rumah.

Para tamu undangan pun menikmati hidangan yang sudah disediakan, dan ada pula yang saling mengobrol membicarakan perusahaan masing-masing.

Acara semakin meriah lagi karena didatangi beberapa artis terkenal di kota tersebut. Masing-masing dari mereka membawakan lagu yang sedang tren pada waktu itu.

Narendra sendiri mengajak Aruna untuk menemui satu persatu tamu undangan. Hanya sedikit mengobrol saja, lalu dirinya berpindah ke tamu yang lain.

Untuk Elena, sejak tadi wanita itu memang tidak terlihat. Mungkin saja dirinya sibuk mengatur jalannya acara ini, sampai tidak sempat untuk keluar dan menyapa para tamu undangan yang datang.

.

Akhirnya setelah beberapa jam acara tersebut sudah selesai juga. Kini Aruna dan Narendra sudah berada di dalam kamarnya, dengan Lily yang ada di pangkuan Aruna.

"Lily sayang, maafin mama ya seharian ini mama nggak ada waktu buat kamu," ucap Aruna sembari mengusap bulu kucingnya itu.

"Meong,"

"Sekarang kamu letakkan Lily di sana ya? Ini waktunya untuk kita, bukan untuk dia." Ujar Narendra yang tidak mau momen romantisnya diganggu.

Di dalam kamarnya memang tidak dihias apapun, tidak ada bunga, lilin dan yang lainnya. Narendra lebih suka yang biasa saja seperti ini, karena jika dihias itu sama saja dengan mengotori kamarnya sendiri.

Aruna menurut, dirinya segera menaruh Lily pada tempat yang sebelumnya sudah disiapkan Narendra. Setelah itu, dia kembali duduk di samping sang suami.

Narendra memegang tangan sang istri dengan lembut, "Sayang, aku masih nggak menyangka kita sudah resmi menjadi suami istri,"

"Iya, sama, sudah banyak momen yang kita lewati, dan sekarang akhirnya kita bisa bersama," jawab Aruna sembari tersenyum ketika mengingat beberapa momen yang telah mereka lewati bersama.

"Sayang, apa kamu lelah?" tanya Narendra dan dijawab gelengan kepala oleh Aruna.

"Kalau gitu, boleh kan aku melakukannya sekarang?" tanya Narendra lagi.

Aruna tersenyum manis, "Boleh banget sayang, aku nggak akan melarangmu,"

"Terima kasih sayang, aku sayang sama kamu," ucap Narendra sebelum memulai aksinya malam ini.

"Aku juga sayang sama kamu Naren." Jawab Aruna dengan lembut.

Malam itu juga Narendra melakukan apa yang harus dilakukan dengan sang istri. Walaupun di luar para tamu masih terlihat menikmati pesta, namun keduanya yang ingin menghabiskan malam bersama berpamitan untuk pergi terlebih dahulu.

"Aku menyayangimu, jangan pernah tinggalkan aku apapun yang terjadi Aruna!"

"Pasti Narendra, aku tidak akan pernah meninggalkanmu."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!