NovelToon NovelToon
DEWI ASIH Dan Delapan Petualang

DEWI ASIH Dan Delapan Petualang

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Mata Batin / Ahli Bela Diri Kuno / Ilmu Kanuragan / Pulau Terpencil
Popularitas:10.4k
Nilai: 5
Nama Author: Siti H

Sebelum membaca novel ini, diharapkan membaca novel BUHUL GHAIB, sebab ini ada hubungan dengan kisah sebelumnya, agar tidak bingung.

kisah Delapan orang bersahabat yang melakukan pertualangan ke sebuah pulau yang terkenal dengan keindahannya, tetapi bencana tiba-tiba memporak-porandakan rencana mereka karena kapal yang mereka tumpangi mengalami kecelekaan, sehingga mereka terdampar disebuah pulau yang berbeda.

Dipulau itu mereka mengalami kejadian demi kejadian yang mengerikan dan membuat mereka harus bertahan hidup dari sebuah rahasia misteri yang sangat mengerikan.

sanggupkah mereka keluar dengan selamat? ikuti kisah selanjutnya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode-28

Emy meronta agar dilepaskan oleh para manusia primitif yang menangkapnya. Ia menendangkan kakinya untuk memberikan perlawanan pada pria bertubuh tinggi dan berkulit gelap itu.

Yudi berhasil melumpuhkan salah satu musuhnya, dan ia membawa tombak itu menuju semak untuk menyelamatkan Emy yang dibawa oleh para kanibal.

Langkahnya tampak tertatih. Waktu yang berjalan membuat bibirnya memucat karena racun bisa itu mulai menyebar.

Pandangannya tampak kabur, namun ia masih mendengar suara Emy yang berteriak melawan dan memaki para kanibal tersebut.

Saat ia ingin melemparkan tombaknya, sebuah pukulan mendarat dipelipisnya, sehingga ia ambruk diatas rerumputan.

Satu sosok besar mengambil tombak yang terlepas dari genggamannya, sedangkan Yudi tak dapat lagi melawan karena imun tubuhnya yang melemah.

Sosok tinggi besar itu menatap ujung tombak dan bersiap akan menghujamkan mata tombak pada Yudi yang tak berdaya.

Akan tetapi, sebuah kibasan ekor binatang melata menghantamnya dengan keras, hingga membuatnya terpotong menjadi dua bagian.

Lalu menghampiri para manusia kanibal yang sedang membawa Emy, dan melakukan penyerangan kepada mereka satu persatu hingga tewas.

Emy menatap ketakutan saat seekor buaya putih berada dihadapannya.

Ia semakin gemetar saat sosok buaya putih itu menghampirinya. "Jangan, jangan makan aku, aku belum nikah," ucapnya dengan gugup.

Buaya itu berbalik arah, lalu dengan sigap ekornya menyambar tubuh Emy dan membuat wanita itu naik kepunggungnya dan belum sempat hilang keterkejutannya, sosok buaya putih itu menghampiri Yudi yang sudah sekarat dengan gerakan yang sangat cepat dan setibanya didepan sang pemuda, makhluk itu menyentuh luka gigitan ular kobra dengan jemari kaki depannya.

Emy tercengang melihat selarik cahaya berwarna jingga memutar dan naik keatas seolah membawa racun itu pergi dari tubuhnya.

Yudi yang tadi sempat sekarat, perlahan membuka matanya dan iya menatap dengan samar sosok buaya putih yang ada dihadapannya.

Ia tersentak kaget, akan tetapi sosok itu beranjak pergi dan meninggalkan mereka dengan gerakan yang sangat cepat.

Emy mengejar sosok tersebut dan menghentikan langkahnya saat tiba disebuah telaga berair jernih dengan pantulan berwarna biru.

Deguban dijantung wanita itu memburu cepat saat melihat sosok buaya putih itu merayap memasuki telaga, akan tetapi yang membuat Emy semakin berdegub karena sosok itu menjelma menjadi sosok wanita cantik yang mana sangat ia kenal.

Sesaat Emy tersentak kaget saat seseorang menyentuh pundaknya dan ia menoleh kearah belakang, lalu terlihat sosok Yudi yang berdiri tegak dengan tubuh yang sudah sangat fit.

"Kamu ngagetin saja!" omel Emy kesal.

Yudi tak menghiraukan omelan rekannya, ia merasa penasaran tentang apa yang sedang diintai oleh wanita itu.

"Kamu mengintip apa?" tanya Yudi penasaran.

"Bu...," ucapannya tercekat, saat melihat sosok itu lagi ada disana. Ia merasa sepetti halusinasi, tetapi sangat nyata.

Wanita itu menggosok kedua matanya dengan jemarinya. Ia ingin memastikan apa yang dilihatnya adalah benar, tetapi tak ada sesuatu disana.

"Entahlah, mungkin halusinasiku saja,"

"Kemana buaya putih itu?" tanya Yudi.

Seketika Emy kembali tercengang. Ia menatap sahabatnya. "Berarti kamu melihat sosok buaya putih itu?" tanya Emy pada rekannya.

"Ya, aku melihatnya,"

"Aku melihatnya menjelma menjadi Asih, tetapi mungkin aku salah lihat," Emy tak meyakini ucapannya.

Yudi mengerutkan keningnya. "Asih?" ia mencoba mengingat wanita cantik yang sudah menolong mereka saat beberapa kali menghadapi masalah.

"Apakah mungkin dia jelmaan buaya?" Yudi mulai mengingat sesuatu. Dimana saat ia bersama Darmadi dan terjebak disebuah danau kecil, ada seekor buaya yang berukuran besar dan ingin menyerangnya, lalu Asih datang tiba-tiba dan menyelamatkannya. Hanya dengan tatapan dalam, sang buaya itu pergi meninggalkan mereka.

"Entahlah. Yang pastinya ia tak membahayakan kita," Emy meyakini firasatnya.

Yudi menganggukkan kepalanya. "Ayi, kita temukan yang lainnya," ajak pemuda itu, lalu memutar tubuhnya untuk pergi.

Ditempat lain, Darmadi dan Indira berlari menyusuri jalanan yang dipenuhi dengan onak dan duri. Mereka bahkan tak menyadari jika kaki mereka

Sesekali mereka melihat kearah belakang untuk memastikan jika tidak ada yang mengejar mereka.

Dari kejauhan tampak sebuah hamparan air laut yang membiru. “Cepatlah, kita hampir sampai,” Darmadi menyemangati rekannya yang sudah tampak lelah.

“Aku lapar, bisakah kita mencari makanan,” keluh sang gadis.

Darmadi menghentikan langkahnya. Ia.mengatur nafasnya yang memburu. Hal serupa dilakukan oleh Indira. 

Pemuda itu mengedarkan pandangannya. Ia melihat sebatang kayu yang tumbuh cukup tinggi dan memiliki dahan yang sangat rindang.

“Kamu bisa memanjat?” tanya pemuda itu.

Indira mengangguk cepat.

“Kamu panjat dahan dipohon itu, aku akan mencari makanan disekitar sini, tetaplah tenang hingga aku kembali,” pesan Darmadi.

Indira menganggukkan kepalanya. Lalu memanjat pohon yang ditunjuk oleh Darmadi.

Setelah memastikan rekannya sudah tiba diatas dahan, pemuda itu menyusuri hutan untuk mencari makanan sekedar pisang atau lainnya.

Setelah jauh berjalan, ia melihat sebuah pohon loa yang tumbuh subur dengan buahnya yang sangat rimbun dan sebagian sudah matang dengan kulitnya yang berwarna merah.

Darmadi bergegas menghampiri pohon tersebut, lalu mengambil buahnya yang matang dalam jumlah yang cukup banyak menggunakan pakaiannya untuk menampung buah tersebut.

Sementara itu, tampak rombongan beberapa pria dengan bersenjata api menyusuri jalanan yang saat ini sedang mencari batu permata milik Asih yang konon katanya dapat membuat seseorang menjadi sakti dan jika dilelang diluar negeri memiliki harga yang cukup fantastis.

Sesaat pria bermata biru itu menghentikan langkahnya. Ia melihat jejak kaki yang ditinggalkan seseorang dan itu baru saja terjadi.

“Stop!” Ia mengangkat satu tangannya dan menghentikan langkah para bodyguardnya.

“Ada orang lain dipulau ini,” ucapnya dengan pandangan mata yang menyapu tiap sudutnya.

Para bodyguard yang berjumlah 6 orang itu mengamati jejak kaki  yang ditunjuk oleh bos mereka. 

Lalu mereka bersikap waspada.

Sementara itu, Darmadi mencoba merapatkan tubuhnya dibatang pohon dan ia tak ingin ketahuan.

“Kalian kesana, coba periksa!” titah pria bermata biru yang tak lain adalah Robert.

Dua orang menuju arah yang diminta oleh bos mereka dan menyusuri hutan untuk menemukan jejak seseorang yang dianggap mencurigakan.

Kalian ikut saya!” ajak pria itu pada ke empat bodyguardnya. Lalu meninggalkan dua orang itu untuk melawan musuh yang dicurigai.

Mereka berjalan menuju kearah yang berbeda dengan dua orang bodyguard lainnya.

Sreeek… sreeeek…

Terdengar suara dedaunan kering yang terpijak oleh sepatu safety milik dua orang pria bersenjata api tersebut.

Deguban dijantung Darmadi semakin menderu. Ia tanpa sengaja menjatuhkan sebiji buah loa yang terlepas dari kimpul dipakaiannya dan bergelinding menuju salah satu kaki para pria bersenjata.

Pemuda yang sedang bersembunyi dibalik pohon itu mencoba mengontrol degub jantungnya, dan ia memperhatikan setiap pergerakan dari lawannya.

“Stop!” salah satu pria berpakaian hitam itu mengangkat tangannya. Ia menatap buah loa yang jatuh tepat didepan kakinya, lalu memungutnya dan memakannya dengan lahap.

“Dia tak jauh dari sini!” pria itu mengedarkan pandangannya dan ia mengarahkan pucuk senjata api miliknya kearah sebuah pohon yang tumbuh besar dan tinggi menjulang.

Doooooor….

Suara tembakan mengudara dan itu didengar oleh Indira. Tak hanya itu, Andin, Mia dan juga Guntur yang kini berada terpisah dengan Darmadi juga mendengarnya.

Indira merasakan dadanya memburu. Ia mengkhawatirkan rekannya yang saat ini sedang mencari makanan.

Ia memantau semua kemungkinan yang terjadi.

Saat bersamaan, ia melihat dari atas lima orang sedang berjalan melintasinya dibawah pohon.

Seketika ia merasakan jika Darmadi menemui kesulitan saat ini.

Kelima pria itu tampak berhenti tepat dibawah pohon ia berlindung. Ia terus berdoa dan berharap jika mereka tak mendongakkan kepalanya ke atas, dan jika sampai itu terjadi, maka ia tak dapat membayangkan hal buruk apa yang akan menimpanya.

“Kita istirahat sejenak, Bos. Lagi pula wanita yang akan kita buru juga masih sangat misteri,” ucap salah seorang diantara mereka.

Seketika pria bermata biru itu menatap tajam. “Diam, Kau! Aku disini yang berhak untuk menentukan kita istirahat atau tidak!” Sergahnya. “Ingat, kalian itu sudah aku bayar cukup mahal, maka harus mengikuti segala ucapanku!” Robert kembali mengingatkan ke empat pria itu.

Ditempat lain. Darmadi hampir saja terkena oleh peluru yang tadinya sangat tipis sekali dengan kulitnya.

Lalu ia mendengar langkah seseorang mendekati pohon tempat ia bersembunyi. Ia mengambil sebuah pisau sangkur yang berada dipinggangnya.

Ketika pria itu sudah berada tepat dibalik pohon, ia menarik kerah pakaian lawannya, lalu menghujamkan pisau sangkur ke leher pria tersebut, dan…,

Braaaak….

Pria itu tersungkur dengan luka parah dilehernya.

1
Susi Akbarini
waahhhh..
kok berhenti ceritanya...
mna lanjutannya????
Siti H: kehabisan ide authornya bun.. sabar ya
total 1 replies
🏖⃟⃞🌺 𝐉𝐑
𝐦𝐚𝐚𝐟 𝐭𝐞𝐥𝐚𝐭 𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐢𝐧𝐢
🏖⃟⃞🌺 𝐉𝐑
𝐚𝐤𝐮 𝐛𝐚𝐫𝐮 𝐨𝐧 𝐥𝐠𝐢.
𝐥𝐢𝐡𝐚𝐭 𝐜𝐨𝐯𝐞𝐫 𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐩𝐚𝐧𝐠𝐤𝐥𝐢𝐧𝐠..
V3
si Asih kmna sich , kok gak nongol-nongol LG ❓❓❓🤔🤔🤔🤔
•§¢•❤️⃟Wᵃf로스미아✰͜͡v᭄ℜ𝔬𝔰ˢ⍣⃟ₛ
iyavlah.. bang guntur kan bisa tau yg ngga kita tau
•§¢•❤️⃟Wᵃf로스미아✰͜͡v᭄ℜ𝔬𝔰ˢ⍣⃟ₛ
was was pasti nya ya. serem ih
•§¢•❤️⃟Wᵃf로스미아✰͜͡v᭄ℜ𝔬𝔰ˢ⍣⃟ₛ
ada apa ya.. kok mencurigakan
•§¢•❤️⃟Wᵃf로스미아✰͜͡v᭄ℜ𝔬𝔰ˢ⍣⃟ₛ
wiih seru pasti nih
V3
smg ja Edy bisa menyelamatkan semua orang-orang itu , terbebas dr orang-orang kanibal dan cepat keluar dr pulau itu
Heri Wibowo
itu pasti bule pernah masuk kampung makanya tahu buah kecubung
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
masa iya orang barat tau kecubung nieeh di tempat q bukan cuma kecubung hijau hitam pun ada ada yg mauuuuu?
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈: udh buat obat mertua q TPI daunya di rebus.. ekekwkkkkk
Ai Emy Ningrum: 🙄🙄 udah dicobain blum tuh kecubung2 nya...💃🏻💃🏻
total 2 replies
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
apa iru loa yahhh
hahaha 4 biji masih di bagi lagi hahahahaa
Tiah Fais
semoga Edy bisa meyelamat kan kedelapan sahabat dan juga Lee dan kawan ny
Susi Akbarini
moga2 edi dapat mengumpulkan lee dan 8 petualang..
dan mereka daoat nyebrang dengan selamat..
❤❤❤
V3
lanjutkan kak 😘😘
Ai Emy Ningrum: siyap /Good/
total 1 replies
V3
si Bule rusuh bgt sich 🤦 mo mengantar kan nyawa nya nih
Tiah Fais
lanjut kak
Ai Emy Ningrum
empat biji mana kenyang ,minimal 4 kilogram atuh makan buah loa nya 🤣🤣🤣🤣 🍈🍈🍈🍈
Ai Emy Ningrum: sodara jauh pokok nya mah,ga keitung lah 😹
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana: masih sodaraan sama leeleelawar kali yaak dia /Slight/
total 16 replies
Heri Wibowo
lanjut
Siti H: 😘😘😘😘😘😘
total 1 replies
Heri Wibowo
perjuangan darmadi CS belumselesai.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!