NovelToon NovelToon
Pernikahan Kedua

Pernikahan Kedua

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Janda / Selingkuh / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Healing
Popularitas:69.3k
Nilai: 5
Nama Author: Annisa sitepu

Pernikahan pertama yang hancur akibat orang ketiga membuat Adel terluka hingga memutuskan menutup hati. Ditambah ia yang belum bisa memberikan keturunan membuat semuanya semakin menyedihkan.

Namun, takdir hanya Tuhan yang tahu. Empat tahun berjibaku dengan bisnis yang ia mulai untuk melupakan kesedihan, Adel malah bertemu anak laki-laki tanpa kasih sayang seorang ibu.

Dari sana, di mulai lah kehidupan Adel, Selatan dan Elang. Bisakah mereka saling mengobati luka atau malah menambah luka pada masing-masing hati. Terungkap juga kisah masa lalu menyedihkan Adel yang hidup di panti asuhan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Annisa sitepu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Panti Asuhan

Karena merasa ada yang mengganjal dan ingin tahu yang besar. Wisnu akhirnya mengunjungi panti asuhan tempat Adel di besarkan. Entah kenapa, ia tidak bisa tenang semenjak makan siang terakhir. Ditambah setelah mendengar kisah Adel, batin Wisnu bergejolak.

"Ada apa perlu apa, Mas?" tanya seorang wanita paruh baya yang Wisnu yakini merupakan pemilik panti asuhan sekaligus ibu Adel.

"Apa saya boleh bertamu, Bu?"

"Tentu, ayo silahkan." Ajak sang ibu masuk ke dalam rumah panti asuhan.

Setelah keduanya duduk, Wisnu melihat ke sekitar sejenak. Tidak ramai, hanya ada beberapa anak panti yang masih kecil. Sekitar usia 5 dan 6 tahun. Tidak seperti kebanyakan rumah panti asuhan yang di penuhi anak-anak kecil maupun dewasa.

"Ada berapa anak panti di dalam rumah ini, Bu?"

"Hanya ada 5 orang, Mas. Sudah dua tahun panti ini tidak kedatangan banyak anak yatim-piatu."

Wisnu mengangguk kan kepalanya pertanda paham. Mungkin karena banyak rumah panti atau memang di daerah tempat tinggal panti tidak banyak orang tua yang menelantarkan anak mereka.

"Apa Mas mau mengadopsi anak?"

"Nggak, Bu. Saya cuman mau tanya sesuatu."

"Oh, silahkan. Kalau saya tahu pasti bakal saya jawab."

"Apa Ibu bisa memberi tahu saya kapan Putri Adelia Azahra datang ke panti asuhan ini?"

Si ibu panti terkejut ketika mendengar pertanyaan Wisnu. Baru kali ini ada orang asing yang bertanya tentang putrinya itu. Jujur, sejak dulu, tidak ada keluarga yang mampu membawa Adel keluar dari panti. Adel memang tidak suka di bawa dan akan selalu menolak.

"Bolehkah saya tahu siapa Anda dan kenapa Anda bertanya tentang Adel?" Kali ini ibu menggunakan bahasa formal.

"Maaf, saya lupa memperkenalkan diri. Nama saya Wisnu Hardana Syahputra, dan kenalan Adel."

Wanita paruh baya tersebut mengangguk paham, namun Wisnu tidak tahu kalau ke pahaman wanita itu mengarah ke hal lain. Misalnya, menganggap Wisnu kekasih Adel.

"Adel datang ke panti saat berusia 5 tahun."

"5 tahun? Apa Ibu tidak salah? Tapi yang ku dengar, dia sudah ada di panti cukup lama, mungkin dari bayi hingga dewasa." Itu yang Wisnu dengar dari Adel. Tidak mungkin Adel memberikan informasi yang salah padanya.

"Dia mengalami amnesia setelah tinggal di sini. Lebih tepatnya, kecelakaan beberapa tahun yang lalu, saat usinya 6 tahun. Setelah kejadian tersebut, dia lupa tentang semuanya dan saya harus membohonginya agar luka sebelum datang ke panti hilang."

"Luka?" Apalagi ini? Wisnu benar-benar terkejut dibuatnya. Sepertinya masa lalu Adel cukup pelik sehingga ia harus mencaritahu sedikit demi sedikit. "Tolong ceritakan apa saja yang sudah terjadi padanya, Bu? Saya hanya ingin memastikan apakah dia orang yang saya cari selama ini."

Kecurigaan Wisnu semakin menjadi-jadi. Ia ingat telah kehilangan adik perempuannya pada usia 7 tahun. Lebih tempatnya, setelah ayah dan ibunya bercerai sedangkan ia di titipkan ke rumah Oma serta Opa nya.

Jika kalian berpikir hidup Wisnu bahagia? Maka jawabannya tidak. Kehadiran orang ketiga serta pernikahan akibat perjodohan membuat kehidupan kecilnya hancur berantakan. Ayahnya yang sudah menikah dengan wanita lain memilih membuangnya sama halnya dengan sang ibu yang melakukan hal serupa.

"Baik." Ibu panti tidak keberatan. Mungkin saja Wisnu memang kerabat dekat Adel dan kisah menyedihkan anak perempuannya yang dibuang akan berakhir bahagia.

"Saat datang ke panti. Adel terlihat sangat murung, dia tidak mengatakan apapun tapi ada satu hal yang ikut bersamanya. Satu surat yang saya pikir berasal dari ibunya."

"Surat? Apakah aku boleh melihatnya?"

"Tentu, tunggu sebentar." Wanita paruh baya tersebut pergi ke kamar mengambil surat yang sengaja ia simpan baik-baik. Tidak berapa lama, wanita itu keluar sambil membawa surat lalu memberikannya pada Wisnu.

"Lalu, apa selanjutnya?" Wisnu menyimpan surat tersebut. Ia berniat membaca di rumah nanti.

"Beberapa kali saya melihat ada bekas luka yang sangat baru. Namun, dia tidak mau menceritakan apapun pada saya. Dan puncaknya, setahun tinggal di panti. Dia mengalami kecelakaan, lalu menderita amnesia parah yang bahkan namanya sendiri pun tidak di ingatnya."

"Jadi, Putri Adelia Azahra nama berikan anda?"

"Ya, dia bahkan tidak mau menggunakan nama aslinya."

"S-Siapa nama aslinya, Bu?" Tiba-tiba saja Wisnu merasa sangat gugup.

"Adriana. Hanya itu, saya tidak tahu nama kepanjangan karena sejak awal dia tidak memberitahu yang lain."

Tubuh Wisnu melemah. Air matanya bahkan mulai terurai. Ibu panti terkejut melihatnya, tidak menduga akan mendapat respon seperti itu dari Wisnu.

"Apa Mas baik-baik saja?"

Tangis Wisnu bahkan lebih terdengar menyedihkan. Ada rasa bersalah, dan juga rindu. Ia semakin yakin kalau Adel adalah Adriana Humaira, adik perempuannya yang sudah lama hilang.

Sungguh, Wisnu tidak pernah menduga kalau pencariannya selama bertahun-tahun akhirnya membuahkan hasil. Adiknya bisa ia temukan tanpa memaksa sang ibu yang kini sudah bahagia dengan keluarga barunya.

"Bolehkah saya melihat foto masa kecil Adel, Bu?"

"Tunggu sebentar, kebetulan setelah kecelakaan. Adel suka mengabadikan masa kecilnya meskipun menggunakan kamera lama." Sekali lagi, ibu panti pergi ke kamar mengambil album khusus milik Adel lalu memberikannya pada Wisnu.

Tidak salah lagi. Adelia adalah Adriana-nya dulu. Akhirnya, kerinduan selama bertahun-tahun bisa segera ia salurkan.

"Kalau boleh saya tahu, Adriana dan Adel siapa anda?" Ada rasa penasaran yang kuat dari wanita paruh baya tersebut.

"Dia adik perempuan ku, Bu. Orang tua kami bercerai dan kami terpisah. Aku sudah lama mencarinya, bertanya pada ibu kandung pun percuma karena dia bersikap seolah-olah aku bukan darah dagingnya." Wisnu tidak keberatan mengakuinya sekarang karena memang pada kenyataannya Adel adalah adik kecilnya.

"Astagfirullah. Kenapa bisa sekejam itu, Nak?" Kini ibu panti bersikap lunak selayaknya seorang ibu. Ia merasa ikut sedih mendengar sekilas kehidupan pria yang sedang duduk di hadapannya.

"Yang ebih mengerikannya lagi, dia tega membuang adik perempuan ku ke panti asuhan, Bu. Padahal, apa salahnya jika dia mengembalikan pada Oma dan Opa kami. Bukan membuangnya."

"Kamu benar, Nak. Bahkan ibu masih tidak percaya ada seorang ibu sekejam itu."

"Kadang kita terlalu fokus pada satu lingkungan sehingga lupa kalau di lingkungan lain ada banyak hal yang tidak terduga."

"Ibu setuju dengan perkataan mu."

"Oh ya, kalau boleh saya tahu. Siapa nama Ibu?"

"Panggil saja saya ibu Fatma."

"Terima kasih karena Bu Fatma mau merawat adik perempuan saya."

"Jangan berterima kasih. Ini sudah menjadi kewajiban seorang ibu merawat anak-anak yang tidak berdosa bahkan jika pun tidak ada ikatan darah di dalamnya."

"Andai semua wanita bisa berpikir seperti Bu Fatma. Mungkin tidak akan ada anak yang terlantar di dunia ini."

"Kita lahir punya kisahnya masing-masing, Nak. Ada yang terlahir dari keluarga harmonis ada pula yang harus kehilangan kebahagiaan dari keluarga itu sendiri. Tapi, percayalah, Tuhan tidak pernah menguji hambanya melebihi apa yang hambanya bisa."

"Terima kasih atas nasehatnya, Bu."

"Sama-sama. Lalu, apa yang akan kamu lakukan setelah ini?"

"Aku akan memberitahu Adel, tapi aku butuh waktu yang pas. Aku minta Ibu merahasiakan ini, aku juga tidak mau orang tua kami tahu tentang hal ini."

"Kenapa?"

"Karena itu tidak penting bagi mereka dan walaupun mereka menyesal. Aku tidak akan membiarkan mereka merebut adik ku kembali."

"Sebenarnya dendam itu tidak baik, apalagi mereka orang tua kalian. Tapi, ibu paham bagaimana perasaan mu terlebih Adelia. Dia sudah banyak menderita, Nak. Bahkan kami pernah makan satu kali sehari karena tidak adanya donatur. Tapi sekarang sudah membaik, bahkan Adel bersedia membiayai semua kebutuhan panti serta sekolah adik-adiknya."

"Dia memang berhati malaikat, tapi sayang aku hanya manusia biasa yang suka memendam rasa sakit, Bu."

"Semua akan baik-baik saja seiring berjalannya waktu. Intinya kamu harus banyak-banyak ikhlas dan belajar."

"Terimakasih, Bu."

1
vi
ceritanya bagus
Herna Wati
wow..kerenn
Herna Wati
rasainlu..karma mulai berjalan
Galuh Setya
thor kapan up lagi
Lembayung Senja
ini kenapa ndak dlanjut lg critanya
Galih Galvin
emang jadi janda itu banyak, godaannya selalu d cap jelek, sama semua orang, padahal semua perempuan tidak ada yang sebenernya,lanjut kakak cerita nya bagus👍👍👍
Elin Lina
Kak othooorrr.., mana nih lanjutannya.. kok nggk up² sh..
Rapika Manurung
ee babi updatlah kontolmu bapak kaulah anjeng kau
Yeni Astriani
kpn up lagi thor seruuuu nich ceritanya
Lembayung Senja
blom up lg kak
Ani
semoga Adel memang masih memiliki keluarga yang utuh..
Mira Rista
mantep siiiip, lanjut semangat
Fitria Syafei
kk kereeen 😘 keren 😘 kereeen 😘
Reni Anjarwani
doubel up thor
Rapika Manurung
ee manusia babi 🐷🐷🐷🐷🐷
Fitria Syafei
semoga mereka bersatu kepada ya KK, Wisnu dan Diva 🤲 KK terimakasih 😘😘
Elin Lina
Yaaahhh..,, giliran up cuman 1 thoooorrr.., double up sh.. 🤣🤣
Reni Anjarwani
doubel up thor
Lembayung Senja
lanjut
Reni Anjarwani
doubel up thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!