Prolog.
Seorang artis populer tiba-tiba saja berpindah ke tubuh seorang perempuan yang gemuk dan selalu hidup dengan penghinaan hingga mengejutkan semua orang dengan perubahannya.
"Kenapa dia tiba-tiba jadi pandai?"
"Kemana perempuan bodoh yang selama ini mereka kenal?"
"Dia jadi cantik? Kalau begini, tuan muda pertama akan jatuh cinta padanya! Padahal akulah yang harusnya dicintai oleh Tuan Muda pertama!"
Gawat, banyak orang merasa terancam.
Tetapi Diana tidak akan berhenti sampai semua orang mendapatkan balasan atas semua perbuatan mereka selama ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. Keromantisan di meja makan
Diana yang sedang bersama ibu mertuanya di ruang tamu, dia membaca majalah yang tersedia di tempat itu.
Setelah beberapa saat fokus pada majalahnya, Reta tiba-tiba saja berkata, "Hah? Yang benar saja?"
Diana menatap ibu mertuanya dengan rasa penasaran, "Ada apa Bu?" Tanya Diana.
"Hah,,, sepertinya besok Ibu akan sangat sibuk. Aktris yang kami persiapkan untuk syuting film besok tiba-tiba mengalami kecelakaan, jadi harus mencari aktris penggantinya. Padahal sangat sulit untuk menemukan aktris yang sesuai dengan karakter perannya," gerutu Reta.
"Memangnya untuk peran apa?" Tanya Diana yang mengetahui bahwa perempuan di hadapannya ini adalah seorang sutradara yang menggarap film-film bioskop.
"Ini hanya pemeran wanita kedua, tapi perannya sangat penting dalam film ini. Dan kami harus melakukan syutingnya minggu ini karena ingin syuting tanpa efek untuk sebuah adegan gerhana matahari," gerutu Reta.
"Lalu ciri-ciri khusus seperti apa yang harus dimiliki oleh pemerannya?" Tanya Diana penasaran.
"Kecantikan pamerannya harus sebanding dengan pameran utamanya, dan terlebih bisa memerankan karakter dengan bagus. Hah,,, Apa gunanya Ibu membahas hal itu denganmu?" Gerutu Reta sambil menghela nafas dengan panjang, perempuan itu memijat keningnya yang terasa berdenyut tak karuan.
"Mungkin aku bisa membantu ibu, aku punya pengalaman akting, jadi kalau nanti sudah terlalu mendesak, Ibu bisa--"
"Kau bisa akting?" Tanya Reta tiba-tiba memunculkan sinar Di matanya menatap Diana.
Diana mengangguk, "Ya, meski mungkin tidak sesuai dengan harapan Ibu, tapi--"
"Tidak masalah!" Sela Reta mendekati Diana dan menatap Diana dengan seksama, "kau cantik, tubuhmu juga bagus, aku yakin kau cocok untuk peran ini. Ibu akan memberikan naskahnya padamu setelah makan malam kita selesai," ucap Reta penuh semangat.
"Baik, Bu," kata Diana sambil menganggukkan kepalanya membuat Reta sangat senang.
Pada saat itu juga, seorang pelayan berlari menghampiri mereka, "Nyonya, Jessi dan keluarganya sudah tiba di depan," ucap Sang pelayan.
"Oh, baiklah," Reta berdiri, "ayo," ucap Reta pada Diana.
"Iya, Bu," kata Diana ikut berdiri hingga Mereka pergi ke depan rumah.
Begitu tiba di depan rumah, dilihatnya satu keluarga yang terdiri dari 3 orang turun dari mobil.
Tapi tak berselang lama, seorang pria muda yang lain ikut turun dari mobil dengan penampilan yang begitu rapi.
Diana mengerutkan keningnya, 'siapa pria itu? Tidak ada ingatan apapun tentangnya,' ucap Diana dalam hati.
"Selamat datang," kata Reta menyambut kedatangan satu keluarga itu.
"Halo Reta," Diva langsung memeluk Reta diikuti oleh anggota keluarga lainnya.
Begitu Diva selesai memeluk Reta, dia menatap Diana dengan kening berkerut, "kau siapa?" Tanya Diva berpura-pura tidak mengenali Diana, Padahal dia sudah menduga identitas perempuan di hadapannya.
Diana baru akan menjawab ketika Reta tiba-tiba menghampirinya dan berkata, "perkenalkan ini Diana, dia calon menantuku. Dan Diana perkenalkan ini keluarga Jessi"
"Apa?" Diva sangat terkejut melihat Reta mengakuinya dengan sangat bangga.
"Hm,, ya," kata Reta mengganggukan kepalanya sambil mendekati Diva dan mendekatkan bibirnya ke telinga perempuan itu, "tolong rahasiakan mengenai istri Putraku," ucap Reta sambil tersenyum penuh harap.
Diva tercengang menatap Reta, "apa?" Tanya Diva masih tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.
"Tolong ya," ucap Reta sebelum melirik semua orang yang ada di sana, "Ayo semuanya, kita masuk," kata Reta.
Diva langsung melirik putrinya, Dia sangat kesal atas apa yang baru saja terjadi dan begitu melihat mimik putrinya, dia juga sudah bisa menduga apa yang ada di pikirkan putrinya.
Tentu saja mereka merasakan hal yang sama.
Sementara sang ayah yang ada di sana, dia berbalik menatap pria yang ia bawa bersama mereka.
Sang pria mengangguk lalu melangkah mantap ke dalam rumah.
Mereka pun langsung pergi ke ruang makan dan mendapati makanan sudah di sajikan di atas meja.
Selain itu, hampir semua makanan disana adalah makanan kesukaan Jessi.
Jessi merasa sangat senang sambil melirik Diana, 'Lihat 'kan? Akulah yang paling diperhatikan oleh Tante Reta, sebentar lagi nasibmu akan berakhir,' ucap Jessi dalam hati.
Setelah semua orang duduk, para pelayan menuangkan anggur di gelas semua orang.
"Ini anggur dari amerika, sudah berusia puluhan tahun, jadi aku yakin semua orang akan menyukainya," ucap Ayah Adrian dengan bangga.
"Berusia puluhan tahun, luar biasa," ucap ayah Jessi sambil mencicipi anggur tersebut.
Semua orang ikut mencicipinya, termasuk Diana.
Satu per satu orang mulai memuji rasa anggur itu, termasuk Jessi yang tak mau kalah angkat suara, "aku pernah mencicipi anggur berusia puluhan tahun, tapi rasanya tidak seenak ini. Om benar-benar pandai memilih anggur," puji Jessi.
"Ha ha ha..." Brama tertawa, "kau sangat pandai memuji, itulah kenapa aku sangat menyukaimu. Ngomong-ngomong siapa pria yang datang bersama kalian?" Tanya Brama penasaran sambil menatap pria berpakaian Rapi di samping Jessi.
Sang pria langsung berdiri, "perkenalkan saya Hengki, sepupu Jessi," ucap Hengki.
"Dia sangat sopan," puji Brama.
"Terima kasih," ucap Hengki.
"Silahkan dinikmati makanannya," ucap Reta saat melihat semua orang jdi sibuk berbincang-bincang dan lupa menikmati makanan di hadapan mereka.
Jessi mulai makan sambil melirik Diana, dia mengerutkan keningnya saat melihat Diana menaruh bawang putih ke piring Adrian.
"Adrian tidak suka bawang putih," ucap Jessi mengejutkan Diana.
"Eh? Kau juga tidak suka bawang putih?" Tanya Diana pada Adrian.
"Tidak apa-apa," kata Adrian mengambil bawang putih yang ditaruh diana di piringnya dan langsung memakannya.
Pria itu juga mengambil bawang putih yang ada di piring Diana, "Diana tida suka bawang putih, jadi dia memindahkannya ke piringku setiap kali kami makan bersama. Jadi aku mulai menyukai bawang putih dari piringnya," Kata Adrian membuat Diana tersenyum menatap Jessi.
Jessi pun sangat kesal, dia mempererat pegangannya pada sendoknya, 'Aku tidak percaya ini,' gerutu Jessi dalam hati.
"Anak muda jaman sekarang jadi aneh karena cinta ya?" Reta angkat suara, "padahal dulu Adrian sangat tidak suka bawang putih. Tapi sekarang hanya menyukai bawang putih dari iring Diana," kata Reta membuat keluarga Jessi sangat kesal.
Ayah Jessi Langsung melirik pria yang bersama mereka, "tapi Diana, aku merasa familiar denganmu. Apa kita pernah bertemu di suatu tempat?" tanya Hengki mengejutkan semua orang, termasuk Diana.